Pulang dari restoran, Ashel menghentikan motor tepat di depan rumah Naifa. Seperti biasa, Ashel dan Naifa cipika-cipiki terlebih dahulu sebelum berpisah. “Hati-hati di jalan.” Naifa berjalan menuju teras. Baru selangkah menginjak teras, Ashel sudah berdiri di depannya. “Loh, kok kamu ikut turun?” “Aku mau jenguk Jonathan. Katamu dia sakit.” “Kurasa dia udah lebih baik.” “Jadi nggak dibolehin jenguk, nih? Udah kadung turun dari motor loh akunya.” “Ya ampun Ashel, bisa-bisanya bilang nggak boleh jenguk. Rumahku kan udah kayak rumahmu juga. Ya udah, kalau memang mau jenguk, ayo masuk!” Naifa berjalan memasuki pintu dan disusul oleh Ashel. Naifa berpapasan dengan Jonathan yang baru saja menyembul ke ruang depan. Jaket hitam menggelayut di sebelah bahu lelaki itu. Lan