Siang semakin menjelang. Kediaman Airlangga tampak sepi ketika sudah masuk waktu makan siang. Seorang pelayan terlihat sibuk menyiapkan hidangan makanan dibantu oleh seorang pelayan lain. Tak tampak dua penghuni yang saat ini tengah saling diam setelah keributan yang keduanya lakukan. Dimas terlihat masih menyendiri di dalam kamar. Paska kepergian Rayya karena marah padanya, lelaki itu tak berani mengejar sebab tahu jika emosi tak mungkin bisa diredam jika sedang memanas. Ia lebih memilih diam dan merenungi semua kalimat dan kekesalan yang sang istri lontarkan padanya tadi. "Perempuan itu menghinaku, Dimas." Kalimat itu masih terngiang di pikirannya. Rasa kesal terhadap Niken karena begitu leluasa ikut campur terhadap pernikahan yang dijalani, membuat istrinya itu tersakiti sebab kata