BAB 15

1818 Kata
Untuk bidadari berlesung pipi, aku harap kamu akan selalu membuat ku suka seperti ini. "Jangan menangis, aku baik-baik saja. Kenapa kamu menangis?" Kata Arfan, mengusap Air mata Angrum. " Aku hanya merasakan kesedihan mu "Kata Angrum parau " Aku baik-baik saja Angrum, dan tugas kamu disini untuk menguatkan aku, jadi kamu jangan menangis "kata Arfan " Aku hidup bukan untuk bahagia Rum, Aku hanya ada untuk menambah kekosongan orang-orang yang aku sayang. sekarang kamu udah tau tentang semuanya. Aku harap kamu masih akan selalu ada di samping aku, membantuku untuk bisa berdamai dengan keadaan dan waktu yang telah berlalu. "Kata Arfan " Aku janji. Aku janji akan selalu ada buat kamu "kata Angrum tersenyum. " Terimakasih "jawab Arfan ikut tersenyum dan jari telunjuknya diangkat lesung pipi Angrum. Angrum hanya bisa tersenyum sambil menonton Arfan yang sekarang tersenyum sambil tersenyum. Untuk bidadari berlesung pipi, aku harap kamu akan selalu membuat ku suka seperti ini. Kata Arfan di dalam hati. *** Pagi ini Angrum berjalan melewati koridor panjang sekolahnya menuju kelas. Sudah berbunyi sejak sepuluh menit yang lalu dan itu membuat Angrum berjalan cepat lalu sesekali berjalan dengan buku yang menumpuk tanpa dimasukan ke dalam tas. "Rum" panggil suara berat itu. "Iya?" Tanya Angrum. Itu Arfan "Telat yah?" Tanyanya "Ini sudah jelas, harusnya kamu tidak perlu diminta. Hari ini guru setengah mengajar yang mengajar" katakan Angrum "Siapa? Memangnya di sini ada guru yang bekerja sampingan menjadi seniman" "Hufffttt, akh harus pergi sekarang, aku sudah sangat telat " " Ayo, aku antar "kata Arfan dan mengambil buku yang Angrum peluk " Tidak perlu, "Cepat, atau kamu semakin telat" katanya dan berjalan mendahului Angrum. Angrum mendengus kesal lalu berjalan mengikuti Arfan. "Selamat pagi" Angrum mengetuk pintu dan sudah ada guru mata pelajaran bahasa Inggris ada. "Oooh Nona Raline, Bukannya guru bahasa Inggris? Dia bukan seniman Angrum" Bisik Arfan. Angrum tidak menjawab "Selamat siang" jawab Miss Raline "Miss saya izin masuk" kata Angrum Semua isi kelas tertuju pada Arfan yang bergeser kesamping Angrum dan membuat semua isi kelas mencari. "Nona" sapa Arfan mengangguk sopan "Eh Arfan. Kenapa kesini?" Tanyanya manis "Saya mengatar pemberi saya Miss" jawab Arfan "Sini masuk Arfan" lanjutnya. dengan malas Arfan melangkah masuk menyeret tangan Angrum. "Nona sangat cantik hari ini. Oh iya memberiku, eh temen aku maksudnya, dia telat pagi ini. Tapi masih bisa masuk bukan?" Tanya Arfan "Oh makasih Arfan. Tentu saja bisa" jawabnya yang membuat semua siswa dikelas Angrum melongo, begitupun Angrum. "Waaaaahhhh" Angrum memintanya dengan pelan "Ayo duduk" perintah Arfan dan Angrum langsung duduk. "Nona Terimakasih, aku akan pergi ke kelas saya sekarang." pamit Arfan "Iya Arfan hati-hati" lanjutnya dan Arfan hanya tersenyum jijik lalu melihat ke arah Angrum dan mengedipkan sebelah muncul. ** "Aku sangat tidak menyangka kamu bisa masuk setelah telat selama 15 menit. Kenapa nenek sihir itu bisa tiba-tiba menjadi baik? Biasanya jika kita telat, kita harus menunggu untuk 1 jam kemudian masuk." ceroscos Aluna setelah jam pelajaran berakhir. "Itu tandanya Miss Raline sayang padaku"jawab Angrum "Miss Raline sayang padamu atau  sayang pada Arfan?" Sambung Adelia "Haha aku setuju dengan Adel, kita semua tau Miss Raline sangat suka pada laki-laki tampan, termasuk Arfan" Aluna semakin menjadi-jadi "Harusnya dia yang di tampar Anita" Angrum tertawa sendiri dan di ikuti Alena Aluna juga Adelia uang yang setuju dengan apa yang di katakan Angrum. "Berisik!" Satu laki-laki yang berada di kelas merasa terganggu dengan tawa mereka. Laki-laki itu bernama Ali. "Jangan protes raja film p***o" ketus Aluna. Panggilan Aluna untuk Ali memang begitu. Itu karena sosok Ali yang senang mengoleksi video tidak senonoh di handphone nya. Sebenarnya dia bukan tipe orang seperti teman-temannya yang lain, yang selalu menonton Vidio tidak senonoh dijam pelajaran kosong. Tapi di yakini Ali lah yang menyetok vidio-vidio itu, entah bagaimana kronologisnya yang pasti teman laki-lakinya Ali mengatakan bahwa Ali tidak pernah menonton, katanya Ali hanya dermawan membantu temanya. "Kendalikan suaramu! Telingaku sakit mendengarnya" lanjutnya "Aku tidak peduli! Itu telingamu bukan telingaku" jawab Aluna ketus "Perempuan memang tidak pernah mau kalah, padahal jelas dia salah" "Terserah" balas Aluna "Sudahlah Ali kamu tidak akan menang" saran temennya. "Ikuti saran temanmu! Jangan berdebat denganku, nanti kamu bisa jatuh cinta padaku!" kata Aluna "Jika aku benar-benar mencintaimu sekarang, bagaimana?" Tanya Ali wajahnya benar-benar serius yang membuat Aluna diam begitupun ketiga sahabat Aluna dan teman-teman Ali. "Tidak usah gugup aku hanya bercanda!" lanjut Ali yang membuat wajah Aluna memerah malu kemudian merasa kesal karena semua yang menyimak perdebatan mereka tertawa. Ali adalah tipe orang yan pecicilan yang tidak bisa diam, yang tiba-tiba akan berubah menjadi dancer saat mendengar musik. Jenis musik apapun, jika dia sudah mendengarnya, dia akan langsung menggerakkan badannya dan itu membuat semua orang yang melihatnya tertawa. Ali  sangat pecicilan super super pecicilan dan komentator terbaik untuk segala hal yang jelas dia tidak suka adalah mendengar orang yang berisik padahal dia yang selalu berisik. Ali adalaha spesies langka yang harus di lestarikan! itu menurut Aluna. Kadang-kadang dia jadi sosok pendiam dan ketus tapi dia juga bisa menjelma menjadi sosok orang yang waras nya diragukan secara tiba-tiba. Dia pasti akan selalu menggoda Aluna disetiap keadaan dan akan sangat ketus juga secara tiba-tiba. Karakternya sulit ditebak, tapi dia hangat kepada semua orang. "Ayo kita ke kantin" ajak Adelia "Masih satu pelajaran lagi Adel, setelah itu kita ke kantin" kata Angrum "Guru pelajaran selanjutnya tidak akan masuk. Dia sudah memberikan tugasnya pada Alena, untuk kita kerjakan sebagai pekerjaan rumah" jawab Adelia "Serius?" Tanya Aluna "Iya, tapi tetep harus dikerjakan, dan di kumpulkan di akhir jam pelajaran" kata Alena "Ah aku akan mengambil foto, dan akan di kerjakan di rumah" "Itu boleh saja, tapi kita harus tetap di dalam kelas. Tolong kalau ada yang keluar nanti aku yang di salahkan" kata Alena. Dia memang tipe siswi baik apalagi dia sekretaris kelas. "Yasudah, ayo kita kerjakan, jika tidak, diam saja. Jangan ke kantin" Kata Angrum dan Luna juga Adelia terpaksa setuju. Memang sudah jadi kebiasaan setiap murid di sekolah. jika tidak ada guru semuanya akan bertingkah seenak. dari sekian murid yang berada dikelas, sebagian mencatat tugas yang diberikan guru mata pelajaran seperti Alena, ada yang tidur seperti Adelia, ada yang cuma dengerin musik lewat aerphone lalu ikut nyanyi tidak jelas seperti Aluna, membaca n****+ seperti Angrum, entah nonton apa seperti Teman-temannya Ali dan Ali sendiri yang hanya diam menatap layar hpnya. AryoArfanG 'dimana?' KenAngrum 'di kelas, kenapa?' AryoArfanG 'kesini, ke kantin' KenAngrum 'masih jam pelajaran, Arfan' AryoArfanG 'aku akan menunggu' KenAngrum 'iya' AryoArfanG 'Miss Raline kenapa di panggil nenek sihir?.' KenAngrum 'menurut kamu kenapa? Ya jelas saja karena dia jahat!' AryoArfanG 'tapi dia sangat baik padaku' KenAngrum 'jika semua murid tampan, dia pasti baik pada semuanya' AryoArfanG ' oh jadi kamu juga mengakui bahwa aku tampan?' KenAngrum ' Aku akan mengerjakan tugas' AryoArfanG ' baiklah laki-laki tampan ini akan menunggumu di kantin' Angrum tersenyum membaca itu dan berfikir siapa bilang Arfan dingin, dia sangat hangat bahkan cenderung seperti laki-laki yang faham betul bagaimana cara membuat wanita merasa malu karena godaan nya. *** Istirahat tiba, semuanya berhamburan pergi ke kantin termasuk Angrum dan ketiga sahabatnya. Alfin melambaikan tangannya kepada Alena dan keempatnya menghampiri meja Alfin dan Arfan yang juga ada di sana. "Gabung disini!" Kata Alfin "Kamu akan membayar apa yang kami makan nanti?" Tanya Aluna yang langsung duduk "Tidak tidak. Aku sedang tidak punya uang." Kata Alfin lagi "Kita mau makan apa?" Tanya Angrum "Bakso bakso" sahut Aluna "Oke, aku yang akan memesan kepada penjual" kata Angrum lagi dan semuanya setuju "Ingin aku temani?" Tanya Arfan "Tidak perlu" jawab Angrum lembut "Tidak perlu berlebihan. Aku jadi tidak kagum lagi padamu, kamu benar-benar bukan laki-laki dingin" kata Aluna. Arfan tidak merespon "Arfan yang sekarang sangat pecicilan" kata Alena "Aku fikir juga begitu" kata Adelia "Saat SMP apakah dia pecicilan?" Tanya Aluna. Karna Alena dan Aluna memang sekolah di SMP yang berbeda. "Tentu saja. Dia seorang berandalan yang pecicilan, dia selalu mempunyai urusan dengan preman-preman di pertigaan, tukang balap liar, tukang ngerokok dikelas, tukang ngelawan guru dan lain-lain" Jawab Alena "Oh tuhan. Dia dulu begitu?" Tanya Adelia "Iya" jawab Alena "Waaah Kamu memang berandalan" kata Aluna "Itu dulu, sekarang tidak." jawab Arfan "Terus kenapa kamu jadi tiba-tiba menjadi bersikap dingin setelah masuk SMA?" Tanya Adelia "Tentu saja ada penyebabnya Adel" jawab Arfan "Aku sangat senang kamu menjadi kamu yang dulu, tapi jangan kembali menjadi berandalan!" kata Alfin. karena Alfin yang palingan tau dan merasakan perubahan Arfan sekarang. Arfan mulai berubah secara sikap, tentang Arfan yang ramah sekarang sudah mulai terlihat pecicilan seperti dulu termasuk pada Angrum, Arfan selalu menggoda Angrum. "Hanya masalah waktu" kata Arfan dan semuanya merasa setuju dengan apa yang di katakan Arfan. *** Angrum berjalan keluar kelas dan sudah ada Arfan. "Eh. Kamu menungguku?" Tanya Angrum "Tentu saja. Ayo pulang" ajak Arfan "Aku tidak akan pulang sekarang. Ada urusan" jawab Angrum "Urusan apa?" "Hari ini semua organisasi di sekolah ini sedang membuka pendaftaran jadi aku akan mengikutinya" jawab Angrum "Kamu akan ikut Organisasi apa?" "Basket" "Kamu bisa basket?" "Tentu saja" "Jika sudah bisa kamu tidak perlu ikut" kata Arfan dan Angrum memutar bola matanya kesal. "Aku akan pulang dengan Adel" "Nanti aku akan menjemputmu" "Tidak perlu, aku akan baik-baik saja dan nanti aku akan memberi kabar. Kamu harus datang ke ibu mu kan? Oh iya ini cake yang ibu kamu pesan, sampaikan maaf ku karena tidak bisa datang" kata Angrum "Yasudah. Aku akan pergi sekarang. Kabari aku" kata Arfan "Iya kamu juga hati-hati. Kabari aku" "Oke" jawab Arfan dan pergi diiringi senyum Angrum. Hampir pukul lima sore, Angrum masih berada di koridor sekolah dengan keringat yang becucuran. "Kamu pulang dengan siapa?" Tanya Alwi tiba-tiba "Eh, mungkin bersama Adel" "Adel tidak ikut latihan hari ini" "Tapi dia akan menjemputku" jawab Angrum "Oh begitu" kata Alwi dan duduk disebelah Angrum "aku dengar kamu suka n****+ fiksi. Apakah aku salah?" Tanya Alwi "Tidak, kamu benar, aku memang sangat suka, sangat sangat suka" jawaban Angrum sangat antusias "Haha langsung seneng. Jadi begini, Kebetulan hari Minggu nanti ada acara workshop dikampus kakak aku, katanya penulis n****+ salah satu pengisi acaranya" "Oh yah? Lalu?" "Jika kamu mau, ayo kita ke sana" kata Alwi "Ke kampus kakak mu?" Alwi mengangguk "kan itu buat mahasiswa disana aja" kata Angrum "Tidak. Ini terbuka untuk umum, karena membayar tiket" "Serius? Yasudah aku akan ikut" Kata Angrum girang "Oke nanti aku akan memberimu kabar tentang kepastiannya" Angrum mengangguk cepat "yasudah ayo pulang, aku akan mengantarmu, kamu kirim pesan ke Adelia katakan tidak perlu menjemputmu, ini sudah sangat sore." "Oke. Tapi apakah aku tidak membuatmu merepotkan" "Tentu saja tidak, Ayo" Alwi berjalan lebih dulu diterima Angrum Sekitar pukul 8 malam aku membuka room chat ku dan ada banyak pesan di grup chat ku. Saat ku buka isinya Adelia yang marah karena dia menjemputku ke sekolah. "Asataga, kenapa aku bisa lupa memberi tahu dia bahwa aku pulang bersama Alwi." Terima kasih atas permintaan Adelia. Tapi Adelia tidak banyak bicara. Arfan yang ada di grup itu harus ikut marah pada Angrum karena dia antar Alwi. Malam itu Angrum menjadi sangat frustasi ***
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN