bc

CRAZY BOSS

book_age18+
9.1K
IKUTI
159.5K
BACA
love after marriage
CEO
boss
heir/heiress
tragedy
comedy
sweet
ambitious
campus
stubborn
like
intro-logo
Uraian

Aku tidak pernah tahu akan dilahirkan dari rahim yang mana, pun tidak pernah meminta dilahirkan dari kalangan mana.

Tolong jangan tuntut aku menjadi seperti yang kau mau, apa lagi sampai kau usik asal- usulku.

Hidupku tidak seberuntung yang lain, dan inilah kisahku...

Baca novelku yang lain juga, silahkan cari judul n****+ berikut :

MARRIED WITH TUAN MUDA

Young Master Secret

THE LOVE OF A PRISONER

chap-preview
Pratinjau gratis
Eps 01. Menggigil
Cahaya Tuhan menjilat-jilat ke bumi. Semburat sinarnya dari langit menerobos awan yang tersibak, membakar kulit. Angin berhembus bercampur butiran debu, membuat udara semakin gerah. Jika disebagian belahan bumi tengah heboh dengan kebakaran hutan, tetapi di sini, di Yogyakarta sedang gempar dengan aksi demonstrasi. Dua jam yang lalu telah pecah keriuhan setelah warga kampung Damai yang terletak di pinggiran kota, dengan dukungan para mahasiswa dan pelajar SMA melakukan unjuk rasa di depan kantor Gubernur. Massa bertaburan memenuhi badan jalan. Teriakan membahana dari speaker memecah telinga. Ada banyak saksi bisu. Puing-puing sampah berserakan. Ban mobil yang dibakar masa meninggalkan asap hitam, mengepul, membubung ke angkasa. Menyengat baunya. Hingga demonstrasi berlalu, suasana masih terasa tegang. Sebuah rumah di ujung gang Melati terkunci rapat. Tak satupun jendela terbuka. Bagai tak berpenghuni. Hanya dentang jarum jam dinding nyaring dengan skema teratur yang terdengar. Kesunyian membuat suaranya terdengar cukup keras, tergantung di dinding ruang tamu yang hanya berukuran tiga kali empat meter. Sebuah vas berukuran besar yang diisi bunga setinggi hampir satu meter menghias sudut ruangan. Meja kecil dan sofa later L berwarna cokelat menambah manis susunan ruangan. Fariq duduk di sofa cokelat. Gelisah. Tubuhnya gemetar ketika mendengar suara sirine mobil polisi. Keringat dingin mengucur deras. Mengaliri pelipis sampai ke dagu, berkumpul hingga menetes. Semakin lama suara mobil semakin jelas menuju ke arahnya. Sebentar kemudian mobil itu berhenti di dekat rumah. Lalu terdengar langkah-langkah sepatu. Wajah Fariq semakin pias. Jantungnya berdentum kuat, menggedor dinding d**a. Bagaimana jika ia ditangkap? Bagaimana jika ia diborgol dan digelandang polisi? Suasana berubah mencekam. Bumi mendadak seperti alien yang hendak menelannya mentah-mentah. Harapannya untuk dapat membuat ibu tersenyum dengan mengenakan pakaian dokter pupus sudah. Cita-cita yang setiap malam mengganjal di pelupuk mata, seakan terlepas dari genggaman tangan. Bak tenggelam di laut luas. Seketika, mengerikan. Mampus. Mampus…!!! Fariq bangkit berdiri. Namun kemudian langkahnya tertahan. Tubuhnya surut ke belakang. Terhenyak menyandar ke dinding. Bingung. Detik berikutnya disusul suara gedebuk. Tubuhnya ambruk. Nafasnya tersengal, keras mengisi kesunyian. Wajah tampan itu kotor, ditempeli debu dan keringat. Seragam abu-abu putih yang membalut tubuhnya lusuh. Kotor. Alea berlari memasuki ruang tamu dan didapatinya Fariq terduduk di sudut ruangan. Wajah lelaki itu semakin memucat. Pakaiannya basah oleh keringat dingin. Tubuhnya menggigil, seperti demam. Darwin menyembul keluar dari kamar, menatap bingung. Kemudian mengamati wajah Fariq dan Alea silih berganti. “Kalian masih disini?” Lelaki keturunan Batak itu tak dapat melepas logatnya. Rahangnya lebar, kulit pipinya kasar. Ada semacam lubang-lubang kecil yang membuat pipinya tak rata. Jika sekilas saja melihatnya, dia akan terlihat sangar. Tapi sebenarnya tak seperti yang dilihat. Salah besar jika menilai orang dari casing-nya saja. Hati Darwin baik, meski sikapnya kasar dan mudah marah, juga keras kepala. Sering berbeda pendapat setiap kali mengurus kegiatan sekolah dengan Fariq, sehingga mereka sering berdebat. Tapi hanya sebentar. Setelah itu mereka akan tertawa kembali. Darwin termasuk salah satu anggota OSIS. “Cepat pergilah!” bisik Darwin. Alea tak menghiraukan lelaki keturunan Batak itu. “Ada apa, Fariq?” Alea mengguncang bahu lelaki berpostur tubuh gagah dan tinggi itu. Jarak wajah mereka hanya sejengkal. Nafas hangat Alea membasuh muka Fariq. Seandainya dalam keadaan normal pasti Fariq akan menikmati suasana itu dengan indahnya. Namun sepatah kata pun tak bisa terucap selain telunjuknya yang menunjuk ke arah pintu. Alea setengah berlari mendekati jendela, menyibakkan sedikit tirainya untuk mengintip. Hanya sebentar menatap keluar. Lalu kembali lagi menghampiri Fariq yang masih terduduk di sudut ruangan. Darwin ikut mengintip ke jendela, penasaran dengan apa yang terjadi di luar. Tampak mobil polisi terparkir manis di depan rumah sebelah.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Nafsu Sang CEO [BAHASA INDONESIA/ON GOING]

read
888.9K
bc

Si dingin suamiku

read
496.8K
bc

Penjara Hati Sang CEO

read
7.1M
bc

See Me!!

read
88.2K
bc

GADIS PELAYAN TUAN MUDA

read
475.4K
bc

Istri Kecil Guru Killer

read
157.8K
bc

Sekretarisku Canduku

read
6.6M

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook