Rama dan Sinta

896 Kata

Ari bersikap biasa saja, seolah percakapan mereka tentang anak tidak pernah terjadi. Hal yang bisa membuat Ellin frustasi, tapi ia jelas tidak bisa menunjukkan rasa kesal begitu kentara. Pasalnya, ia berada di rumah sang ibu di kawasan Sleman. Sepagi ini, Ari hanya memintanya untuk bersiap-siap. “Memangnya kita mau ke mana?” tanya Ellin yang memakai blus warna putih dipadukan dengan celana jeans 7/8. “Mau ke Prambanan. Kamu suka arsitektur bersejarah.” “Ah, masa?” Ellin menggaruk pelipis yang tidak gatal, sedangkan Ari mengacak rambut sang istri lembut. “Kita ambil Paket Pruputan. Pemandangan Candi Prambanan pada pagi hari lebih elok.” “Lebih sepi juga, ‘kan?” Ari tersenyum ringan, sedangkan Ellin menggelengkan kepala. “Dasar Mister Introvert yang suka suasana sepi.” “Bukan begit

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN