Marwa mendudukkan bokongnya di atas salah satu sofa yang terdapat di ruang pribadi mendiang ayah Farhan. Kini ruangan itu menjadi ruang kerja pribadinya di rumah. “Mas, tadi aku lihat ada lelaki yang baru saja keluar dari ruangan ini. Siapa dia?” Farhan pun melakukan hal yang sama. Ia dudukkan bokongnya di sofa yang berbeda lalu ia condongkan sedikit tubuhnya ke depan. Ke dua tangannya ia tumpu di atas paha seraya ia kepal ringan ke dua telapak tangannya berdempetan. “Kamu sendiri kenal dengan pria tadi?” “Lo, kenapa kamu malah balik tanya, Mas?” “Aku lihat kamu sangat penasaran.” Marwa menghela napas, “Pria itu … Pria itu adalah pamannya Aldo. Kalau nggak salah sepupunya mama Aldo.” “Apa?! Yang benar saja?” “Iya, Mas. Makanya akua gak kaget waktu lihat beliau keluar dari ruangan i