Siang ini aku hanya guling-guling di kasur tanpa bisa tidur atau ngapain. Setelah pulang kuliah, aku langsung balik rumah dan mengurung diri di kamar. Sebenarnya aku kangen sama Mas Natan. Aku ingin bertemu dengannya. Tapi masak aku tiba-tiba muncul di rumahnya tanpa diundang. Nanti, dikira Jalangkung aku. Belum lagi Mas Tian yang masih ngotot gak bolehin main ke sana. Mas Tian emang nyebelin. Heran, deh. Kakak siapa, sih? Aku membuka layar ponselku. Sejak pagi, Mas Natan tidak ada meneleponku atau mengirimiku pesan. Memang sih, aku bukan siapa-siapanya. Tapi masak ngarep gak boleh? Aku membaca kembali balasan pesan-pesannya kemarin. Hal ini membuat senyum kecil terbit di bibirku. Andai aku berani mengiriminya pesan duluan. Aku malu dan gak percaya diri untuk menghubunginya dulu. “Mas