17. DESA YANG MENGERIKAN

1337 Kata
Stev berangkat untuk mengambil salah 1 pedang legendaris, pasti tidak akan mudah dalam mendapatkannya. Sementara ada murid lain yang datang untuk meminta bantuan Kakek Hamzo, dia adalah gadis cantik tapi hebat bernama Chely. *** Kakek Hamzo mengobrol panjang lebar dengan Chely termasuk saling berkenalan, mereka mudah sekali akrab karena keduanya memang orang baik. Chely menceritakan mengapa dia ingin menjadi murid Kakek Hamzo dan memenangkan turnamen itu. "Kakek, sejak dari dulu desa saya mengalami banyak masalah, namun akhir-akhir ini masalah itu semakin mengerikan. Saya gak sanggup lagi tinggal di desa yang seperti itu ...," kata Chely bercerita. Chely mengatakan bahwa kejadian buruk saat malam hari semakin meresahkan, banyak dari warga desanya tiba-tiba menggila dan melakukan perbuatan kejam, padahal sebelumnya baik-baik saja. Orang yang tiba-tiba menggila itu membunuh beberapa temannya, entah secara tidak sadar atau bagaimana, orang itu seperti dirasuki makhluk jahat secara tiba-tiba, hal itu sungguh aneh menurut Chely, bahkan ada seorang pemuda tiba-tiba membantai keluarganya sendiri termasuk anak kecil, itu sungguh mengerikan. Kejadian akhir-akhir ini jauh lebih buruk dari sebelumnya, kepala desa membuat peraturan ketat agar bisa mengurangi kejadian mengerikan itu. Semua senjata tajam dan sesuatu yang bisa digunakan untuk membunuh dikumpulkan jadi satu, lalu dikunci rapat-rapat di suatu ruangan khusus. Selain itu, para warga harus ada yang berjaga malam di setiap rumah minimal 2 orang, dan mereka tidak boleh tidur pada malam hari. Peraturan itu membuat semuanya merasa repot, tapi demi keselamatan semua, itu harus dilakukan. Mungkin itulah mengapa, desa tersebut dinamakan Dark-Moon, banyak kejadian janggal di malam hari, terutama saat bulan purnama. Namun akhir-akhir ini, desa itu semakin mengerikan. Saat malam-malam itu, selalu saja ada warga yang menggila, sepertinya mereka dirasuki makhluk jahat ketika sedang tidur, karena semua yang berjaga dan tidak tidur baik-baik saja. Saat ada yang menjadi gila, dia langsung diamankan, karena tidak ada senjata tajam yang mudah ditemukan, korban bisa diminimalisir, akan tetapi dia berusaha mencekik dan memukul para korban, bahkan berusaha membunuh orang di sekitar termasuk orang yang berjaga tersebut. Saat itu, para warga yang baik-baik saja bekerja sama mengatasi orang yang tiba-tiba menjadi gila. Mereka dikurung di ruang khusus mirip seperti penjara, orang yamg menjadi gila tidak pandang bulu, baik pria maupun wanita, bisa menjadi gila secara tidak jelas, bahkan ada remaja juga, sungguh kejadian yang tidak wajar. Untung saja setelah beberapa hari dikurung, ada beberapa dari mereka yang sadar kembali, namun semuanya berbeda waktu, ada yang 3 hari, 5 hari, 1 minggu bahkan 2 minggu. Chely merasa resah dan khawatir dengan kondisi itu, dia tidak ingin keluarga atau dirinya menjadi gila juga. Semua warga desa sudah mencari tahu penyebab gila mendadak itu, tapi sama sekali tidak menemukan titik terang. Suatu hari ada selebaran turnamen berhadiah fantastis tersebut, oleh sebab itu, Chely ingin mengikuti turnamen dan memenangkan turnamen itu, jika berhasil dia akan meminta agar desa dan penduduknya menjadi desa yang aman, tenteram, dan damai, bahkan tidak ada lagi kejadian buruk di malam hari. Chely merasa lelah hidup di desa menyedihkan sejak dari dulu, akan tetapi dia juga tidak ingin meninggalkan desa kelahirannya tersebut. Kakek Hamzo terkejut mendapat kabar mengerikan dari desa tempat tinggal Chely itu, dia juga terheran mengapa bisa ada kejadian aneh seperti itu. "Baiklah, kalau begitu ayo kita mulai saja latihan kita," ajak Kakek Hamzo membuat Chely merasa bahagia. "Baik Kek," jawab Chely penuh semangat. Mereka segera beranjak menuju tempat latihan yang sama seperti saat Stev latihan, pertama Kakek Hamzo menunjukkan kekuatannya terlebih dulu. Chely merasa takjub dan percaya bahwa Kakek Hamzo memang kesatria hebat. Selanjutnya, Chely segera berlatih, lari cepat, menjaga keseimbangan dan lari di dinding atau pohon. Sebelum itu, Kakek Hamzo membuka energi dalam tubuh Chely agar lebih mudah dalam berlatih. Menurut Kakek Hamzo, energi milik Chely sudah mengalir sejak lama, hanya butuh sedikit agar aliran semakin lancar. Chely memberi tahu bahwa dia memang banyak berlatih beladiri sejak 2 tahun silam, pantas saja saat melewati rintangan, Chely merasa mudah dan gesit. Saat berlatih, Chely tidak begitu kesulitan, dia hampir menguasai beberapa teknik fisik yang diajarkan Kakek Hamzo, hanya butuh sedikit untuk menjadi sempurna. "Hebat, gadis itu sungguh hebat. Chely lebih cepat menguasai latihan ini daripada Stev," gumam Kakek Hamzo. Mungkin karena Stev memang tidak pernah berlatih beladiri, tapi kekuatan fisik sepertinya lebih kuat Stev, itu wajar karena dia seorang pria, terlebih Stev mempunyai pengalaman dalam berburu yang handal dan mampu beradaptasi dengan alam. Seharian Chely berlatih bersama Kakek Hamzo, Chely mampu menguasai beberapa teknik itu selama 3 jam, sungguh hebat. Kakek Hamzo mengajari cara bermain pedang, karena dia tidak melihat Chely membawa pedang seperti Stev. Karena Chely tidak mempunyai pedang, maka Kakek Hamzo mengajarinya dengan pedang kayu yang kebetulan disimpannya. Saat memainkan pedang, ternyata Chely lumayan bisa memainkan pedang, namun dalam menggunakan pedang, Stev lebih ahli daripada Chely, meski begitu Chely layak menggunakan senjata pedang. Setelah itu, Kakek Hamzo menyuruh Chely untuk istirahat dahulu. Kemudian, Kakek Hamzo memberi tahu bahwa ada 3 pedang legendaris di dunia ini, dia bercerita sama persis saat bercerita dengan Stev. Chely terkejut mendengar itu, dia sangat penasaran dan ingin mengambil salah 1 pedang legendaris. "Apa kamu yakin, Chely?" tanya Kakek Hamzo. "Ya, saya yakin 100 persen. Saya akan berusaha keras mendapatkan pedang tersebut," jawab Chely sangat serius. Kakek Hamzo tersenyum mendengar itu, tapi dia sedikit khawatir karena Chely seorang gadis, akan tetapi dia tidak perlu khawatir karena Chely bukanlah gadis biasa. Menurut Kakek Hamzo, Chely layak dan boleh mencoba mengambil salah 1 pedang legendaris tersebut, namun harus ekstra hati-hati karena tidak mudah dalam mengambilnya. Kakek Hamzo menyarankan untuk berangkat besok pagi, ini sudah sore dan ada beberapa yang harus ditunjukkan Kakek Hamzo, yaitu tombak legendaris miliknya, hal itu agar Chely semakin yakin bahwa memang ada senjata legendaris di dunia ini. Tidak lama kemudian, Kakek Hamzo mengambil tombak legendaris miliknya, Chely terkagum melihat bentuk dan warna tombak itu, sungguh keren dan menarik menurutnya. Selanjutnya, Kakek Hamzo menunjukkan beberapa kekuatan ajaib dari tombak legendaris miliknya, yaitu sama persis saat dipertunjukkan pada Stev waktu itu. Chely sangat terkagum dan merasa tidak percaya dengan kekuatan hebat tombak legendaris tersebut, dia jadi tidak sabar ingin segera mendapat pedang suci legendaris. Setelah Kakek Hamzo menunjukkan itu semua, mereka istirahat sambil makan sore bersama. Chely juga penasaran ingin memegang tombak legendaris milik Kakek Hamzo, saat itu dia merasa kagum dan menang agak berat, apalagi seorang gadis yang memegang. Ketika makan sambil mengobrol, Kakek Hamzo juga bercerita bahwa ada banyak senjata legendaris di dunia ini, Chely baru dengar itu, karena selama ini senjata legendaris memang masih tersembunyi, mungkin ada yang memiliki namun merahasiakan miliknya rapat-rapat. Kakek Hamzo juga memberi pakaian layaknya pendekar, bentuk dan modelnya mirip punya Stev, hanya berbeda warna, karena milik Chely berwarna putih dengan corak garis hitam, dia juga memakai ikat kepala warna putih. Chely sangat senang mendapat pakaian dari Kakek Hamzo tersebut, apalagi kebetulan cocok. Malam akhirnya tiba, Chely dan Kakek Hamzo mengobrol banyak dan bercerita tentang masa lalu mereka, terutama saat Kakek Hamzo masih muda dulu, dia sudah berlatih keras dan berusaha mencari keberadaan senjata legendaris, namun tidak membuahkan hasil, hingga ketika umur paruh baya, dia berhasil mendapatkan salah satunya, yaitu tombak legendaris di dalam gua ini. Sementara Chely bercerita tentang masa kecilnya yang kelam, katanya saat lahir dulu, dia sempat mengalami keadaan hidup dan mati, namun akhirnya berhasil hidup hingga sekarang, meski banyak cobaan hidup dia alami. Kedua mata Chely yang berbeda sudah ada sejak lahir, itu masih misteri mengapa bisa berbeda warna, hal itu sama seperti kedua mata Stev. Waktu semakin malam, Chely dan Kakek Hamzo berencana tidur agar badan selalu fit. Di tempat lain di tengah hutan belantara, terlihat Stev sedang tidur dengan tersenyum, dia tidur di atas pohon yang sudah dibuat nyaman, dia membuat tempat tidur itu dengan ranting-ranting pohon yang dijejer dan ditali kuat, Stev memang membawa tali sejak dari rumah, karena itu pasti sangat bermanfaat, tidak lupa Stev menggunakan alas dedaunan yang kering agar semakin nyaman. Malam ini langit sedikit berawan, akan tetapi masih aman dari hujan turun, terlebih Stev sudah menyiapkan diri jika di malam nanti akan turun hujan, yaitu berteduh di pohon rindang dan atap tidurnya memakai daun pisang yang lebar serta ditata sedemikian rupa.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN