23 "Handuk? Ini doang hadiahnya?" tanyaku dengan alis berbaris rapi. "Iya. Buat malam pertama, kedua, ketiga dan seterusnya," jawab Tante Hena sambil mengedip-ngedipkan mata kremian. "Dipake mandi?" Pertanyaanku yang polos nan lugu membuat ketiga bidadari dapur itu tertawa serentak. "Bukan, Geulis. Ini dipake buat alas. Biar spreinya gak kotor," jelas Tante Hani. Aku melipat dahi dan mengerutkan hidung. Berusaha memahami maksud perkataan para senior yang masih terus tertawa. "Hadeuh! Anak mama ini. Polos amat. Sini, mama bisikin," celetuk Mama sambil menarikku mendekat. Berbisik di telinga dengan nada re tinggi. Melanjutkan tawa saat melihatku membeliakkan mata. "Ehm ... emang gitu, ya?" tanyaku balas berbisik pula. "Hu um. Yang pertama pasti begitu. Selanjutnya mah gak. S