37. Yearning

1405 Kata

Krik! Windy sedikit terusik karena suara decit kasur. Dia tertidur sambil meletakkan kepalanya di sisi kasur Reyhan. Badannya sampai pegal karena tidur dengan posisi tak nyaman. "Rey." Windy terus memanggil pemuda itu. Entah tertidur atau pingsan pun dia tak tahu. Jam sudah menunjukkan pukul 2. Windy menghapus air matanya yang menetes. Entah kenapa Tante Raya tak bisa dihubungi. Padahal jika tahu, dia pasti sangat khawatir karena putra yang dimanjakan ini sedang sakit. Windy mengambil kompres dari dahi Reyhan. Suhunya hanya turun sedikit saja. "Aku ngantuk banget. Kalau aku tinggal ke kamar, nanti ada apa-apa, gimana?" Gadis itu melirik ke atas nakas. Mungkin saking lemas dan tingginya suhu tubuh pemuda itu, dia tak sadar hanya untuk mengisi perutnya. "Dia nggak makan malam. Gimana m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN