Bab 3. Pria dingin berhati iblis

1249 Kata
Satu minggu setelah kepergian Mike, Yasmin benar-benar bisa istirahat total. Yasmin bahkan berharap jika Mike tidak akan kembali, walau itu tak mungkin. Gadis malang itu hanya bisa berharap jika nanti Mike kembali dengan sikap yang berbeda. Tok! Tok! Tok! Suara ketukan pintu terdengar dari luar. Yasmin yang baru selesai mandi pun langsung membukanya. "Bibi ... silahkan masuk, Bi." "Apa saya ganggu?" Jumi langsung masuk ke kamar Yasmin. "Tidak Bibi, aku baru selesai mandi." Yasmin melirik pada tentengan yang di bawa Jumi. "Nona, malam ini Tuan Mike akan pulang. Beliau ingin Anda memakai ini saat beliau pulang nanti." Jumi menyerahkan paper bag itu pada Yasmin. Gadis malang itu sedikit bingung karena suaminya tiba-tiba baik dengan memberikannya sesuatu. Namun, Yasmin yakin jika pemberian itu bukan tanpa pamrih. Mengingat bagaimana sifat Mike yang bagai iblis. "Ada apa, Nona?" tanya Jumi yang heran karena Yasmin hanya menatap tentengan paper bag itu. Yasmin tersadar dari lamunannya. "Eh tidak Bibi." Yasmin tidak mungkin mengatakan jika dirinya sebenarnya takut kalau-kalau Mike menyentuhnya lagi. Toh Yasmin istri Mike. Walau hanya sebagai istri pelampisan atas jaminan hutang sang ayah. Jumi bukan tidak tahu akan raut wajah takut Yasmin. Hanya saja Jumi ingin tahu sampai di mana Yasmin bisa bertahan dengan perlakuan Mike yang terkadang tak punya hati. Wanita paruh baya itu berharap banyak pada Yasmin untuk tetap bertahan. ''Ya sudah Nona, saya mau masak dulu untuk Tuan.'' Jum beranjak dari duduknya keluar dari kamar Yasmin. Yasmin mengangguk dan menatap kepergian Jumi keluar dari kamarnya. Yasmin meraih paper bag yang diberikan Jumi tadi. Yasmin sedikit tersentak melihat isi dari paper bag itu. ''Astaghfirullah, apaan ini?" Yasmin menatap geli kain tipis itu. "Apa ini selera orang dewasa ya?'' Yasmin terkejut karena ternyata isi dari paper bag itu adalah sebuah gaun yang kurang bahan. Bahkan Yasmin belum pernah melihatnya sama sekali dan ini adalah pertama kalinya bagi Yasmin melihat baju yang belum selesai itu. Pikiran Yasmin kini terfokus pada saat bagaimana Mike menjamahnya dengan cepat dan kasar. Bayangan itu membuat Yasmin merinding. Jika seorang istri akan sangat senang dan bahagia ketika suaminya akan pulang, berbeda dengan Yasmin yang justru malah takut. ''Ya Allah ... kuatkan aku ya Allah. Dia memang suamiku, tapi, bisakah dia bersikap lebih manis? Agar aku tidak takut, gitu.'' Yasmin menarik napasnya panjang lalu menghembuskannya dengan dalam. *** Malam tiba. Yasmin mencoba memakai gaun kurang bahan itu dengan sangat tak nyaman. ''Apa ini sungguhan baju? Ah, aku gak mungkin memakai ini, ya Allah.'' Yasmin mengusap wajahnya dengan sangat bingung. "Ini terlalu seksi." Yasmin tak merasa nyaman dengan baju itu. Jadi, Yasmin membukanya kembali. Akan tetapi, Yasmin teringat bagaimana Mike ketika marah, Yasmin malah takut jika Mike marah karena tak menuruti keinginannya. "Ya udah deh aku coba pake," ucapnya sambil berjalan menuju cermin dan kembali memakai baju kurang bahan itu. "Aduuh, pake nggak ya ...." Yasmin menatap tubuhnya di cermin dengan sangat tak nyaman. Karena terlalu fokus pada kegugupannya, Yasmin tak sadar jika Mike saat ini tengah menatap tubuhnya di cermin. "Astaghfirullaaah, Bang Mike udah pulang?" batin Yasmin dengan memejamkan matanya, lalu tangan Yasmin pun menarik bajunya ke bawah lutut. "Ih, kenapa enggak bisa ke bawah sih ini baju?" Mike mendekati Yasmin perlahan tapi pasti. Dengan mata terus menatap Yasmin tajam tak teralihkan. Entah apa yang ada dalam di pikiran Mike saat ini, yang jelas tatapannya selalu membuat Sarah takut. "Jika Anda tidak bisa mencintainya, maka Anda harus menghargainya sebagai seorang istri. Bukankah pernikahan itu Anda sendiri yang menginginkan? Jika Anda terus menyakitinya, maka saya tidak akan tinggal diam." Ucapan itu masih terngiang dalam benak Mike. Mike memejam kan mata untuk menetralkan amarah dan rasa bencinya pada wanita. Perlahan Mike kembali membuka matanya dan kembali menatap Yasmin yang semakin menunduk takut. "Kalau tak nyaman kenapa memakai baju itu?" ucap pria kejam itu dengan lembut. "Ganti baju biasa saja kalau memang kamu tidak nyaman, Yasmin! Aku mandi dulu." Melihat sikap Mike agak berbeda, Yasmin mencegatnya dan mengecup tangan Mike dengan ta'dhim. "Abang sudah pulang?" Mike hanya terdiam berlalu ke kamar mandi. Tanpa ingin mengatakan sepatah katapun pada Yasmin. Namun, walau tak mengatakan apapun, Yasmin bersyukur karena Mike tidak marah padanya. "Alhamdulillaah ya Allah," gumam Yasmin mengusap dadanya begitu lega. Tak lama Mike keluar lagi dari kamar mandi. ''Yasmin,'' panggilnya. Yasmin kembali terkejut takut karena kini Mike sudah bertelanjang d**a. Yasmin mencoba menghindari tatapan matanya dari tubuh Mike yang tidak Yasmin pungkiri jika tubuh Mike begitu indah dan gagah. Walaupun usia pria itu sudah di atas kepala tiga. Yasmin memalingkan wajahnya dari tatapan menyesatkan itu. Mike yang sadar dengan sikap sang istri pun langsung mendekatinya. Perlahan tapi pasti. Yasmin mundur antara takut dan malu. Namun, Mike pun semakin mendekat membuat Yasmin tak mungkin bisa menghindar lagi karena tubuhnya sudah mengenai tembok. Mike pun menatap dan mendekatkan wajahnya pada wajah Yasmin. ''Kamu mau ke mana, hem?'' tanyanya dengan mengangkat dagu Yasmin yang menunduk ketakutan. Yasmin pun menatap wajah suaminya antara takut dan malu. Baru kali ini Yasmin melihat wajah suaminya begitu dekat dan memang tampan. Dengan cepat Yasmin menunduk kembali dan menepis kekagumannya pada pria jahat itu. ''Yasmin ....'' Mike menatap wajah dan mata Yasmin, lalu mengusap pipinya dengan lembut. ''Aku menginginkanmu,'' bisiknya dengan langsung menyambar bibir Yasmin. Mata Yasmin terpejam dengan reflek. Apalagi kali ini Mike memperlakukan Yasmin begitu lembut. Entah apa yang terjadi pada Mike sebenarnya, yang jelas saat ini Mike berubah 180 derajat. Yasmin hanya bisa pasrah dan mengikuti apa yang di lakukan suaminya. Apalagi kali ini Mike sangat berbeda. Begitu lembut dan menuntun Yasmin, tentu saja Yasmin terbuai. ''Yasmin ... aku minta maaf atas perlakuanku kemarin,'' ucap pria dewasa sungguh-sungguh. ''Aku merindukanmu selama aku pergi." Entah harus senang atau tidak. Harus percaya atau tidak, Yasmin pada ucapan Mike yang benar-benar berubah. Yasmin hanya berharap jika itu bukan mimpi. Mike kembali melanjutkan aktifitasnya. ''Apa kamu pun merindukanku?'' Yasmin tak langsung menyahuti pertanyaan Mike. Gadis itu terkesima dengan perubahan sikap suaminya. Yasmin bahkan begitu terbuai dengan ucapan lembut pria dewasa itu. "Aku menginginkanmu, Yasmin. Apa kamu bersedia?" Yasmin menatap wajah tampan Mike dengan mata yang mulai sayu. "Jika Abang menginginkanku, aku bisa apa?'' ucap Yasmin sambil menunduk malu. Mike tersenyum lebar mendengar sahutan Yasmin. "Apa kau takut padaku, Yasmin?'' Yasmin mengangkat kembali wajahnya menatap wajah Mike yang tidak seseram hari itu. ''Jika Abang terus bersikap begini, mungkin tidak, Bang." Mike lagi-lagi tersenyum senang. ''Maaf, jika kemaren aku terlalu kasar padamu,'' ucapnya dengan jempol yang terus mengusap bibir Yasmin. ''Iya, Bang." Yasmin pun tersenyum bahagia mendengar permintaan maaf dari Mike. Akhirnya pergulatan panas itu kembali terjadi diantara Mike dan Yasmin. Kali ini, Mike menjamah Yasmin dengan sangat lembut. Mike memperlakukan Yasmin seperti sebagaimana mestinya suami memperlakukan sang istri. Yasmin sungguh dibuat melayang oleh sentuhan Yasmin, sampai Yasmin begitu malu karena berkali-kali mengeluarkan suara indah memabukkan karena terlalu terlena. **** "Abang, mau sarapan apa?" sapa Yasmin dengan binar bahagia saat sang suami baru menuruni anak tangga. Mike menoleh dan menatap Yasmin dengan sorot tak suka seperti biasanya. Sorot lembut dan baik seperti semalam, tak terlihat lagi. Mike telah kembali pada Mike yang tak menginginkan Yasmin. Padahal semalam Mike begitu memuja kecantikan dan tubuh Yasmin. "Aku tidak selera makan." Mike beranjak pergi meninggalkan Yasmin. Tentu saja Yasmin begitu terkejut dengan perubahan sikap Mike lagi. "Tapi, Bang. Ab--" Brak!! Yasmin memejamkan matanya mendengar gebrakan pintu yang dilakukan oleh Mike. "Dia kenapa lagi sih?" Yasmin sudah sangat bahagia karena Mike begitu baik dan lembut memperlakukannya. Lalu, apa sekarang? Pria dewasa itu kembali menjadi iblis tak berperasaan. Bayangan perlakuan manis dari Mike pada Yasmin semalam, sirna begitu saja karena perubahan sikapnya yang kembali dingin tak tersentuh.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN