Natan udah siuman. Siang ini mas Radit mengirimiku pesan singkat yang mengatakan bahwa Mas Natan sudah siuman. Kontan aku yang sedang berada di tengah krumunan orang-orang yang edang berebut barang-barang diskonan langsung tertawa bahagia yang diikuti tangisan rasa syukur akan kondisi Mas Natan sekarang. “lhah Kin, kenapa ketawa sambil nangis?” tanya mbak Winda bingung. Ya, hari ini Mbak Winda menyeretku paksa untuk pergi ke salah satu mal yang selalu dipenuhi ratusan pengunjung. Niatnya dia sih, buat menghiburku yang bekangan kelihatan sedih banget karena Mas Natan. Tapi kurasa alasan sebenarnya dia mengajakku ke sini adalah untuk nemenin dia berburu diskon. Dasar Mbak Winda penuh modus. “Mas Natan udah siuman,” ucapku sambil tersenyum lega kepadanya. “Mas Natan?” tanyanya bingung.