Sepatu untuk Putri Salju

893 Kata

Gudeg kering yang sudah dikukus menjadi menu sarapan di meja pagi itu. Dua gelas teh hangat masih tampak mengepulkan asap. Baik Ari dan Ellin berkutat dengan pikiran masing-masing, hanya denting garpu dan sendok yang terdengar sesekali. Klik! Ari mengecek ponsel yang berbunyi, lalu mengetikkan balasan lebih cepat. Mendadak tangan kanan Ellin menarik ponsel terlepas dari tangan kiri Ari. Menatap bingung pada sang istri yang memberi pandangan sinis, Ari hanya tersenyum kecut. “Aku akan membuat peraturan baru di rumah ini.” “Tidak ada ponsel selama jam makan,” sahut Ari lebih cepat sebelum Ellin menyelesaikan ucapan. “Nah, ayo selesaikan sarapan kita tanpa gangguan!” Ellin tergoda untuk mengecek siapa yang mengirim pesan, tapi kode lirikan mata Ari seolah mengingatkan ucapannya barus

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN