Dimas berdiri untuk membuka pintu. Rayya sendiri memilih beranjak ke atas ranjang. Gadis itu ingin tidur meski waktu masih terlampau pagi untuk ia terlelap. "Jangan tinggalin aku tidur, Ra!" ancam Dimas, tetapi dibalas oleh istrinya yang memeletkan lidah. Dimas terus berjalan menuju pintu. Hatinya masih kesal karena aksi mesra-mesraannya dengan Rayya harus terhenti oleh suara asisten rumah. "Iya, ada apa, Bi?" tanya Dimas saat pintu sudah terbuka. Wanita paruh baya itu pun menjawab agak terbata karena sikap Dimas yang kurang bersahabat ketika bertanya. "M-maaf, Mas, ganggu. Anu ...?" "Anu apa?" "A-anu, Mas, di bawah ada Mbak Niken." "Niken?" tanya Dimas kaget. "Iya, Mas. Mbak Niken datang dan izin pingin ketemu Mas Dimas katanya." "Bibi udah bilang saya ada di rumah?" "Uda