Shania menundukkan kepalanya dan melempar senyum manis ke arah pria yang berada di dalam mobil mewah. “Dokter Hanan?” “Hmm…kebetulan lewat, dan kaya kenal sama kamu, makanya aku coba klakson, dan ternyata bener, itu kamu…” ucap pria tampan itu. “Yuk naik…” “Gak usah, Dok. Deket kok…saya naik angkot aja…” jawab Shania dengan tebaran senyum di wajah. Entah mengapa dia merasa senang bertemu dengan dokter yang pernah sangat baik padanya dan sang ibu. Dokter yang berhati ramah meskipun dengan kaum jelata sepertinya. Dokter yang tidak membeda-bedakan anatra pelayanan si kaya dan si miskin, dimana dia sering mendapati tidak sedikit oknum dokter, ketika melihat penampilan ibunya langsung masam wajahnya. “Sudah, ayo naik…apa harus saya yang paksain kamu?” Ancam sang dokter sembari memperbaiki ka