Aku sangat bahagia. Beneran deh, aku gak pernah bayangin kalau Mas Natan bakal suka sama aku sampai nembak kayak gitu. Asli, aku benar-benar sangat bahagia. “Ehem…, ehem....” Terdengar dehaman dari arah pintu kamarku. Dengan segera aku menoleh ke sosok cowok yang sedang memandangku sebal. Mas Tian. “Apa?” tanyaku bingung. “Kata Winda kamu jadian sama Natan?” Dan mengingat gimana Mas Natan bilang cinta ke aku malah membuatku senyam senyum sendiri. Tapi setelah melihat tampang Mas Tian yang jutek kayak gitu malah membuat senyumku pudar. “Iya mas, kenapa?” tanyaku hati-hati. “Mas gak suka kamu jadian sama Natan,” jawabnya tegas. “Kina juga gak suka kalau Mas Tian jadian sama Mbak Winda,” ucapku sebal sendiri. “Itu beda Kin. Mas kan ud—” “Sama, mas!” potongku. “Kina tau kok mas Na