23. TERTIPU KECANTIKAN

1285 Kata
Akhirnya Stev mampu melewati beberapa rintangan, untuk yang terakhir adalah hiu mengerikan yang mempunyai kekuatan berbahaya, tampaknya itu bukan hiu biasa. Setelah itu, dia menemukan lokasi tersembunyi di bawah gunung berapi yang ada di dasar laut. *** Saat ini memperlihatkan Chely yang sedang berusaha melewati medan atau dinding pelindung, dia berusaha mendorong dengan bahu kuat-kuat akan tetapi hasilnya gagal dan malah membuat bahunya sakit. "Ughh, sepertinya gak mungkin dengan cara biasa," keluhnya, dia berpikir sesaat. Mengetahui medan pelindung berwarna mirip dengan kedua matanya, dia mencoba sesuatu. "Semoga dengan cara ini bisa," ucap Chely dengan menempelkan kedua telapak tangan ke dinding penghalang. "Hoaaaa!! Aku harus bisa melewati ini," teriaknya cukup keras sambil mendorong penghalang di depannya sekuat mungkin. Kedua mata putih dan hitam Chely juga menyala semakin terang, tidak hanya itu, energi dalam tubuhnya juga memusat ke semua telapak tangan. Chely terus mendorong sambil memusatkan seluruh energinya tersebut, berharap bisa melewati atau bahkan menghancurkan medan pelindung itu. "Whoaaa!" kagetnya terdorong maju karena berhasil melewati penghalang tersebut, dia bahkan maju agak jauh, namun berusaha menjaga keseimbangan agar tidak jatuh. "Yess, berhasil. Ternyata memang ada hubungannya dengan kedua mata dan energi dalam tubuhku. Itu berarti ... Aku harus segera melanjutkan perjalanan," ucap Chely merasa bahagia, dia juga berpikir bahwa kemungkinan besar, pedang legendaris yang ada di area ini cocok dengannya. Namun itu semua belum tentu, terlebih pasti harus melewati berbagai rintangan, jika sampai gagal, berakhir sudah semuanya. Tapi Chely tidak akan menyerah dan tentu saja akan berjuang sekuat tenaga, semua itu demi mendapatkan pedang suci legendaris dan mengubah desanya menjadi desa yang damai, aman dan tenteram. Itu impian terbesar Chely Veronia, impian yang sangat mulia. Chely sempat melihat keberadaan medan pelindung, ternyata sudah hilang. Pasti karena ada yang berhasil melewati nya, sama seperti medan pelindung yang ada di tempat Stev. "Loh, kemana perginya penghalang unik itu? Hilang begitu cepat, padahal aku tadi hanya menerobos. Sungguh aneh," gumamnya, setelah itu tidak ingin memikirkan terlalu dalam, karena Chely sudah tidak sabar ingin mendapatkan pedang suci legendaris. Chely melanjutkan perjalanan dengan hati bahagia. "Kira-kira di mana ya, lokasi tepat pedang legendaris itu?" gumamnya bertanya-tanya sambil berjalan. Sekian menit kemudian, dia mendapati sesuatu yang menarik dan indah. "Wah, ada banyak kupu-kupu. Sungguh indah sekali." Melihat itu, Chely segera mendekat untuk melihat lebih jelas, dia berencana ingin menangkap salah satu kupu-kupu. Ketika sudah dekat dan mencoba menangkapnya, tiba-tiba salah 1 kupu-kupu menyerang Chely menggunakan sulur di mulutnya yang tajam, dia mendapat luka di telapak tangan. "Aww, apa-apaan ini?" keluh Chely dan segera melompat mundur, dia menjadi waspada sementara para kupu-kupu menjadi agresif dan beterbangan tidak beraturan. Sepertinya para serangga itu merupakan salah 1 rintangan yang harus dilewati Chely, sungguh tidak disangka, serangga cantik itu ternyata sangat berbahaya, Chely merasa tertipu. "Kupu-kupu macam apa itu, ternyata berbahaya. Sungguh terlalu, aku tertipu dengan kecantikan mereka!" ucap Chely merasa kesal. Setelah itu, ada 3 kupu-kupu maju terbang menyerang Chely, melihat itu dia segera lari menghindar. Ketiga kupu-kupu itu menyerang dengan sulur, Chely masih bisa menghindar, dia juga berlindung pada pohon di sekitar itu. Akan tetapi sebagian kupu-kupu mengejar Chely dan terus menyerang, Chely mengambil beberapa batu. Saat Chely ingin melempar dengan tangan kanan, tiba-tiba tangannya tidak bisa digerakkan alias lemas. "Kenapa ini? Ada apa dengan tangan kananku?" ucapnya merasa bingung, tangan itu adalah tangan yang mendapat luka tadi. "Oh, jadi semua kupu-kupu itu beracun dan bisa melemahkan syaraf ku, sungguh tak kusangka," lanjutnya memahami situasi. Chely berpikir agar jangan sampai terkena serangan sulur serangga itu, karena sangat berbahaya. Chely segera berlari maju, saat ada kupu-kupu menyerang dari depan, dia melempar salah 1 kupu-kupu dengan batu hingga terkena dan melesat pergi, dia melempar dengan tangan kiri. "Rasakan itu!" Akan tetapi ada lagi 2 kupu-kupu menyerang dari samping kanan dan kiri, Chely melompat rendah maju hingga kedua telapak tangan kiri menyentuh tanah, dia mengambil sebuah ranting kayu yang bercabang yang kebetulan tidak jauh dari posisinya. Selanjutnya berlari dengan cepat menjauh, namun ada beberapa ekor kupu-kupu mengejar dari belakang, saat menyerang dengan sulur, Chely menghalau sulur-sulur itu dengan ranting bercabang, mengibaskan nya ke kiri namun harus berhenti sesaat dari berlari. Selanjutnya, Chely melempar dengan cepat ranting bercabang itu ke arah para kupu-kupu terdekat, berhasil mengenai semuanya. Mengetahui itu, Chely bergegas kabur secepat mungkin. Selama 2 menit dia berlari cepat, kemudian dia berhenti untuk istirahat sejenak. "Huh, hah, huh. Semoga sudah aman," ucapnya merasa kelelahan, dia segera menengok ke belakang untuk memastikan keberadaan para kupu-kupu itu, tampaknya memang tidak ada lagi yang mengejar. Chely merasa lega, dia minum dulu karena sangat haus. "Tangan kananku? Syukurlah, udah bisa digerakkan." Chely mencoba mengangkat tangan kanan yang terkena racun kupu-kupu tadi, meski masih ada luka, tapi bisa digerakkan normal. "Sebenarnya serangga dari mana mereka, kenapa mempunyai kekuatan mengerikan?" gumam Chely mencoba berpikir, akan tetapi tidak menemukan jawaban terbaik. Di tempat para kupu-kupu tadi, semuanya menghilang entah ke mana, sama seperti ular-ular di tempat Stev, semuanya menghilang hingga tidak tersisa satu pun, kemungkinan besar para makhluk itu adalah makhluk spiritual. "Entahlah, yang penting aku udah lolos dari serangga-serangga berbahaya itu. Meski cantik, tapi mengerikan ternyata, sialan." Selanjutnya, Chely memperhatikan jalan berikutnya, ternyata ada tebing tidak jauh dari tempatnya saat ini. Tebing itu terlihat sangat curam dan sepertinya sangat sulit untuk bisa melewatinya. "Tebing curam itu sudah kelihatan, aku harus segera ke sana dan mencari jalan agar bisa mendaki tebing," ucapnya tersenyum sambil berjalan cepat. Tidak lama kemudian, saat tebing ada di depan mata, Chely melihat binatang yang sepertinya berbahaya lagi. "Babi rusa? Iya, benar. Itu adalah babi rusa. Aduh, ada 2 lagi, semoga aku bisa menghindari mereka," gumam Chely sambil mengintip 2 babi rusa itu. Binatang itu terlihat mengerikan, karena mempunyai tanduk seperti rusa, tampaknya cukup tajam dan tidak bisa diremehkan. "Apa yang harus aku lakukan? Mungkinkah aku bisa lewat tanpa harus melawan 2 babi rusa itu? Sepertinya sangat sulit, tapi aku harus mencobanya." Kedua babi rusa itu tampak berjaga di sekitar tebing, pasti siap menyerang bagi siapa saja yang mendekat. Chely memperhatikan tebing, mencari lokasi yang aman untuk mendaki, karena dia sudah belajar lari di dinding, maka seharusnya tidak akan sulit dalam mendaki. Meskipun begitu, dia tidak bisa lari terus-menerus di dinding atau tebing, harus ada jeda untuk istirahat, karena itu adalah batasan teknik lari di dinding. "Di sana! Sepertinya bisa aku gunakan untuk berhenti sejenak," kata Chely saat melihat sebuah dinding tebing yang berlubang. "Baiklah, sekarang saja!" lanjutnya dan langsung berlari ke arah tebing. Tidak butuh waktu lama, kedua babi rusa itu mengetahui keberadaan Chely, tentu saja langsung berlari menyerang Chely. "Menyebalkan, cepat sekali mereka tau," ucap Chely kesal, dia terus berlari ke arah tebing. Saat babi rusa menyerang Chely, dia melompat ke atasnya untuk menghindari serudukan babi rusa. Kemudian babi rusa satunya menyerang dari samping, Chely menghindar dengan melompat ke tebing, dia segera lari di tebing untuk menghindari 2 babi rusa itu, pasti binatang penghalang itu tidak bisa mengejarnya. "Yess, berhasil," ucapnya merasa senang. Akan tetapi tiba-tiba ... "Glarr!" dinding tebing di depannya meledak. "Noooo!" kaget Chely hampir terjatuh, ternyata babi rusa menyerang dengan kekuatannya, yaitu tembakan bola api peledak. Bahkan babi rusa itu menembakinya lagi. "Ini buruk!" keluh Chely, dengan terpaksa dia lari turun ke tanah lagi, karena kesulitan jika berlama-lama berdiri di tebing, apalagi ada serangan para babi rusa itu. "Sungguh menganggu! Babi rusa itu ternyata sangat menyusahkan dan berbahaya, aku harus waspada." Chely merasa kesulitan menghadapi 2 babi rusa, sepertinya sulit lari di dinding jika masih ada 2 babi rusa itu, Chely harus memikirkan cara terbaik. "Sepertinya gak ada cara lain, selain bertarung dan mengalahkan kedua babi rusa itu," ucapnya bersiap melawan 2 babi rusa, Chely terlihat serius. Mampukah Chely mengalahkan kedua babi rusa itu? Memang hebat keduanya, tapi Chely harus mengalahkan semuanya agar bisa lolos dari rintangan ini. Jika tidak, pedang legendaris tidak akan bisa dia miliki.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN