“Oya, kamu yang kemarin datang ke apartemenku bukan?” tanya Ayesha dengan seulas senyum manis. Ashel mengangguk. “Maaf ya, kemarin aku bersikap sedikit kurang menyenangkan. Aku pusing sekali waktu itu, dan ingin segera berbaring untuk menghilangkan rasa pening di kepala.” “Nggak pa-pa.” Ashel sebenarnya ingin bertanya, kenapa gadis itu langsung mengayunkan pintu begitu Ashel menyebut nama Fariz bahkan mengatakan tidak punya waktu untuk iseng. Artinya nama Fariz cukup dikenal oleh gadis itu. Tapi Ashel tidak bisa mengajukan pertanyaan yang rasanya terlalu jauh, mereka baru kenal. Ashel takut Ayesha akan kembali kesal padanya seperti saat bertemu di apartemen. “Eh, Mbak Ayesha. Pagi, Mbak!” sapa Alin dan dijawab dengan senyum manis oleh gadis di hadapan Ashel. Alin duduk di kursi