78. RITUAL ANEH

1634 Kata
Akhirnya Stev dan teman-teman berhasil menemukan pemimpin penyihir jahat, meski 3 roh suci belum bisa membantu, semoga para kesatria itu sanggup bertahan dan melawan musuh. Namun saat bertemu dengan pemimpin jahat tersebut, mereka terkejut mendapati sifatnya yang konyol dan tidak pantas menyandang sebagai pemimpin, tapi ternyata bukan itu yang membuatnya pantas, melainkan kekuatannya yang sangat mengerikan dan diluar dugaan. *** Barra telah mengeluarkan senjata kapak yang sepertinya menarik, kemungkinan mempunyai kekuatan spesial. Sesaat kemudian, Barra menyerang menggunakan kapak tersebut, ternyata kapak itu bisa mengeluarkan kekuatan energi gelap, dia menyerang Chely. "Chely awas!" teriak Ricko memberi peringatan. Chely sudah waspada, saat serangan musuh dekat, dia segera melompat dan berhasil menghindar. "Darr!" Terjadi ledakan dari serangan Barra menggunakan kapak tersebut. Hal itu membuat para kesatria terkejut, sepertinya kapak itu mempunyai kekuatan ledakan, sungguh berbahaya. Ya, sebenarnya itu adalah senjata gelap, senjata yang diperoleh dari dunia iblis atau bisa dinamakan dunia roh jahat. Kekuatannya mungkin sebanding dengan senjata suci, sungguh tidak menyangka, ternyata ada senjata semacam itu. Mungkinkah ada senjata gelap lainnya? Seharusnya memang ada, tapi tidak tahu jumlah dan keberadaannya, sepertinya para penyihir tahu lokasinya, atau hanya Barra saja yang tahu, Karena dia adalah pemimpin penyihir jahat. "Dari mana dia mendapatkan senjata itu? Aku gak percaya ini," ucap Stev terheran. "Jadi ada senjata lain yang tidak jauh berbeda dengan pedang legendaris ini? Hmm, menarik juga ya! Tapi aku gak peduli, akan aku hancurkan senjata jahat itu," gumam Ricko, dia segera meningkatkan energinya, lalu mencoba menyerang menggunakan kekuatan spesial. "Pedang Petir, Teknik Aliran Petir!" Aliran petir muncul dari ujung pedang milik Ricko, lalu mengarah pada musuh. Barra mengetahui itu, jadi bisa menghindar dengan mudah. Aliran petir menyerang lagi, tapi Barra selalu bisa menghindar, bahkan setelah serangan Ricko selesai, dia menyerang balik denagn bola gelap dan berduri, serangan itu melesat cepat ke arah Ricko. Melihat itu, Ricko bergegas pergi menghindar, sehingga serangan musuh mengenai dinding labirin dan meledak. Barra menyerang lagi dengan bola berduri itu, sementara Ricko berjuang sekuat tenaga menghindar. Untung saja berhasil menghindari semua, dan terjadi ledakan yang cukup berbahaya, ibarat seperti bom. "Kekuatan macam apa itu, sungguh merepotkan!" kesal Ricko. Namun Stev sudah menyerang dengan teknik pisau es, melihat itu Barra tidak segera menghindar, tapi menciptakan sesuatu di dekatnya untuk berlindung, yaitu sebuah dimensi aneh. Hal itu membuat semua serangan Stev, terhalang dan masih ke dimensi lain, Barra pun tampak tersenyum akan hal itu. "Apa? Kekuatan apa lagi itu? Sungguh aneh!" kaget Stev, begitu juga dengan Chely dan Ricko. Ternyata Chely sudah ada di belakang Barra, dan siap menebas menggunakan pedang legendaris. "Hoaaaa! Rasakan ini!" Sepertinya Barra tidak bisa menghindar karena energi milik Chely sedang meningkat, sehingga gerakannya sangat cepat. "Oh, bikin kaget saja!" ucap Barra, kemudian tampak biasa saja tanpa ada rasa takut terkena serangan Chely. "Srrenkk!" Ternyata serangan Chely pun gagal, entah kenapa tubuh Barra tidak bisa ditebas, dan Chely hanya menebas tanah, tapi Barra masih di situ. Apa yang sebenarnya terjadi? Rupanya tubuh Barra memiliki kekuatan unik, tubuhnya tidak bisa disentuh benda padat, alias tubuhnya bisa tembus segala benda padat, sungguh tidak disangka. Kekuatan tubuh itu membaut semua kaget, Barra pun menyerang balik Chely dengan tembakan energi gelap hingga dia terpental jauh dan kesakitan. "Aakkhh!" keluh Chely sambil menekan perutnya. Stev dan Ricko khawatir pada Chely, namun Chely masih bisa bertahan, dia hanya sedikit merasa sakit, sehingga kedua temannya lega. "Kenapa kekuatannya mengerikan?" Bahkan dia gak bisa disentuh, apa yang harus kita lakukan jika begini?" batin Chely, kedua temannya pun berpikiran sama. Mereka kesulitan menghadapi pemimpin penyihir tersebut. "Tunggu ya semuanya! Sepertinya aku mulai bosan jika begini terus, kalian terlalu lemah! Aku akan menonton kalian dulu," ucap Barra membuat semua bingung. Sesaat kemudian, Barra melakukan sesuatu yang aneh, dia memejamkan mata dan kedua tangannya di angkat ke atas kepala, seperti sedang memanggil sesuatu. "Apa yang dia lakukan?" gumam Stev. Saat itu juga, tiba-tiba serangan sabit udara melesat ke arah Barra, akan tetapi Barra tetap memejamkan mata dan terus melakukan sesuatu itu. Ternyata saat sabit udara mendekat, serangan itu gagal karena ada sesuatu yang menghalangi sabit udara, yaitu ruang dimensi seperti tadi. Barra sudah menduga itu, dan sudah mempersiapkan perlindungan sebelum melakukan sesuatu yang seperti ritual aneh. "Cihh, sungguh memuakkan," kesal Ricko karena serangannya gagal total. Stev dan Chely sempat ingin menyerang juga, tapi mengetahui itu pasti hanya terjadi hal yang sama, yaitu serangannya sia-sia. Tidak lama kemudian, datang 4 energi gelap muncul dari tepat lain, lalu masuk ke dalam tubuh Barra. Stev dan teman-teman terkejut dan bertanya-tanya mengenai hal itu, tapi mereka tidak tahu sama sekali. Ya, sebenarnya itu adalah sisa energi dari para penyihir yang tewas, Barra mampu menyerap kekuatan energi mereka dan menggabungkan dengan tubuhnya, dengan itu pasti kekuatan Barra meningkat dan lebih hebat lagi. Ini sangat berbahaya bagi Stev, Chely, dan Ricko, kekuatan Barra sebelumnya saja sudah sangat hebat, apalagi ditambah sisa kekuatan dari 4 penyihir yang tewas itu. Keadaan akan semakin sulit jika begini, apalagi 3 roh suci belum bangkit dari istirahat. "Teman-teman kita harus hati-hati! Ini pasti lebih berbahaya," ucap Stev. Pada akhirnya, ritual aneh yang dilakukan Barra selesai, dia tampak tersenyum bahagia di raut wajah, energi di tubuhnya menjadi berkobar besar, tampak mengerikan. "Hahaha! Kekuatan ku sekarang lebih dari sempurna. Ini sangat keren, terima kasih kalian telah membunuh teman-temanku, hahaha!" ucap Barra malah bangga semua temannya dibunuh, tapi mau bagaimana lagi, semua temannya memang sudah tewas dan dia tidak bisa menghidupkan lagi, tapi sebagai teman ungkapan itu yang sungguh keterlaluan. Begitulah sifat orang jahat, tidak peduli sama sekali dengan orang lain, bahkan teman sendiri, yang dia pikirkan adalah dirinya sendiri, asal puas dan sempurna, sungguh berhati busuk. "Sepertinya dia sama saja gila, bahkan lebih gila dari penyihir yang tewas itu," batin Ricko, tentu saja Stev dan Chely berpikiran yang sama. Sesaat kemudian, Barra mengeluarkan tekniknya, dia menciptakan 3 buah bayangan gelap, ternyata membentuk clon dirinya dan sama persis dengan tubuh Barra. "Hah, dia membelah diri? Apa dia manusia?" gumam Chely. "Aku rasa dia bukan manusia, tapi Amoeba," tambah Ricko konyol, dia ternyata sudah mendekat degan Chely. "Ricko!" ucap Chely agak terkejut Ricko ada di dekatnya. "Hehe!" Ricko malah terkekeh, sebenarnya dia hanya khawatir dengan kondisi Chely. "Gimana luka di perut kamu? Baik-baik aja kan?" lanjutnya bertanya. "Oh, aku baik-baik aja kok, itu hanya luka ringan. Kita harus hati-hati, sepertinya musuh menjadi banyak," jawab Chely lalu memberi peringatan. "Syukurlah kalau begitu. Iya, kita harus melawan mereka." Sesaat kemudian, clon dengan wujud Barra itu melesat maju menyerang mereka bertiga masing-masing, tentu saja ada 2 yang melaju ke arah Ricko dan Chely. "Mereka datang!" ucap Ricko dan bersiap, begitu juga dengan Chely. Terlihat Stev menyerang lebih dulu saat melihat clon Barra maju, dia menyerang dengan tebasan es berkali-kali, tapi ternyata gerakan clon Barra itu sangat lincah seperti aslinya. Stev tidak percaya melihat itu, tapi itulah kenyataan yang ada. Bedanya dengan asli hanya tidak membawa senjata kapak, mungkin hanya itu. Terlihat Barra yang asli melayang entah ke mana, Stev dan yang lain meliriknya sambil menghindar dari serangan clon Barra. Rupanya Barra terbang di atas pintu labirin, di sana ada sebuah tempat duduk yang mirip singgasana raja, mereka baru tahu itu. Seperti yang dikatakan Barra sebelumnya, dia ingin menonton dulu, jadi dia duduk di santai di singgasana tersebut, sungguh pemimpin penyihir yang suka santai, tapi memang tidak bisa diremehkan kekuatan hebatnya. "Apa-apaan orang itu. Sungguh meremehkan kami, tapi aku akui, kekuatannya sungguh di luar batas. Sial," batin Ricko. "Sebenarnya dia cocok menjadi raja, tapi sayang sekali, dia orang jahat!" batin Chely. "Barra, kenapa kamu menjadi orang jahat? Menurutku, dulu kamu adalah orang baik. Apa yang membuatmu menjadi orang jahat? Sungguh menyedihkan," batin Stev. Mereka bertiga terus bertarung melawan 3 clon Barra. Semua saling serang, bertahan, dan menghindar. Ketiga clon Barra tersebut menggunakan cakar tajam sekuat baja, digunakan untuk melawan pedang suci legendaris. Sebenarnya, pemimpin penyihir yang bernama Barra Charlotte di masa lalu adalah orang baik, tapi hidupnya menjadi kelam karena suatu insiden. Dia dan keluarganya difitnah seseorang dari kalangan raja, Barra difitnah telah memperkosa dan menganiaya hampir tewas anak gadis seseorang, padahal dia hanya menyelamatkan gadis itu, akan tetapi gadis itu ternyata orang jahat dan hanya mencari keuntungan di balik insiden itu demi uang dan ganti rugi dari raja pemimpin di desanya. Barra dihukum untuk membayar uang yang banyak, atas permintaan keluarga gadis. Tapi Barra dan keluarganya tidak memiliki uang yang cukup, hingga akhirnya kedua orang tua-nya dipenjara, apalagi orang tua Barra juga difitnah telah mencuri emas di keluarga raja. Sebenarnya ada dalang di balik insiden itu, yaitu seseorang yang sangat benci dengan keluarga Barra, Hal itu karena Barra pernah menolak anak gadisnya untuk menikahinya, sebab anak gadisnya hamil di luar nikah dengan pria yang kabur entah ke mana. Di insiden itu, karena Barra tidak sanggup membayar denda, maka dia dihukum mati atas permintaan keluarga sang gadis. Apalagi harta keluarga Barra telah dicuri, padahal harta itu untuk meringankan hukumannya, karena kelurga gadis meminta harta. Hukuman di desa itu masih menganut hukum kerajaan dan jaman dahulu, jadi sangat kejam. Barra dihukum mati dengan diterjunkan ke laut yang ada banyak hiu, sungguh mengerikan. Akan tetapi, dia selamat dan tidak ada yang tahu hingga sekarang. Ternyata Barra diselamatkan oleh iblis, hingga sekarang menjadi penyihir jahat yang sangat benci dengan manusia lain, dia menganggap semua manusia sama buruknya seperti pemfitnah itu. Barra sempat ingin menyelamatkan kedua orang tuanya, akan tetapi dia mengetahui kenyataan pahit, bahwa kedua orang tuanya telah dibunuh entah sebab apa. Akhirnya dia memutuskan untuk mencari keabadian hidupnya dan menghancurkan semua umat manusia, kecuali orang-orang yang telah bekerja sama dengan dirinya, yaitu Fictor, Venny, Marxo, dan Gennai. Mereka semua mengalami hal yang pedih hampir sama dengan Barra. Ya, seperi itulah kisa para penyihir di masa lalu. Sebaiknya hukum harus dilakukan sesuai keadilan, harus ada bukti yang tepat agar tidak salah sasaran. Sebagai manusia, memang tidak baik membenci orang lain, karena bisa menimbulkan malapetaka yang bisa berdampak buruk bagi banyak orang. TO BE CONTINUED
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN