Suasana pagi hari di kediaman Rayya terlihat sibuk dengan rutinitas harian yang kerap para penghuninya lakukan. Ayah yang masih aktif bekerja, tampak sudah rapi dengan pakaian kerjanya. Sedangkan Bunda seperti biasa, selalu sibuk di dapur menyiapkan sarapan pagi untuk keluarga tercintanya. Sedangkan Rayya sendiri baru terbangun setelah melanjutkan tidur saat selesai salat subuh tadi. Gadis itu berjalan dengan wajah yang masih mengantuk. Semalam ia tidak bisa tidur karena terus memikirkan sosok Dimas —calon suami pura-puranya. Hati yang masih belum pasti menerima kehadiran lelaki itu, seolah gelisah setelah menyadari jika sikap sang lelaki yang kerap menunjukan perhatian berlebih. "Pagi, Bunda!" sapa Rayya sambil duduk di kursi makan. "Pagi! Tumben baru bangun?" tanya Bu Ani sang bund