“Hei, ada dokter Farhan?” ucap Renima. Ia cukup kaget karena tiba-tiba saja mendapati Farhan sudah ada di dalam apartemennya. Ia memang sengaja tidak menekan bel sebab ia menggunakan sidik jarinya sendiri untuk membuka pintu apartemen. “Renima, maaf kalau saya tiba-tiba bertamu ke sini.” Dokter Farhan bangkit dari duduknya seraya mengulurkan tangannya ke arah Renima. “Nggak baik lo berdua-duaan di tempat tertutup seperti ini? Untung aku segera datang, kalau tidak kita nggak tahu apa yang terjadi selanjutnya,” canda Renima. “Hush! Kamu ini bicara apa, Ima. Kamu nggak segan sama dokter Farhan.” Marwa mencolek pinggang sang sepupu ketika sudah duduk di sampingnya. Farhan terkekeh ringan, “Tidak apa-apa, Marwa. Apa yang dikatakan oleh Renima itu benar. Sebenarnya tidak baik sepasang manusi