Dua hari berlalu, luka di perut Allura sudah mengering. Pagi ini Allura pergi ke paviliun Perdana Menteri untuk meminta semua hak nya kembali. "Aku ingin bertemu dengan Perdana Menteri." Allura bicara pada penjaga pribadi ayahnya yang berjaga di depan pintu ruang kerja sang ayah. "Saya akan menyampaikannya pada Perdana Menteri." Pelayan pria itu masuk ke daam ruang kerja Perdana Menteri, kemudian keluar lagi dan mempersilahkan Allura untuk masuk. "Apa yang ingin kau katakan?" Perdana Menteri bertanya acuh tak acuh. Di matanya Allura memang tidak pernah terlihat. "Aku menginginkan semua surat berharga yang ibuku tinggalkan untukku." Perdana Menteri yang tadinya tidak begitu mempedulikan Allura kini berhenti bekerja dan menatap Allura tajam. "Untuk apa kau meminta itu semua?"