BAB 16

1319 Kata
"selamat pagi Angrum" sapa Ali yang berada didepan pintu "Selamat pagi Ali" jawab Angrum sambil pelanga pelongo melihat keadaan di dalam kelas "Kamu mencari siapa?" "Alena Luna Adel belum Dateng?" "Oh, Mereka di kantin, mungkin sedang sarapan" "Oh, yasudah aku akan menyusul mereka" "Oke" jawab Ali Angrum menuju kantin, beberapa murid perempuan melihat aneh ke arah Angrum, ada yang tersenyum sinis sampai berbisik. "Kenapa semuanya melihat ku seperti itu. Apakah lipstik ku terlalu tebal?" Angrum berbicara sendiri pelan sambil gelagapan mengeluarkan hp dan melihat pantulan dirinya dilayar hp tapi tidak ada yang salah. "Yang salah itu tingkah lakumu bukan riasan wajahmu" Angrum mencari pemilik suara itu dan itu Anita "Apa yang kamu maksud?" Tanya Angrum "Siapa yang akan suka pada wanita yang berhubungan dengan dua laki-laki sekaligus, kamu sangat serakah, sudah punya Arfan masih mendekati Alwi" "Aku masih tidak mengerti. Bisa tolong jelaskan?" Tanya Angrum masih belum mengerti "Cari tahu saja sendiri" ucapnya dan tersenyum sinis lalu pergi meninggalkan Angrum yang masih kebingungan Angrum terus berjalan menuju kantin dan bertemu ketiga sahabat "Hai, selamat pagi Lun Len Del" "Selamat pagi kembali Rum" jawab Aluna dan Alena. Adelia hanya diam "Aku akan ke kelas sekarang" kata Adelia kepada Aluna dan Alena karena terlihat sangat jelas Adelia tidak menganggap Angrum ada. "Iiih Adel masih marah padaku?" Tanya Angrum "Begitulah" jawab Aluna "Jangan terlalu di fikirkan, ini tidak akan lama" saran Alena "Iya" Angrum tertunduk ** Jam istirahat tiba, semuanya berhamburan keluar menuju kantin untuk mengisi perut-perut karet, yang tidak pernah puas bila dijejali makanan-makanan kantin yang serba berminyak dan berlemak. Adelia masih tidak mau diajak bicara oleh Angrum dia masih acuh kepada Angrum walaupun Angrum sudah berusaha minta maaf dan menjelaskan panjang lebar tapi Adelia hanya diam. "Ayo kita ke kantin " ajak Aluna "Aku tidak ikut" kata Angrum "Kenapa Rum?" "Aku tidak lapar" "Ayo, jangan buang-buang waktu" kata Adelia yang berdiri dan pergi terlebih dahulu "Kamu ingin apa? Nanti ku bawakan" Kata Alena "Tidak perlu, aku akan pergi ke kantin sendiri jika sudah merasa lapar" "Yasudah, kita akan pergi sekarang" kata Aluna dan Angrum mengangguk Angrum hanya diam dengan Aerphone menyumpal telinga nya. "Tidak ke kantin?" Itu Arfan "Iya" "Adelia marah padamu?" "Iya" "Kamu sudah minta maaf?" Tanya Arfan "Sudah, aku sudah menjelaskan semuanya tapi dia tetap diam." Angrum seperti lemas "Kamu sudah makan?" "Belum" "Ayo kita pergi ke kantin" "Tidak mau, aku tidak nyaman jika Adelia masih seperti itu" "Mau makan apa? Aku akan membelikanmu" "Apa saja. Aku akan memakannya." Jawab Angrum dan Arfan hanya tersenyum lalu mendorong pipi Angrum dengan jari telunjuknya. Arfan kembali dengan satu roti, dua buah apel dan air mineral. "Apakah ini cukup?" Tanya Arfan dan Angrum mengangguk lalu mulai membuka plastik pembungkus Roti. "Aku benar-benar tidak nyaman melihat Adelia terus seperti itu" kata Angrum masih mengunyah roti "Jadi kamu benar-benar pulang dengan Alwi?" "Iya. Kenapa?" "Itu hak kamu" "Murid yang lain menatapku dengan aneh tadi, aku jadi bingung, apa yang salah dariku?" gigitan kedua untuk rotinya "Mungkin mereka fans Alwi" "Maksudnya?" "Aku tidak tahu. Emmh aku kan pergi sekarang. Oh iya nanti malam aku akan menjemputmu. Bye" Arfan pergi "Mau kemana nanti malam?" Tanya Angrum lantang "Rahasia. Sampai bertemu di gerbang, nanti aku akan menunggumu disana. Tapi jika kamu ingin pulang bersama Alwi lagi tidak masalah" kata Arfan dan pergi. *** Angrum berjalan menuju gerbang, sudah ada Alwi dengan motornya digerbang, sedang berbincang dengan temannya. "Hai Rum ayo pulang, aku akan mengantarmu " ajaknya "Tidak perlu, aku akan pulang bersama Arfan!" "Oh begitu. Baiklah, aku akan pergi sekarang." "Iya" jawab Angrum tidak mau berbincang lama-lama dengan Alwi karena ada banyak pasang mata yang melihat tidak suka kepadanya. "Nona sedang menunggu siapa?" Tanya Arfan "Kamu" jawab Angrum langsung mengambil helm yang tergantung di belakang motor Arfan. walaupun nadanya terdengar kesal tapi sanggup menyunggingkan senyum di bibir Arfan. "Kita akan kemana Nona?" Tanya Arfan "Terserah" jawab Angrum dan Arfan hanya tersenyum lalu menjalankan motornya Arfan langsung mengantar Angrum pulang tanpa kemana-mana dulu. "Masuk" kata Angrum "Tidak, aku akan langsung pulang" "Masuk!" tegas Angrum dahi Arfan membuat lipatan, membuat aneh dengan sikap Angrum yang jutek tapi manis. "Iya" kata Arfan "ibuuuuuu" teriak Angrum "Iyaaaa" bertanggung jawab. "Eh Arfan, ayo masuk, mau minum apa?" Tanya ibu Angrum "Emmh Arfan hanya duduk" "Tidak apa-apa, ayo duduk dulu, Ibu akan membuat minuman untukmu" dan Arfan mengangguk saja. Angrum memejamkan bayangan disamping Arfan "Kenapa?" Tanya Arfan "Diam" "Seperti nenek sihir" "Diam Arfan" "Angrum cantik" "Diam!" "Tapi sekarang jadi nenek sihir" kata Arfan. Angrum diam sampai mebawakan dua gelas jus jeruk lalu pergi lagi "Minum dulu" kata Angrum. Arfan meminumnya dan kemudian melongo melihat Angrum yang minum jus sampai habis "Apakah kamu sangat haus?" Tanya Arfan. Angrum diam dan kembali menyandarkan dan memejamkan leher. "Aku akan pulang sekarang" "Jangan. Nanti saja" kata Angrum dan berpegang pada lengan Arfan "Kamu sebenarnya kenapa?" Tanya Arfan "Mood ku sangat jelek hari ini" "Aku juga tidak tahu" "Kakak kamu Arsya, kemana?" " Angrum sudah berada di tengah-tengah pasar malam dengan satu lolipop ditangannya. "Kamu tunggu di sini, aku akan membeli sesuatu" kata Arfan "Aku ingin ikut" "Sudah diam saja di sini. Jangan kemana-mana" katanya dan pergi. "Menyebalkan" kata Angrum Cukup lama Angrum menunggu Arfan, sampai akhirnya Arfan kembali dengan dua gelas cokelat panas yang dibelinya. mata melihat mencari Angrum dan dengan terpana dan dengan mulut menganga Arfan menemukan Angrum yang terlihat menikmati manari dengan gerakan yang serempak dengan semuanya. Angrum melihat Angrum dan segera berlari ke arah Arfan. "Maaf" kata Angrum tersenyum dan mengambil cokelat panas dari tangan Arfan "Kamu bisa menari?" Angrum menggeleng " "Hanya kebetulan. Emmh setelah ini kita akan pergi kemana?" Tanya Angrum. "Aku akan membawamu ke suatu tempat, tapi disana dingin" "Kalau begitu aku tidak mau, aku pasti bersin-bersin. Aku tidak mau ke tempat yang dingin" jawab Angrum "Lalu kamu ingin kemana? Ke tempat yang hangat? Ke hotel. Kamu mau?" Tanya Arfan. "Tidak lucu" jawab Angrum "Haha. Tenang saja, kamu tidak akan kedinginan. Ada aku, selimut kamu. Selimut bernyawa" "Selimut bernyawa? Maksudnya? "Iya aku, selimut bernyawa,kenapa kamu tidak mengerti, jika aku mengatakan bawah selimut bernyawa itu adalah pelukan aku, itu terlalu v****r untuk di katakan." "m***m" kata Angrum dan mencubit pelan pinggang Arfan. *** Keduanya sampai disebuah danau dibelakang gedung lengkap dengan satu bangku taman dan penerangan lampu taman yang cukup terang. "Duduk disini saja" kata Arfan dan Angrum menurut "Apa yang seru dari tempat ini? Hanya melihat air dan membuatku keding..... Haciiim haciiim... Ah bersin-bersin lagi" Arfan tersenyum lalu mendekap tubuh mungil Angrum dan menyandarkan kepala Angrum di dadanya. "Hanya ini satu-satunya cara, agar kamu tidak kedinginan, tidak perlu banyak bicara. Diam saja, dan dengarkan apa yang akan aku katakan sekarang." "Apa? Kamu akan mengatakan apa?" Tanya Angrum. "Aku akan mengatakan ini satu kali, jadi kamu harus mendengarkannya dengan baik" kata Arfan "Iya. Apa?" Tanya Angrum "Aku cinta sama kamu, aku sayang sama kamu, jadi aku ingin kamu, jadi pacar aku, dan aku tidak butuh dukungan untuk itu. Haaaahhhhhb" kata Arfan dalam satu tarikan nafas. Angrum tersenyum mendengarnya, "Oke" jawab Angrum, "Hah?" Arfan melepaskan pelukannya. "Kenapa?" Tanya Angrum "Kamu menerima aku jadi pacar mu" tanya Arfan "Kenapa aku harus menolak" jawab Angrum "Serius?" Tanya Arfan "Iya" jawab Angrum dan Arfan hanya tersenyum memalingkan jawaban yang terdengar Angrum yang tidak berbobot seperti itu. Dan Arfan memeluk Angrum. "Terimakasih" kata Arfan. "Apa yang kamu suka dari aku?" Tanya Angrum dipelukan Arfan "Semuanya" "Benarkah?" "Iya" "Kamu harus berjanji, tidak akan mengecewakan aku, tidak akan membuat aku patah hati. Ini pertama kalinya aku pacaran. Kamu harus tahu itu." Kata Angrum "Kamu benar-benar masih perawan" komentar Arfan "Memangnya jika aku pernah berpacaran aku sudah tidak perawan?" "Bukan begitu, maksud aku status mu" kata Arfan "Iya" jawab Angrum. "Rum?" Panggil Arfan "Iya?" Tanya Angrum dan Arfan hanya diam melihat mata Angrum. Angrum hanya ikut menatap matanya. Arfan tersenyum dan mendekatkan wajahnya dengan mata terpejam. Mata Angrum ikut terpejam. Tangan Angrum meremas bajunya, jantungnya seperti bom yang akan meledak. Untuk pertama kalinya Angrum merasakan hal aneh seperti itu.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN