18. PUNYA 3 MURID

1534 Kata
Desa tempat tinggal Chely Veronia sangat mengerikan, para warga harus mentaati peraturan ketat agar bisa mengurangi kejadian buruk di malam hari. Kini Chely ingin mengubah desanya tersebut menjadi aman dan damai, yaitu dengan mengikuti turnamen dan memenangkannya, lalu bagaimana dengan Stev? Siapakah yang nanti layak mendapatkan Kristal Magic? Semua sangat membutuhkan, sungguh pilihan yang sulit. *** Hari sudah berganti, semua persiapan Chely untuk mengambil salah 1 pedang legendaris sudah siap, kini segera berangkat ke lokasi. Sebelum berangkat, Kakek Hamzo melakukan hal yang sama seperti Stev, yaitu menyuruh Chely untuk mengambil salah 1 pedang yang belum diincar orang lain saat ini, Chely juga harus memilih sesuai kata hati dan energi yang dimilikinya. Kakek Hamzo mengalirkan energi di punggung Chely agar bisa menentukan pedang yang mana. Sesaat kemudian, kedua mata Chely menyala hitam dan putih, saat itu juga dia sudah mendapat pedang mana yang harus dia ambil, yaitu gua yang berada di lereng pegunungan curam. Sepertinya tempat yang sulit dijangkau oleh manusia, mampukah Chely mengambil pedang suci legendaris di sana? Tentu saja Chely tidak akan menyerah. "Baik Kek, saya udah menemukan pedang yang mana. Gua di lereng pegunungan yang curam, aku akan ke sana dan mengambilnya. Do'akan saya semoga berhasil," ucap Chely memberi tahu. "Baiklah Chely. Jaga dirimu baik-baik Chely, semoga beruntung! Pesan Kakek, jika nanti bertarung melawan sesama muridku dan pengguna pedang suci, jangan saling bunuh!" saran Kakek Hamzo penuh harap. "Siap Kek, saya hanya ingin mengalahkan dia saja. Saya bukan tipe orang yang berani membunuh, meski itu adalah musuh. Kecuali jika benar-benar orang jahat yang gak bisa diampuni, sehingga terpaksa harus dibunuh, karena gak ada pilihan lain yang lebih baik." "Aku mengerti, kamu memang gadis yang baik dan kuat. Ya udah, sebaiknya segera berangkat," saran Kakek Hamzo dengan tersenyum. "Baik Kek, sampai jumpa di lain waktu. Saya pasti akan mampir ke sini setelah turnamen itu selesai," ucap Chely sambil berjalan menjauh karena harus berangkat menuju lokasi pedang suci legendaris, dia juga melambaikan tangan perpisahan. Kakek Hamzo juga melambaikan tangan, di sekitar kakek Hamzo juga banyak binatang setianya, alias para kambing dan monyet yang ikut melihat keberangkatan Chely Veronia. Kakek Hamzo merasa bahagia mempunyai 2 murid yang baik hati, dia berharap banyak agar para muridnya menjadi kesatria hebat yang mampu membawa perubahan dunia semakin lebih baik. Sekian menit kemudian, saat Kakek Hamzo menuju gua untuk melakukan aktivitas, tiba-tiba mendengar suara teriakan seorang laki-laki. "Kakek! Apakah kamu Kakek Kesatria hebat?" Mendengar itu, Kakek Hamzo terkejut bukan main. Hebat sekali ada pemuda dengan santainya sampai ke sini, sungguh sulit dipercaya. Para kambing dan monyet bersiap melindungi Kakek Hamzo, mereka berbaris dan berkumpul di depannya. "Hey, ada apa dengan para binatang ini? Apa kalian ingin menyerang orang baik dan lucu begini?" tanya seorang pemuda yang baru datang tersebut. Tampaknya dia orang yang sama-sama ingin berlatih dengan Kakek Hamzo, sepertinya memang begitu. Namun tampaknya pemuda ini terlalu ceria dan kocak. Kakek Hamzo tersenyum mendengar dan melihat tingkah pemuda tersebut, kemudian menyuruh para binatang setianya untuk tidak menyerang pemuda itu. "Ada apa anak muda? Bagaimana kamu bisa sampai ke sini sesantai itu?" tanya Kakek Hamzo sambil mendekat. "Hehehe, semua itu keberuntungan Kek, saya juga tidak menyangka bisa sampai ke sini," jawabnya. "Oh, jadi begitu. Terus apa tujuanmu ke sini?" "Aku ingin menjadi raja kaya raya, Kek!" jawab pemuda itu unik hingga membuat Kakek Hamzo terkejut sekaligus terheran, keinginannya sungguh tidak masuk akal. Saat Ricko mendekat, Kakek Hamzo terkejut melihat kedua mata Ricko juga berbeda warna, yaitu warna hijau di sebelah kanan, warna kuning di sebelah kiri. Sungguh menarik, mungkinkah para murid Kakek Hamzo itu merupakan orang-orang terpilih? Bisa jadi seperti itu. Kemudian Kakek Hamzo ingin tahu lebih, dia meminta pemuda itu untuk memperkenalkan diri dan menceritakan semuanya. Ternyata pemuda itu bernama Ricko Hasagi, dia berasal dari desa Green-Lake yang terkenal damai dan tenteram, desa itu cukup indah, akan tetapi jauh dari kota alias desa itu dekat dengan lereng gunung, desa itu juga memiliki danau kecil berwarna hijau di tengah pemukiman, pasti terlihat sangat indah dan menarik. Tapi apakah kali ini ada juga sesuatu yang buruk terjadi di desa Green-Lake? Seperti di desa tempat tinggal Stev atau desa tempat tinggal Chely? Kakek Hamzo ingin tahu tentang itu. Selanjutnya, Ricko memberi tahu bahwa dia hanya ingin memenangkan turnamen, karena bisa menjadi orang kaya raya, sebab ada hadiah emas fantastis, selain itu bisa mendapatkan Kristal Magic yang bisa mengabulkan segala permintaan, tentu saja Ricko ingin meminta agar dia menjadi raja terkenal dan kaya raya. Sungguh permintaan yang menggelikan bagi Kakek Hamzo, dia terkekeh mendengar itu. "Kenapa Kakek Hamzo tertawa? Aku serius Kek!" tanya Ricko menggerutu. "Hahaha, iya, iya. Kakek paham. Tapi permintaanmu sungguh berbeda dari yang aku duga," balas Kakek Hamzo. Dia tidak menyangka Ricko menginginkan itu, sangat jauh dengan keinginan Stev dan Chely yang mementingkan keselamatan orang lain dan kedamaian. Memang wajar, desa tempat tinggal Ricko sudah damai, aman dan tenteram. Tentu saja Kakek Hamzo juga memberi tahu nama dan kenapa dia tinggal di sini, dia juga memberi tahu bahwa mungkin dia memanglah kesatria hebat yang dicarinya, meski Kakek Hamzo tidak pernah menganggap dirinya sebagai kesatria hebat. Ricko memberi tahu bahwa desa selalu aman dan damai hingga sekarang, jadi itu berarti tidak ada masalah buruk yang menimpa desanya, Kakek Hamzo ikut senang mendengar itu. "Terus untuk apa menemui aku jika itu permintaanmu?" tanya Kakek Hamzo penasaran. "Huh, gimana sih Kakek. Saya butuh kekuatan lebih, agar bisa menang di turnamen itu, Kek!" jawab Ricko. Mendengar itu, Kakek Hamzo sedikit ragu dengan Ricko, apa mungkin dia sanggup mendapat latihan darinya, kalau dilihat sepertinya Ricko tidak memiliki keahlian dalam beladiri, mungkin berat baginya. Apalagi sifat Ricko yang kocak dan selalu ceria. "Apa kamu yakin ingin berlatih beladiri? Sepertinya berat dan sulit bagimu," ucap Kakek Hamzo membuat Ricko menggerutu. "Apa maksud Kakek? Apa Kakek meremehkan saya?" ucap Ricko sambil tersenyum serius. Hal itu membuat Kakek Hamzo terkejut, dalam hatinya berkata apakah mungkin dia salah menilai. "Ricko, memang apa yang kamu miliki? Apa kamu bisa beladiri?" "Baiklah, gak perlu berbicara panjang lebar lagi. Saya akan tunjukkan keahlian ku. Silakan Kakek liat baik-baik, dan setelah itu, baru nilai diriku seperti apa," pinta Ricko. Kakek Hamzo sungguh penasaran dan segera ingin tahu, dia fokus ingin melihat apa yang akan dilakukan Ricko. Selanjutnya, Ricko berdiri diikuti Kakek Hamzo. Ricko menaruh barang bawaan miliknya, tapi mengambil pedang kayu yang unik dan menarik. Setelah itu maju ke tempat yang terdapat pepohonan, baik ukuran kecil, sedang hingga besar. Kakek Hamzo semakin serius memperhatikan pemuda itu. Sesaat kemudian, Ricko memainkan pedang kayu miliknya dengan sangat bagus, dia mampu menggerakkan pedang dengan sempurna, keahlian pedangnya jauh melebihi Stev, apalagi Chely. Saat ini Ricko menebas pohon-pohon kecil dengan pedang kayu miliknya, bahkan terlihat cepat dan hebat. Kakek Hamzo terkagum melihatnya, ternyata pedang itu cukup tajam meski hanya terbuat dari kayu. Sesat kemudian, Ricko berlari cepat dan lincah sambil menebas pepohonan kecil yang di dekatnya, kecepatannya hampir menyamai Kakek Hamzo, sungguh hebat sekali ternyata si Ricko. Bahkan Kakek Hamzo terkejut mengetahuinya, dia hampir tidak percaya. Selanjutnya, Ricko berlari di batang pohon besar hingga ke atas, ternyata dia sudah menguasai teknik lari di dinding. "Apa? Gak mungkin, siapa sebenarnya pemuda yang bernama Ricko ini? Apa dia seorang kesatria?" kaget Kakek Hamzo melihat Ricko ahli dalam teknik-teknik spesial tersebut. Ternyata Kakek Hamzo salah kira dan meremehkan Ricko, memang seharusnya penampilan, sifat, atau kelakuan tidak boleh dinilai sembarangan. Semua itu belum tentu seperti yang kita pikirkan, jadi sebaiknya jangan menilai orang dari luarnya saja. Di atas pohon, Ricko menebas beberapa ranting dan bahkan bergerak dengan lincah tanpa terjatuh. Setelah itu, dia lompat ke bawah dengan sempurna, dia tersenyum memandang Kakek Hamzo karena pertunjukkannya sudah selesai. Kemudian Ricko mendekati Kakek Hamzo, melihat itu Kakek Hamzo bertepuk tangan karena terkagum kepada Ricko, dia sungguh tidak menyangka. Dengan begitu, dia tidak perlu mengajari Ricko beladiri, dia juga yakin Ricko mampu membelah batu bata dengan mudah, lari di atas potongan kayu dan menjaga keseimbangan di 2 kayu berbentuk kerucut itu. "Bagaimana Kek? Apa saya hebat? Masihkah Kakek meremehkan ku? Hehehe," ucap Ricko. "Hebat, hebat! Ternyata kamu jauh lebih hebat dari kedua muridku sebelumnya? Aku bangga padamu!" balas Kakek Hamzo. "Hah, dua murid? Jadi ada orang lain selain aku yang datang ke sini?" tanya Ricko terkejut dan sangat penasaran. "Iya, belum lama mereka pergi!" Selanjutnya, Kakek Hamzo bercerita mengenai Stev dan Chely yang sudah menjadi muridnya, saat ini dia juga menerima Ricko sebagai murid ketiga. Ricko senang mendengar itu. Akan tetapi Kakek Hamzo juga memberi tahu Ricko, bahwa Stev dan Chely juga ingin ikut turnamen. Hal itu membuat Ricko terkejut dan berkata bahwa mereka pasti akan menjadi lawannya dalam turnamen nanti, dia harus saling berebut untuk mendapatkan hadiah emas dan Kristal Magic. Meski begitu, Kakek Hamzo berpesan sama seperti Chely, bahwa Jagan saling bunuh terhadap sesama muridnya. Kakek Hamzo memberi tahu bahwa nama kedua muridnya Stev dan Chely, Ricko harus mengingat itu. "Baik Kek! Saya mengerti, saya juga gak tega membunuh orang lain, apalagi orang baik, sungguh dosa besar," jawab Ricko dengan tulus. Setelah Ricko setuju dan mentaati perintah Kakek Hamzo, kini saatnya Kakek Hamzo memberi pakaian pendekar sebagai tanda muridnya yang lain, pakaian warna hijau bergaris kuning. Sebenarnya pakaian para murid Kakek Hamzo sesuai dengan kedua warna mata mereka, Ricko sangat senang mendapat itu. Kemudian, Kakek Hamzo memberi tahu adanya 3 pedang suci legendaris.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN