Bi Sumi meletakkan beberapa hidangan pagi, dibantu Windy yang sesekali melirik ke arah kamar Reyhan. Sudah jam tujuh dan Reyhan belum muncul juga. "Kenapa, Non?" tanya Bi Sumi. "Itu, Bi, Reyhan demam tinggi semalam. Aku jagain sampai jam 2 malam. Ini nggak tau apa udah sehat atau belum." "Coba disamperin, Non." "Udah coba tadi pagi, tapi pintunya dikunci dari dalam. Dia bilang aku jangan masuk." "Ih, Bibi jadi cemas." Tak lama, suara senandung kecil terdengar beriring langkah kaki dengan ketukan sepatunya. Setelah semalaman menginap di luar selama sat-nite, Luna kembali dengan wajah ceria. "Pagi, Kak!" sapa Luna. Windy mendelik kesal. Tak menyahut. Luna pun tak peduli dan menarik kursi untuk duduk dan menikmati sarapan. "Kamu dari mana aja? Kenapa nggak ngabarin kalau kamu nginap