Dimas terus berjalan menyusul langkah Rayya. Gadis itu berjalan sangat cepat hampir berlari setelah meninggalkan Dimas yang baru saja menerima kunjungan Niken —sahabatnya. "Ra! Rayya!" panggil Dimas ketika sudah masuk ke dalam kamar dengan tangan yang sudah menggapai lengan istrinya itu. "Apa?" sahut Rayya sembari membalikkan tubuh. Gadis itu berdiri menantang suaminya sekarang. Setelah berjalan cepat, kini mereka saling berhadapan. "Kamu marah?" tanya Dimas pelan seraya menaruh goodie bag atau kado pemberian Niken di atas sofa. "Iya!" "Kamu cemburu?" Ada senyum ketika lelaki itu menanyakan pertanyaan selanjutnya. Rayya tergelak dan kini malah tertawa mengejek. "Hah! Cemburu? Apa aku enggak salah dengar!" Dimas melihat aura penuh emosi yang tampak di wajah istrinya sekarang.