“Selamat siang, Om Reno. Silahkan duduk,” ucap Farhan kepada seorang pria yang merupakan petinggi di perusahan pabrik kosmetik milik mendiang sang ayah. Farhan pun cukup dekat dengan pria itu, bahkan pria itu sudah bekerja pada mendiang sang ayah sejak Farhan masih batita hingga ia memanggil Reno dengan sebutan “om”. Reno mengangguk. Ia dudukkan bokongnya di sebuah kursi yang dulu begitu sering ia duduki ketika ayahanda Farhan masih ada. “Sudah sangat lama om tidak ke sini. Tidak ada yang berubah sama sekali dengan ruangan ini. Semuanya masih sama, bahkan gordennya pun masih sama,” ucap Reno. “Iya, Om. Ruangan ini menyimpan kenangan manis dan Sejarah indah antara aku dan mendiang papa. Aku memang tidak mau merubahnya sedikit pun. Bahkan tidak untuk sebuah posisi vas bunga,” jelas Farha