“Masuk. Apa lagi yang kau tunggu? Bukankah kau sudah melihat uang yang kau inginkan?” Suara dingin milik pria muda itu membuat Andara meragu sejenak.
Hingga terngiang olehnya suara tua menjijikkan berkata. “Aku beri kau waktu satu bulan untuk mendapatkan uang pengobatan ibumu. Jika tidak kau lunasi, bersiap kau harus menyerahkan diri padaku dan menjadi istri ke lima belas…”
Seketika Andara bergidik merinding, setelah menelan ludahnya dia memasuki kamar hotel dengan tas di tangannya. Langkah kaki kecilnya memasuki kamar mewah hotel berbintang dengan lutut bergetar.
Matanya menyorot ke arah meja yang terdapat alkohol di atasnya, dengan cepat dia menegak alkohol itu tanpa basa-basi. Maklum saja, ini adalah pertama kali dirinya menjual diri kepada seorang pria. Sungguh semua ini tidak ingin dia lakukan, tapi jalan yang di lewati terbentur. Dan dia tidak ingin menjadi istri ke lima belas lintah darat tua bangka di kampungnya.
“Apa yang kau inginkan, Tuan…” dia melangkah mendekat kearah pria yang duduk di atas ranjang sembari menikmati sebatang rokok yang terselip di sela bibir tipisnya.
Meski sedikit bingung, dia mencoba menyodorkan tubvhnya pada pria muda yang tertawa menggelegar hingga memenuhi ruangan.
“Ternyata kau cukup profesional. Aku pikir kau cupu, ternyata kau suhu…” gumam pria itu merasa puas, lalu mematikan rokok dan segera meraih pinggang ramping miilk gadis cantik yang mirip dengan kekasih yang telah menghianatinya. Seketika pria itu mendekap dan mendaratkan ciuman liar ke bibir merah itu.
“Akh!” Keluhnya karena pria muda ini begitu brutal menyentuhnya. Setelah mendengar lenguhan itu, seketika pria muda itu bangkit dan menatap ke arah sang wanita yang telah terlentang di atas ranjang. Dia tersenyum sinis. “Seperti inilah wajah penghianat itu….” Gumamnya lalu dengan cepat tangannya mengayun hingga mendarat ke pipi mulus milik Andara Shania maheswari.
PLAK!!
Sebuah tamparan keras membuat Andara meringis, seketika bulir bening membasahi pipinya. Tapi, dia besarkan hati, demi menghindari untuk menikah dengan lintah darat dalam dua hari lagi dari waktu yang di janjikan.
Bukan tak berusaha, Andara telah mendatangi semua keluarga besar orang tuanya, bahkan kepala desa di kampungnya juga telah dia datangi untuk membantu membayar hutang kepada sang rentenir. Karena tak memilik jaminan, maka semua orang menolak. Rumah yang kini di tempati ibunya juga telah di jual dan mereka mengontrak di rumah itu. Semua sudah habis untuk biaya pengobatan sang ayah. Setelah sang ayah meninggal, justru ibunya jatuh sakit. Semua musibah datang bertubi-tubi. Hingga membuatnya nekat melakukan seperti yang tengah dia lakukan malam ini.
“Kau menangis, hah?! Setelah kau meninggalkan ku dan pergi dengan pria lain, kau menangis?! Dasar wanita j*****m!!” Teriak pria itu lagi dengan kembali mendaratkan tamparan di wajah gadis yang memang sekilas mirip dengan kekasihnya. Terlebih pakaian yang di kenakan gadis ini.
“Ma-maaf, Tuan…” isaknya lagi.
Merasa kesal karena permintaan maaf sang wanita yang telah dia bayar dengan mahal, pria muda itu menarik pakaiannya, hingga robek. Matanya menjadi jalang ketika bukit kembar telah terlihat.
“Kau mau mencoba menutupi keindahan tvbuhmu dariku? Dan mengobralnya dengan pria lain, hah?! Aku bukan tidak tahu, kau telah tidur bersama Lucas! Kau menghianatiku!!” Teriak pria itu dengan suara khas pria mabuk.
“Tuan…sepertinya Tuan sedang mabuk berat. Aku tidak pernah menghianati Tuan. Dan kita baru bertemu malam ini…” jelasnya mencoba menyadarkan klien perdana nya.
“Kau menuduhku mabuk? Dasar wanita jalang! Beraninya kau bermain-main denganku!” Geramnya lagi lalu dengan kasar dia membuka kemeja yang dia kenakan. “Kau pikir, hanya Lucas yang berhak tidur denganmu, wanita sialan?!” Geram pria muda itu semakin berambisi melihat wanita itu tersiksa dengan baluran air mata.
“Menangislah, selagi kau bisa. Dan katakan pada Lucas besok pagi di sekolah. Kau telah aku nikmati!” Gelak tawa pria muda dengan wajah bak malaikat itu membuat Andara merinding. Ingin rasanya dia kabur malam ini juga. Tapi, dia tak lagi memiliki waktu untuk mendapatkan kesempatan sekali lagi bertemu orang yang mau membayarnya mahal hanya untuk tidur dengannya. Seperti yang dia dengar dari beberapa teman nya, mereka mengatakan untuk sekelas mahasiswi harga yang di patok p****************g adalah satu sampe dua puluh juta paling mahal, tergantung seberapa cantik dan terkenal wanita itu, itupun kebanyakan klien mereka adalah pria-pria paruh baya dengan perut buncit. Sehinga malam ini dia merasa beruntung bertemu dengan klien yang masih muda dengan uang berlimpah. Meskipun dirinya sedikit tersiksa.
‘Tahan, Andara Shania Maheswari, tahan…ini tidak akan lama. Kau hanya perlu babak belur sebentar malam ini, lalu kau akan lepas dari belenggu lintah darat yang juga suka main kasar terhadap istri-istrinya. Jangan menangis dan membuat tuan muda ini murka padamu. Kuatkan hatimu dan buat dia senang layaknya seorang p*****r yang sedang menjamu klien dengan profesional.’
“Tuan…tidakkah kau ingin kita mandi dulu, agar lebih relax dan segar. Malam ini cukup panjang untuk kita nikmati bersama…” bisik Andara lagi sembari menelan ludahnya.
Dan ajaibnya pria itu menhentikan aksinya ketika mendengar suara lembut nan menggoda milik Andara. Pria muda itu menatap Andara sejenak.
“Tuan…daripada kau membayangkan wanita yang telah menghancurkan hidupmu, lebih baik lupakan dia, dan kita nikmati malam panjang kita bersama dengan penuh gairah. Bagaimana?” Bisik Andara lagi mengusap air matanya dan senyum merekah tersaji dari bibir merah merona miliknya.
“Apa maksudmu? Kau mau mencoba mempengaruhiku? Agar tak menyakitimu, begitu?!” Pria muda itu tertawa terkekeh membuat Andara kembali menelan ludahnya.
‘Kalau dengan memukul saya, tuanku merasa senang dan puas. Tidak masalah…tapi satu hal harus tuan ketahui adalah, Tuan saat ini sedang bermalam dengan Shani. Kita buka lembaran baru malam ini bersama Shani. Saya berjanji akan membuat Tuanku terhipnotis dengan permainan Shani malam ini. Tuanku tidak perlu membawa-bawa masa lalu Tuanku, karena hanya akan menjadi racun dan membuat tuanku tidak nyaman dalam melakukan aktivitas…” senyum sensual kembali terhias di wajah cantik milik Andara Shania Maheswari.
“Kau ingin membuatku terhipnotis denganmu malam ini? Kau pikir kau sehebat itu?! Tidak ada satu wanita pun yang mampu mengalahkan kehebatan Rissa. Siapa kau berani meng-klaim kalau kau akan membuatku terhanyut padamu dan melupakan Rissa?” Pria muda itu mencengkeram pipi Dara, hingga Dara meringis kesakitan.
Tapi tekadnya sudah bulat, dia tak mau putus asa dan mundur dengan jalan yang sudah terlanjur dia ambil. Dia akan meneruskan malam ini apapun ceritanya, semua demi kemerdekaan diriya dari pernikahan laknat antara dirinya dan lintah darat tua bangka itu.
“Kita tidak akan pernah tahu, sebelum kita benar-benar mencobanya, Tuanku…” seulas senyum mencoba Dara sajikan walaupun sebenarnya itu lebih mirip seringai di banding senyum. “Bagaimana?”’ Bisiknya lagi.