Belum sempat Arash membuka suara, pintu ruangannya sudah terbuka. “Astaga, Tuhan!!” Deg! Arash dan Eshal langsung menoleh ke arah pintu. Mereka melihat seorang pria masuk ke dalam ruangan sembari menutup wajahnya. Yah, pria itu menutup wajahnya dan sedikit membungkukkan tubuhnya seakan menyesali kejadian yang tengah ia lihat sekarang. “Astaga, astaga, astaga! Apa yang aku lihat?!” Dia terus menutup wajahnya, dan memutar tubuhnya, membuat perasaan bersalahnya menjadi besar. “Oh sial! Mataku telah ternodai! Mataku tidak suci lagi, Tuhan!” gumamnya, dan ia masih terus bergumam. “Kenapa ini terjadi padaku!” gumamnya terus menerus sambil menutup matanya dan memutar tubuhnya seraya masih menyesali apa yang telah ia lihat saat ini. Hanya sel
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari