5

1600 Kata
Meeting pertama mereka itu pun akhirnya dimulai, kini mereka sudah menjalankan meeting mereka tersebut. Tampak sekarang Adnan dan Chiko bisa menguasai meeting tersebut dan meeting itu berjalan dengan lancar. Setelah meeting, mereka pergi lagi karena hari itu memang mereka sangat sibuk. Bahkan makan siang mereka pun harus mereka lalui sembari meeting. Untung saja meeting mereka hari ini semuanya lancar dan berjalan baik. "Chiko, Lo udah pastiin kan model sama artis yang bakalan datang di acara launching produk baru kita?" tanya Adnan memastikan kepada Chiko saat mereka sekarang sedang di dalam perjalanan menuju ke perusahaan. "Udah kok, mereka semua sudah bisa dipastikan hadir. Undangan buat teman-teman dan kolega di acara ulang tahun Lo itu juga udah kesebar semuanya dan udah pada konfirmasi kalo bisa hadir." ujar Chiko membuat Adnan mengangguk. Sebenarnya jika mereka membicarakan tentang acara ulangtahunnya itu membuat Adnan sangat pusing karena ia belum ada calon yang bisa ia bawa dan kenalkan agar ia tidak dijodohkan lagi kedepannya. Mereka berdua sudah sampai di perusahaan mereka dan sekarang mereka pun masuk kembali ke dalam. Beberapa karyawan tampak masih melihat mereka dengan pandangan bahagia karena mereka mendapatkan asupan ketampanan lagi. Itu membuat mereka lebih semangat bekerja. Hari itu Adnan pulang ke rumah, tapi ia tak langsung pulang karena ia mampir terlebih dahulu untuk pergi ke butik karena ia harus mengambil baju untuk pesta ulang tahunnya. Ia pikir sudah diambilkan oleh Mamanya tapi ternyata Mamanya belum mengambilkan dengan alasan siapa suruh Adnan masih menjomblo sampai sekarang karena jika Adnan sudah tidak menjomblo pasti Adnan akan bisa meminta pacarnya untuk mengambil. "Haish Mama ini kenapa juga kok ga sekalian diambilin. Padahal tadi kan Mama sama Papa habis dari sana juga." ujar Adnan saat berada di mobil. Ia masih berada di perjalanan menuju butik, ia sebenarnya tak masalah mengambil sendiri. Yang membuatnya malas jika nanti disana ada teman-teman Mamanya dan lebih parah lagi jika mereka juga bersama anak-anak gadis mereka. Pasti semuanya akan bertanya dengannya dan berusaha untuk menjodohkan dirinya dengan anak-anak mereka. Adnan sangat tidak suka dengan itu, ia lebih ke malas menanggapi tapi ia juga harus sopan ke mereka. Adnan akhirnya sudah sampai di parkiran butik, benar saja sekarang butik tersebut sangatlah penuh dilihat dari parkirannya. Rasanya Adnan ingin kabur saja tapi ia harus mengambil jasnya. Jadinya ia pun keluar dari mobil dan masuk ke dalam butik dengan kacamata hitamnya. Ia berharap tak ada yang mengenalinya meskipun itu tidak mungkin karena pasti semua tahu dia. "Aduh jeng itu udah datang calon mantu kita." ujar salah satu ibu-ibu yang ada di dalam butik itu yang mana hal itu membuat beberapa model yang tadi baru saja melakukan fitting baju menjadi melihat ke arah mereka. "Ya Tuhan, tambah cakep aja ya jeng calon mantu kita." ujar satunya lagi. Adnan pun akhirnya masuk ke dalam butik tersebut dan ia langsung ingin menemui Tante Clara, tapi saat ia ke ruangan Tante Clara, disana ada satu perempuan yang juga sedang mengobrol dengan Tante Clara tersebut. "Adnan, kamu sudah datang. Kamu duduk dulu ya, sebentar ya." ujar Clara dan Adnan mengangguk. Ia duduk di sofa yang ada di dalam ruangan Clara. Setidaknya jika disini ia tidak terlalu terekspos juga oleh ibu-ibu di luar yang berharap bahwa Adnan akan mau menjadi mantu mereka. Padahal mereka tidak tahu saja bahwa Adnan sudah memiliki kekasih pada saat ini. "Ya sudah, kamu jangan lupa ya jaga kesehatan." ujar Tante Clara. "Iya Tante, makasih ya. Kalo gitu aku pulang dulu ya Tan." ujar perempuan yang bersama dengan Tante Clara. Adnan hanya melihat sekilas ke arah perempuan itu karena ini juga tidak penting baginya untuk melihat. "Kamu mau ambil stelan kamu ya Adnan. Sebentar ya, maaf loh kamu harus nunggu tadi. Soalnya Tante harus make sure salah satu model untuk brand kamu tadi biar dia jaga kesehatan." ujar Tante Clara para Adnan. "Oh iya Tante ga papa. Adnan malah ga tahu dia tadi model brane Adnan." ujar Adnan yang mengatakan itu hanya untuk berbasa-basi saja. "Iya tadi itu salah satu model brand kamu. Ah ini dia, ini stelan kamu ya Adnan. Padahal tadi Mama kamu kesini loh tapi katanya kamu mau ambil sendiri jadi ya ga di bawa sama Mama kamu." ujar Tante Clara yang membuat Adnan sedikit kesal dan keki karena benar bahwa Mamanya tadi kesini tapi Mamanya sama sekali tidak membawa pulang sekalian stelannya tersebut. "Makasih ya Tante, kalo gitu Adnan langsungan ya Tan." ujar Adnan dan Tante Clara pun kini mengangguk. Tampak Tante Clara mengantarkan Adnan keluar dari ruangannya dan banyak yang menatap ke arah Adnan juga. Banyak yang membicarakan tentang Adnan sekarang dan sekarang ini mereka semuaasih menatap Adnan dengan tatapan memuja. Adnan sendiri sudah terbiasa dengan tatapan itu dan ia hanya bersikap biasa saja sekarang. Saat sudah sampai di luar, Adnan berpamitan pada Tante Clara. Setelahnya ia pun pergi dari butik Tante Clara yang sudah dipenuhi oleh banyak orang juga. "Huh, untung saja tadi Tante Clara ga lama ngobrol sama perempuan itu. Tapi ngomong-ngomong, apa bener dia salah satu model buat launching brand? Tapi ya gua ga tahu sih lagi pula juga selalu Chiko yang tahu tentang itu. Gua mau terima jadinya aja." ujar Adnan yang sekarang ini sudah di jalan. Adnan akhirnya sudah berada di jalan, karena tadi mampir ke butik Tante Clara, jadinya Adnan terjebak macet sekarang. Padahal jika ia tak mampir tadi seharusnya sekarang ia sudah ada di rumah. Lagi-lagi ia tak paham dengan Mamanya. Kenapa Mamanya sangat getol sekali ingin dirinya cepat menikah. Ah seharusnya ia memiliki kakak atau adik bukan malah anak tunggal begini. "Aduh mana capek lagi gua, laper juga lagi. Apa gua mampir makan aja ya." ujar Adnan yang sekarang ini ia sudah mencari-cari restoran terdekat yang ada di sana karena nanti ia akan makan dulu sebelum ia akan pulang. Biarlah nanti Mamq dan Papanya bertanya-tanya kemana perginya, habisnya ia terjebak macet seperti ini juga salah satunya karena Mamanya tersebut. Saat sudah mendapatkan restoran yang ia cari, sekarang ini Adnan langsung membelokkan mobilnya menunju ke restoran tersebut. Persetan lah jika nanti ia dianggap aneh karena makan sendiri. Habisnya mau bagaimana lagi, ia juga tidak tahu mau mengajak siapa karena Milea pun juga sudah pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaannya. Jadinya ia sekarang dengan Milea LDR untuk sementara waktu. Adnan kini sudah masuk ke dalam restoran. Ia pun langsung diantarkan oleh pelayan menuju ke mejanya, saat menuju ke meja itu lah banyak sekali yang menatap kagum ke arahnya. Siapa juga yang tidak tahu dengan Adnan, bahkan perempuan yang datang bersama pasangannya pun juga seakan lupa daratan ketika melihat pesona dari Adnan. Tak ada yang tak terpesona kepada Adnan. Namun ya seperti biasanya karena Adnan hanya diam saja sembari fokus pada menu makanan di depannya yang sekarang sedang ia buka satu persatu. Setelah melihat-lihat, ia pun memutuskan untuk memesan nasi goreng saja dan lemon tea karena memang ia hanya lapar dan hanya inginnmakan saja untuk malam ini. Adnan menunggu pesanannya sembari sekarang dirinya melihat jadwal yang akan ia lalui besok pagi. Jadwalnya memang sangat padat setiap harinya, bahkan terkadang saat weekend pun ia tetap bekerja menemui beberapa klien penting agar kerjasama antara mereka tetap terjaga baik. Adnan masih mengecek jadwalnya di tablet, hingga ia melihat handphonenya berkedip tanda bahwa ada yang menelponnya. Saat ia melihat ternyata itu adalah Chiko. Ia pun langsung mengangkat panggilan dari Chiko tersebut. "Hallo Nan, Lo belum balik ya?" tanya Chiko dan Adnan pun menatap handphonenya dengan dahi berkerut, ia bingung kenapa Chiko mengetahui bahwa ia belum pulang. Apakah Chiko memasang GPS di handphonenya? "Iya, gua belum balik. Tapi kok Lo bisa tahu? Kenapa emang?" tanga Adnan dengan bingung dan juga sangat penasaran bagaimana Chiko tahu. "Nyokap Lo nih tadi nelfon gua dia nanya jadwal Lo karena katanya Lo belum balik. Gua bilang aja masih di jalan karena Lo udah ga ada jadwal. Lo emang dimana sih?" tanya Chiko pada Adnan dan Adnan sudah mengira ini. "Ck, Mama yang nanya sama Lo, Mama juga yang bikin gua telat balik. Gua lagi di resto karena mau makan, laper banget gua karena tadi gua mampir ambil jas dulu. Habisnya jas gua ga diambilin coba sama Mama." ujar Adnan. "Hahaha dia mau Lo terekspos sama bu-ibu di butik kali yang pada semangat banget mau jodohin Lo sama anak-anak mereka hahah." ujar Chiko yang malah menertawakan Adnan. Adnan malas dan kesal sekarang, ia pun kini mengatakan pada Chiko untuk diam karena ia sedang kesal sekarang. "Udah lah, gua mau makan dulu. Kalo Lo ditelfon lagi sama Mama bilang aja gua ada tapi lagi di jalan gitu karena kejebak macet." ujar Adnan yang mengakhiri panggilan itu. Kini di depan Adnan sudah ada makanan yang ia pesan. Ia pun mulai memakan makanannya karena ia memang sangat lapar. "Akhirnya makan juga gua." jawab Adnan yang sudah menyuap satu sendok nasi goreng ke mulutnya. Ia berada di restoran sekitar tiga puluh menit. Setelahnya ia pun langsung pulang dan kembali berkutat dengan kemacetan. Entah kenapa malam ini sering sekali macet padahal kerjaannya sangat padat dan ia juga sudah sangat lelah. Ia masih berada di jalanan. Hingga akhirnya satu jam kemudian baru Adnan sampai ke rumah, Mamanya sangat khawatir pada Adnan karena Adnan sangat terlambat pulangnya. Adnan pun menjelaskan kenapa ia terlambat pulang malam ini. “Besok lagi sekalian aja kenapa sih Ma. Adnan juga capek di kantor tadi, apalagi harus macet-macetan juga pas pulang. Kalo ga telat pulang ga bakalan kena macet tadi.” ujar Adnan sedikit memprotes Mamanya. “Ya, Mama minta maaf Adnan. Habisnya kan Mama…” ujar Mamanya dan Adnan audah hafal apa yang akan dikatakan oleh Mamanya. “Iya, iya Mah. Adnan tahu. Ya udah kalo gitu Adnan ke kamar dulu ya Mah. Pah.” ujar Adnan karwna ia sudah sangat lelah sekali hari ini.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN