POV Darren Aku terpaku di depan pintu kamarnya, ingin mengetuk tapi rasanya kehadiranku tak akan meredakan luka itu. Akulah yang menorehkan luka itu. " Biar papa yang bikinin telur dadarnya ya, Bunda lagi capek " ucapku sambil membawa Kevin ke dapur. Dulu, aku sering melihat aktifitas ibu dan anak itu di dapur. Ia bak chef profesional yang membuatkan menu yang diinginkan Kevin. Aku sering melihat mereka bercanda bersama. Tak pernah sekalipun aku ingin bergabung dengan mereka. Sekarang, seandainya dia mau membantuku memasak di dapur, alangkah indahnya sore ini. " Bukan seperti itu pa, bawangnya nggak diiris, di ulek " protes Kevin saat aku memasukkan bawang yang kuiris dalam telur. " Telurnya di kocok hingga mengembang, di kasih tepung tiga sendok " " Maaf sayang, papa nggak bisa b