Chapter 5

1881 Kata

"Non Aya mau makan?" Warti menghampiri Kanaya yang tengah berbaring. "Saya sudah makan, Mbak," Kanaya memejamkan kedua matanya. Mengabaikan keberadaan orang-orang yang ada di dekatnya. Sekilas terlintas dalam ingatan Kanaya saat-saat dirinya masih menyandang status sebagai istri Arka. Rasa sakit di dalam hatinya kembali menyapa. Kanaya meringis mengenyahkan bayang-bayang Arka dan semua perbuatannya. Bayangan Arka yang selalu menyakiti dirinya walaupun bukan secara fisik. Kanaya harus selalu menahan diri dan emosinya saat Arka berganti-ganti pasangan dan selalu membawanya ke hadapan dirinya. Sebelah tangannya mencengkeram erat seprai, Kanaya menghela nafas dalam dan panjang mencoba mengosongkan rongga dadanya yang terasa penuh sesak. Eight

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN