Part 47 - Ketiban Tangga

1878 Kata

    Mobil yang ditumpangi Rana terus saja melaju dengan sangat kencang. Bahkan terakhir menerobos rambu-rambu lalu lintas. Rana tak berani bertanya apa pun. Dia hanya merasa sangat ketakutan. Rana tak tahu kemana mobil ini akan berhenti. Digenggamnya kedua tangan itu dengan sangat erat. Rana duduk di kursi paling pojok. Matanya mengarah ke luar jendela mobil. Rana tak mengenali jalan yang sedang dilaluinya. Rana bergeming dalam semburat kegelisahan. Dia merasa menyesal melakukan hal sebodoh ini. tapi tak ada pilihan lain, ini adalah sebagian kecil dari usahanya agar mendapatkan mantra.     Dua laki-laki bertubuh kekar itu sedikit demi sedikit seolah telah berbicara dengan isyarat yang tak dimengerti bagi Rana. Sedangkan Rana benar-benar tak bisa berkutik. Mobil itu semakin jauh meninggalk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN