Reyhan memantapkan hati, mulai memantul-mantulkan bola jingga itu di lantai. Awalnya, Chandra sempat meremehkan Reyhan karena terlihat jelas dari awal bahwa Reyhan menolak aksi taruhan basket itu. Keadaan berbalik. Saat ini dia justru gugup ketika berhadapan langsung. Pancaran mata Reyhan sangat optimis. Gerak tangan, bahu, dan kakinya harus diakui oleh Chandra bahwa itu bukanlah gerakan seorang awam yang buta akan basket. Jika Reyhan memang lincah bermain basket, lalu apa yang dimaksudkan oleh Arvin memanfaatkan titik lemahnya? Itulah pemikirannya. Chandra cukup kualahan karena drible Reyhan memang tak tertandingi. Sejenak dia berpikir, pantas saja coach-nya itu dari dulu berusaha keras meminta Reyhan bergabung dengan dunia basket, ternyata karena Reyhan memang memiliki keahlian khusus d