Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi waktu Busan. Marwa masih terlelap di atas ranjangnya karena ia baru kembali ke apartemen jam empat dini hari. Ia baru bisa terlelap setelah lelah berbincang hangat dengan Farhan. Di tempat berbeda, Farhan sudah terjaga. Ia lirih jam tangan yang ia letakkan di atas nakas, sudah menunjukkan pukul sepuluh pagi. Pria itu langsung terbangun. Ia kucek matanya sesaat lalu Farhan pun turun dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi. Sebelum membalur wajahnya dengan air, Farhan menatap wajah itu lebih dahulu lewat pantulan cermin. Wajah yang tampan dan berkharisma. Bahkan tidak ada sebutir jerawat pun yang tumbuh di wajahnya. Wajah Farhan tanpak terawatt dengan pori-pori kecil dan kulit wajah cerah namun tegas. Farhan memang bersih dan tampan, tapi te