Kadang-kadang Kita Perlu Menangis

1000 Kata

“Wah, aku lelah sekali,” ujar Ellin begitu mereka selesai menikmati pesona yang dimiliki Candi Boko. “Seharusnya kita datang ke sini sembari berburu sunset,” ujar Ari yang meletakkan tangan di atas kepala. Terik matahari yang menyengat membuat keduanya meninggalkan Candi Boko dengan keringat yang mengucur. Ellin tampak mengibaskan kedua tangan karena cuaca yang panas. Ia melirik jam tangan yang menunjukkan pukul satu siang. Botol air mineral kecil yang ia dapatkan pada saat memasuki situs Candi Boko tidak akan cukup menghapus rasa haus. Ia menyesal tidak membawa kipas atau payung selama berkeliling di situs peninggalan masa lampau itu. “Memangnya sunset di situs ini bagus?” tanya Ellin. Ari mengangguk. “Aku pernah melakukan pemotretan prewed saat senja di sini. Hasilnya sangat bagus.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN