19. YAKIN 100 PERSEN

1237 Kata
Sekarang Kakek Hamzo mempunyai 3 murid, semuanya ingin mengikuti turnamen di labirin Doom Hole, tentu saja ingin menjadi pemenang dan mendapatkan hadiah fantastis, yaitu emas 1 kilogram dan Kristal Magic yang bisa mengabulkan segala permintaan. *** Kakek Hamzo sangat terkagum dengan murid terakhirnya, yaitu Ricko Hasagi, karena dia sudah ahli dalam beladiri bahkan mampu menguasai teknik pedang, teknik spesial, dan tentu saja aliran energi dalam tubuhnya sudah mengalir dengan lancar. "Baiklah Nak Ricko, aku akan memberi tahu sesuatu yang sangat penting dan sangat rahasia," ucap Kakek Hamzo. "Sangat rahasia? Apa itu Kek?" tanya Ricko ingin tahu. "Ya, sangat rahasia. Sebenarnya ada 3 pedang suci legendaris di dunia ini ...." Kakek Hamzo menceritakan semua mengenai 3 pedang suci legendaris tersebut, termasuk lokasi tersembunyi dan tidak sembarang orang bisa sampai ke sana. Ricko terkejut mendengarnya, tentu saja dia juga ingin mengambil salah 1 pedang legendaris tersebut, Kakek Hamzo sudah tahu itu. Kakek Hamzo juga tidak khawatir dengan Ricko, karena dia pemuda hebat meski sifatnya kocak dan ceria. Ricko tidak ingin berlama-lama dan ingin segera mengambil pedang legendaris tersebut, bahkan jika boleh, ingin berangkat sekarang. "Baiklah, jika kamu sudah gak sabar lagi. Kamu boleh berangkat hari ini untuk mengambil 1 pedang suci legendaris," ucap Kakek Hamzo membuat Ricko sangat bahagia. "Terima kasih banyak Kek, saya ingin mengambilnya sekarang juga," jawab Ricko. Kemudian Kakek Hamzo memberi tahu bahwa hanya ada 1 pedang yang belum diincar, akan tetapi Kakek Hamzo tidak memberi tahu lokasi mana yang belum dituju oleh para muridnya. Kakek Hamzo ingin mencoba agar Ricko memilih lokasi sesuai kata hati dan energi dalam dirinya seperti Stev dan Chely, selanjutnya Kakek Hamzo melakukan hal yang sama, yaitu menyalurkan energi miliknya untuk mencari tahu energi yang sesuai dengan Ricko dan pedang suci legendaris. Saat itu, kedua mata Ricko menyala hijau dan kuning sebentar. "Baiklah Kek, saya udah tau lokasi yang harus saya tuju. Yaitu bukit yang ada di atas awan," ucap Ricko. "Tepat sekali, memang hanya lokasi itu yang tersisa. Sepertinya kamu memang cocok menuju ke sana, semoga berhasil!" balas Kakek Hamzo. "Yuhuu, makasih sekali lagi ya Kek. Makasih udah memberi tahu pedang legendaris itu, saya sangat senang karena saya juga ingin menjadi kesatria hebat seperti Kakek!" ucap Ricko sambil memeluk erat Kakek Hamzo, bahkan sambil menggoyangkan badannya. Hal itu membuat Kakek Hamzo tersenyum, namun sedikit kesal karena Ricko terlalu berlebihan. "Tapi, apa memang benar pedang suci legendaris itu ada, Kek? Kenapa saya belum pernah dengar ya?" tanya Ricko baru sadar. "Hmm, jadi kamu kurang yakin?" "Bukannya begitu Kek, saya hanya gak menyangka saja ada senjata semacam itu, sungguh keren pasti." "Baiklah, sebenarnya di dunia ini ada senjata legendaris, mungkin banyak. Hanya saja senjata-senjata itu mungkin dirahasiakan oleh pemiliknya, atau masih bersemayam di dunia ini," kata Kakek Hamzo bercerita lagi. Ricko terkejut lagi dan sungguh tidak menyangka, andai dia tahu itu dari dulu, dia akan mencari salah 1 senjata legendaris, entah pedang, sabit, pisau, atau yang lainnya. "Jika kamu masih belom yakin. Kakek akan tunjukkan salah 1 senjata legendaris itu. Aku punya 1, yaitu tombak emas legendaris." "Apa? Serius Kek?" kaget Ricko. Kakek Hamzo hanya tersenyum, kemudian mengambil tombak legendaris miliknya dengan berlari cepat menuju gua. Tidak lama kemudian, Kakek Hamzo datang membawa senjata legendaris miliknya tersebut. Ricko sangat penasaran dan ingin memegang sekarang juga, Kakek Hamzo mengijinkan. "Wah, ini sungguh keren! Aku coba bentar ya Kek!" pinta Ricko. "Silakan kalau kamu bisa!" "Baiklah." Ricko mencoba memainkan tombak legendaris milik Kakek Hamzo, cukup lumayan akan tetapi tidak mengeluarkan sedikit pun yang spesial. "Ini sungguh keren Kek, tapi ... Sepertinya gak ada yang menakjubkan, kecuali warna emas dan bentuknya. Rasanya seperti tombak yang lain, cuma lebih berat," ucap Ricko mencoba menilai. Hal itu membuat Kakek Hamzo terkekeh, itu sudah jelas karena Ricko bukanlah pemiliknya, jadi terlihat biasa saja. Seandainya belajar terus menerus, mungkin kekuatan spesial senjata legendaris bisa muncul, akan tetapi tidak akan maksimal jika bukan pemiliknya. "Kenapa malah tertawa sih Kek?" ucap Ricko sedikit cemberut. "Coba Kakek tunjukkan, apa yang membuatnya menjadi senjata legendaris. Saya masih ragu," pinta Ricko sedikit kecewa, dia menyerahkan kembali tombak legendaris tersebut pada Kakek Hamzo. "Baiklah, lihat baik-baik! Kamu akan terkejut nanti." Kakek Hamzo segera beraksi untuk menunjukkan kekuatan spesial dari tombak legendaris miliknya, Ricko sangat serius ingin melihat. Sesaat kemudian, Kakek Hamzo memainkan tombak tersebut, seperti sebelumnya, dia sangat lincah dan ahli dalam memainkan tombak miliknya. Kemudian, Kakek Hamzo mengeluarkan teknik-teknik spesial hingga membuat Ricko terkejut hampir tidak percaya. "Wow, kekuatan macam apa itu? Sungguh luar biasa!" Kakek Hamzo menunjukkan beberapa teknik spesial dari tombak legendaris miliknya. "Bagaimana Ricko, apa kamu masih belum yakin juga?" tanya Kakek Hamzo setelah selesai menunjukkan kekuatan spesial itu. "Yakin 100 persen, Kek. Sungguh menakjubkan sekali ternyata," jawab Ricko. "Kek, boleh saya mencoba lagi!" lanjutnya penasaran. "Baiklah, silakan coba lagi jika bisa." Ricko mencoba lagi memainkan tombak legendaris milik Kakek Hamzo, akan tetapi saat ingin mengeluarkan teknik spesial, sama sekali tidak bereaksi, hanya menjadi tombak biasa. "Heh, kenapa gak bisa muncul kekuatan hebat seperti tadi? Aneh," ucap Ricko. Hal itu membuat Kakek Hamzo terkekeh senang. Ricko mencoba lagi mengeluarkan teknik spesial, namun hasilnya sama saja, tidak mau muncul, akhirnya dia menyerah. "Kenapa saya gak bisa Kek?" tanya Ricko sedih. "Ahahaha, kamu jangan sedih begitu. Aku kasih tau ya, hampir semua senjata legendaris memang begitu, hanya sang pemilik yang bisa memainkan dan mengeluarkan teknik spesial dengan sempurna," jawab Kakek Hamzo. "Hah, jadi begitu ya? Pantas saja saya gak bisa seperti Kakek." "Ya, begitulah." "Wah, berati saya bisa menggunakan pedang suci legendaris donk nanti? Benar begitu kan Kek?" tanya Ricko menjadi berseri-seri. "Ya belum tentu, semua itu bisa saja asal kamu berhasil mendapatkan pedang legendaris itu." "Oh, jadi begitu. Baiklah, saya harus mendapatkan 1 pedang legendaris," ucap Ricko sangat yakin. "Baiklah Ricko, semoga beruntung!" Setelah itu, Ricko ingin segera mengambil pedang suci legendaris yang diincarnya. Dia segera berpamitan pada Kakek Hamzo, dia memeluk lagi sebagai ucapan terima kasih dan berpamitan. Kakek Hamzo merasa bahagia memiliki 3 murid yang baik semua, berharap mereka mampu mengubah dunia menjadi lebih baik. Saat Ricko berangkat hingga tidak terlihat lagi, Kakek Hamzo terharu akan semua muridnya. Bahkan dia sampai meneteskan air mata, mungkin teringat anaknya dahulu yang sebenarnya kini sudah tiada, anak dan istri Kakek Hamzo sudah lama meninggal, waktu itu karena insiden para pemberontak hingga nyawa istri dan anaknya direnggut, anaknya laki-laki dan masih berumur 10 tahun, saat itu Kakek Hamzo sedang pergi menjalankan misi. Sungguh kisah menyedihkan dialami oleh Kakek Hamzo, sejak saat itu, dia mencari senjata legendaris untuk membalas dendam pada pemberontak, akhirnya dia menemukan tombak legendaris tersebut dan dengan itu, Kakek Hamzo berhasil mengalahkan para pemberontak, karena para pemberontak itu termasuk kesatria jahat yang tidak bisa diremehkan. Setelah itu, Kakek Hamzo memilih bersembunyi di gua ini hingga sekarang. Mungkin karena mengalahkan banyak pemberontak jahat, Kakek Hamzo dijuluki kesatria hebat. Kakek Hamzo mengusap air matanya, kemudian kembali menuju dekat gua untuk bersenang-senang bersama para kambing dan monyet. *** Hari menuju turnamen masih cukup lama, yaitu sekitar 3 minggu lagi. Semoga Stev, Ricko dan Chely berhasil mendapatkan pedang legendaris masing-masing. Di tengah hutan, sepertinya Stev masih berjuang keras menuju lokasi persembunyian pedang legendaris. "Wah, gunung berapi itu sudah terlihat dari sini. Semoga jalan menuju ke sana mudah," ucap Stev sambil memandang jauh gunung berapi yang sedang mengeluarkan asap. Stev mempercepat perjalanannya dan semakin semangat, tentu saja tidak sabar ingin mendapatkan pedang suci legendaris. Mampukah Stev mendapatkan pedang suci legendaris di dasar laut gunung berapi? Sulit untuk ditebak, namun Stev yakin dan tidak akan menyerah dalam mendapatkannya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN