24. BERHASIL MENGALAHKAN

1584 Kata
Chely berhasil melewati medan pelindung, saat ini sedang menghadapi 2 ekor babi rusa yang memiliki kekuatan hebat, dia harus melawan dan mengalahkan semuanya, karena sepertinya itu pilihan satu-satunya dan terbaik. *** "Sungguh binatang pengganggu! Sini maju hadapi aku!" teriak Chely mencoba menantang kedua babi rusa, Chely mengambil 2 batu berukuran sekepal tangan. Mendengar tantangan Chely, 2 babi rusa itu berlari cepat untuk menyerang Chely, terlihat juga menyebar. Ketika babi rusa mencoba menyeruduk, bergegas Chely lompat maju setinggi mungkin, kemudian berbelok arah dan menyerang 1 babi dari belakang, dia mencoba menendang babi rusa. Akan tetapi masih bisa dihindari, kemudian 1 babi rusa lainnya menyerang dari samping dengan serudukan nya. "Rasakan ini!" teriaknya sambil melempar batu tadi, batu itu mengenai hidung babi rusa hingga mengeluarkan darah. Babi rusa tersebut tampak kesakitan, Chely tidak mau diam begitu saja, dia langsung maju dan menendang babi rusa yang terluka sekuat mungkin, menendang ke kiri hingga babi rusa terjatuh. "Yess, berhasil!" Akan tetapi, 1 babi rusa lainnya, menembak dengan bola api peledak hingga mengenai sedikit kaki kanan Chely. "Aduh, panas. Ini keterlaluan," keluh Chely dan segera menghindar karena babi rusa terus menembaki beberapa kali, ledakan bola api mengenai dinding tebing. Untung saja hanya terkena sedikit, lebih tepatnya menyerempet sehingga masih aman dan sakitnya bisa ditahan Chely, bola api yang terkena itu juga tidak meledak di kaki Chely, mungkin karena hanya menyerempet. Tampak celana panjangnya sedikit gosong, kulitnya juga sedikit menghitam akibat bola api tadi. Setelah serangan babi rusa berhenti, Chely memusatkan dan menggunakan energi dalam tubuhnya untuk bertarung, agar lebih mudah. Selanjutnya, dia lari cepat ke kanan dan ke kiri, melihat itu babi rusa merasa bingung, kesulitan memandang Chely. Saat sudah dekat, Chely langsung melempar batu satunya kuat-kuat, sehingga babi rusa terkena telak di bagian mata kiri, babi juga terjatuh dan merasa kesakitan, mungkin sebelah matanya tidak bisa untuk melihat lagi. Sesaat kemudian, babi rusa satunya sudah bangkit dan berusaha menyerang Chely lagi, meski sudah mendapat luka. Babi rusa itu juga menembak dengan bola api peledak, Chely harus menghindarinya sebaik mungkin, dia memusatkan energinya di bagian kaki agar bisa bergerak cepat menghindari serangan babi rusa. "Glarrr!" "Glarrr!" Ledakan demi ledakan api mengenai pohon dan bebatuan di belakang Chely, bahkan pohon itu tumbang karena hanya berukuran sedang, tampak terbakar juga di bagian batang, sementara batu hancur melebur. Serangan itu sungguh berbahaya, jika sampai Chely terkena, mungkin bisa luka fatal. "Sungguh kekuatan yang berbahaya. Awas kau!" ucapnya merasa kesal setelah serangan babi rusa berhenti.Sepertinya kedua babi rusa itu ingin sekali membunuh Chely, maka Chely tidak ingin berlama-lama di sini dan tidak mau membuang banyak waktu lagi. Dia maju melesat cukup cepat ke arah babi rusa, sekian detik kemudian, dia sudah berada di samping babi rusa. Hal itu membuat babi rusa sangat terkejut. "Pergilah kalian dari muka bumi ini!" teriaknya dengan semangat yang membara. Chely langsung memukul telak perut babi rusa sekuat mungkin, dia memusatkan energi di kepalan tangan kanannya, sehingga pukulan itu semakin kuat. "Bugh!" Babi rusa terpental agak jauh dan terlihat perutnya lebam, binatang itu juga terjatuh tak berdaya, mungkin merasakan sakit yang luar biasa, Chely tersenyum melihat itu. Kemudian babi satunya masih berusaha menyerang Chely, dia lari maju untuk menyeruduk Chely meski dengan pandangan satu mata. Chely bersiap menghadapi itu, saat sudah dekat, Chely menghindar ke samping sebelah mata babi rusa yang terluka, kemudian meraih tanduknya. Setelah berhasil, Chely membanting babi rusa tersebut hingga membentur tanah. "Buagh!" Babi rusa itu terkapar tak berdaya, bahkan kesulitan berdiri. Karena Chely mengetahui kedua babi rusa sudah tak berdaya, dia bergegas lari secepat mungkin menuju dinding tebing. Kedua babi rusa hanya bisa melirik keberadaan Chely yang sedang berlari di tebing. Chely berhenti sesaat di lubang tebing, kemudian lari lagi menuju tebing yang sedikit menonjol, sehingga bisa digunakan untuk pijakan. Chely sempat melirik 2 babi hutan tadi dari atas, ternyata kedua binatang itu sudah bangkit, akan tetapi terlihat masih lemas, dengan keadaan itu, babi rusa tidak bisa meyerang dengan tembakan bola api peledak lagi, terlebih posisi Chely sudah jauh di atas. Mungkin seandainya babi rusa bisa menyerang lagi, itu hanya akan menambah lukanya semakin parah, jadi butuh waktu untuk memulihkan kondisi luka 2 babi rusa. "Hehe, selamat tinggal para babi rusa. Kalian gak bisa lagi mengganggu ku!" ucapnya sambil tersenyum. Chely harus bergegas lagi menjauh agar semakin aman dari babi rusa, kemudian Chely berlari lagi di dinding tebing dan berhenti di pohon yang kebetulan tumbuh di situ. Sesaat kemudian, Chely merasa sedikit kelelahan, dia minum dulu sambil istirahat sejenak di batang pohon. "Ah, segar sekali air minum ini, mungkin karena sejak dari tadi aku belum minum," ucap Chely setelah menggenggam air minum, dia membawa air minum dengan botol plastik. Di sini sudah sangat aman dari w babi rusa, bahkan sudah tidak terlihat lagi. Beberapa detik kemudian, dia teringat sesuatu yang sangat penting, yaitu lokasi tepat pedang suci legendaris. "Apa benar ini tebingnya? Tapi di mana letak pedang legendaris bersemayam?" gumamnya sambil memandang tebing curam ini yang begitu luas. "Aku harus melakukan sesuatu. Jika hanya melihat saja, pasti sulit menemukan pedang legendaris itu," lanjutnya berusaha memikirkan cara terbaik. "Aku harus coba ini!" ucapnya merasa yakin. Kemudian Chely menggunakan energi dalam tubuhnya untuk mencari lokasi pedang suci legendaris tersembunyi, dia menyatukan kedua telapak tangan dan berpose seperti memberi salam. Beberapa detik kemudian, aura energi tubuh Chely mulai beraksi, kedua mata Chely juga menyala terang. Perlahan energi tubuh Chely menyebar sedikit, seperti mengarah ke suatu tempat. Perlu diketahui bahwa aura energi milik Chely adalah putih dan hitam, milik Stev adalah buru dan merah, sementara milik Ricko adalah hijau dan kuning. Energi perpaduan 2 warna yang sesuai dengan kedua mata mereka, mungkin karena itu kedua mata mereka berbeda warna, sungguh menarik. Beberapa detik energi milik Chely terus bergerak, Chely fokus memperhatikan itu sambil berpose seperti tadi. Tidak lama kemudian, energi miliknya mengarah ke sesuatu, yaitu semak belukar yang tumbuh di tebing ini, bahkan terlihat masuk ke semak belukar itu. Melihat itu, Chely yakin bahwa lokasi tepat pedang suci legendaris incarannya berada di situ. Setelah itu, Chely merasa pencariannya menggunakan energi tubuh sudah cukup. "Hmm, pasti ada di sana! Aku sangat yakin itu. Sebaiknya aku segera ke sana!" ucapnya merasa yakin dan bahagia. Chely segera memusatkan energinya ke semua kaki, kemudian lari di tebing dengan cepat. Hanya butuh beberapa detik, Chely sudah sampai di semak belukar itu. "Ini ...," ucap Chely terheran setelah membuka semak belukar. "Gua, ya ini adalah gua. Oh iya, Kakek Hamzo mengatakan bahwa pedang suci legendaris ada di dalam gua tebing yang curam. Berarti di sini!" lanjutnya dengan yakin. Chely segera masuk ke gua di sela-sela semak belukar, ternyata pintu gua cukup luas karena semak belukar cukup lebat. Gua itu sepertinya juga dalam dan tentu saja gelap. Chely harus berhati-hati dalam memasuki gua, karena siapa tahu ada sesuatu yang berbahaya lagi. Di tempat Ricko berada, dia sedang berjalan menaiki bukit dengan bersiul bahagia. Sungguh terlihat santai, memang bukit masih terasa aman dan mudah dilewati. Sesaat kemudian, dia berhenti sesaat untuk memastikan bahwa sudah sampai sejauh mana dia menaiki bukit. "Wah, masih jauh juga ternyata, huft!" ucapnya sambil memandang ujung bukit tertinggi, meski tidak begitu terlihat, karena tertutupi banyak awan putih Ricko melanjutkan perjalanan lagi, kali ini dia akan lebih cepat dalam mendaki bukit. Mungkin mulai tidak sabar ingin mendapatkan pedang suci legendaris, ya itu sudah pasti, karena tujuan ke bukit untuk mendapatkan itu. Setelah berjalan sekitar 15 menit, dia tampak santai lagi, mungkin menghindari agar tidak kelelahan. Saat berjalan santai tiba-tiba ... "Bruk! Aduh!" keluhnya menabrak sesuatu yang pastinya medan pelindung. "Tidaaaak!" Bahkan dia sampai terjatuh dan mundur ke bawah sedikit merosot, tentu saja karena ini bukit dengan dataran yang miring. Ricko berusaha menahan agar tidak terjatuh lebih jauh. "Apaan-apaan itu tadi, sungguh mengagetkan saja!" kesalnya dan segera mengecek lokasi depannya. "Hah, gak ada apa-apa? Terus tadi siapa yang menghalangi jalanku? Hantu, monster, musuh atau cewek? Ehh, kok cewek sih, mana ada di sini," ucapnya merasa konyol. Ricko segera berdiri dan melanjutkan langkahnya, kali ini harus berhati-hati agar tidak menabrak lagi. Sesaat kemudian, dia mendapati tembok yang tidak terlihat oleh mata biasa, lebih tepatnya mata yang belum diaktifkan kekuatannya. "Oh, jadi ini yang menghalangi jalanku tadi. Dasar tembok nakal, kenapa gak bilang kalau kamu ada di sini?" ucapnya mengajak bicara medan pelindung dan memarahinya. "Ah, aku harus segera melewati tembok ini." Ricko mengelus-elus tembok itu seraya berkata, "Hay tembok manis, biarkan aku masuk ya! Kamu imut deh!" Sungguh kocak Ricko melakukan itu, mana mungkin mau terbuka. "Huft, jadi gak mau nurut ya! Baiklah!" lanjutnya lalu segera mengaktifkan kemampuan matanya. Tentu saja bersinar warna hijau dan kuning, saat itu dia langsung bisa melihat medan pelindung yang berwarna hijau dan kuning bercampur aduk serta berkobar. Saat itu, Ricko langsung paham bahwa medan pelindung itu pasti ada hubungannya dengan kedua mata dan energi dalam tubuhnya, dia segera menempelkan kedua telapak tangan ke dinding Medan pelindung. "Ayo, segera terbuka tembok cantik! Hoaaaa!!" ucapnya berteriak sambil menekan kuat-kuat medan pelindung, dia juga memusatkan energi tubuhnya di keuda tangan. Sesaat kemudian, dia berhasil menembus medan pelindung degan mudah, meski dia terdorong maju dan hampir jatuh. "Hehehe, udah aku duga," kata Ricko merasa bahagia bisa melewati penghalang itu, apa yang dia pikirkan sangat tepat, yaitu medan pelindung ada hubungannya dengan kekuatan yang dia miliki. Akhirnya Ricko juga bisa melewati medan pelindung yang mirip dengan yang ada di tempat Stev maupun Chely, itu berarti dia juga cocok dengan pedang suci legendaris yang ada di bukit di atas awan itu. Akan tetapi seperti apa rintangan Ricko yang harus dia hadapi setelah ini? Jika sulit dan tidak bisa melewatinya, dia gagal mendapatkan pedang suci legendaris incarannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN