20. SEBENTAR LAGI SAMPAI

1427 Kata
Stev Diego Toshiro, Chely Veronia, dan Ricko Hasagi sedang melakukan perjalanan untuk mengambil pedang suci legendaris yang tersembunyi di 3 titik dunia, yaitu dasar laut gunung berapi, gua di lereng tebing yang curam, dan bukit di atas awan. Mampukah mereka bertiga mendapatkan pedang legendaris masing-masing? Semoga saja mereka berhasil mendapatkan itu. *** Terlihat Stev sedang melompat dengan gesit di antara bebatuan dan potongan pohon, tampaknya itu semua bekas ledakan gunung berapi, entah berapa tahun yang lalu, sepertinya sudah sangat lama. Itu menandakan bahwa sebentar lagi Stev akan sampai di tempat tujuan. Jalan yang Stev lewati kali ini cukup mudah, karena pepohonan tidak lebat, mungkin tumbuhan baru yang tumbuh setelah lava pijar dahulu kala menyerang. "Hmm, sepertinya bencana gunung berapi pernah terjadi di sini. Untung saja gak ada pemukiman warga, jadi sepertinya gak ada korban," ucap Stev sambil berjalan hati-hati. Waktu terus berlalu dan perjalanan terus berlanjut, selama ini belum ada sesuatu yang berbahaya, kecuali lembah curam dan mungkin tanaman berduri. Tapi semua itu aman dan mudah dilewati Stev, jauh lebih mudah dibandingkan binatang buas. Beberapa jam kemudian, waktu sudah sore hari, gunung berapi sudah terlihat dekat oleh mata, Stev merasa senang melihat itu, menurut Stev gunung berapi itu terlihat indah, apalagi mengeluarkan asap yang unik. Untuk saat ini, gunung berapi sedang bersahabat, semoga tidak menjadi bencana alam lagi atau yang biasanya dinamakan erupsi gunung berapi, biasanya saat itu mengeluarkan awan panas, lava pijar yang panas, bahkan gunung meletus yang menyebabkan gempa bumi. Ya, Stev tidak berharap itu terjadi lagi, sungguh mengerikan, karena Stev berada di dekat gunung berapi saat ini, apabila bencana itu terjadi, kemungkinan besar Stev tidak akan bisa selamat. "Baik-baik ya gunung berapi, jangan meletus. Aku gak mau itu terjadi, karena kamu bisa membunuhmu, oke?" ucap Stev mengajak bicara gunung berapi dari jauh, sungguh pemuda yang menarik. "Kakek, sebentar lagi aku sampai. Tapi ... ini hampir gelap, apa sebaiknya aku mempersiapkan diri untuk istirahat? Hmm, nanti saja lah sebentar lagi. Sejujurnya aku udah gak sabar ingin melihat pedang legendaris itu," gumamnya. Stev terus melanjutkan perjalanan, setelah sekian menit, dia penasaran mengenai gunung berapi itu, kata Kakek Hamzo dasar laut gunung berapi, itu berarti ada lautan atau danau di sekitar gunung berapi, tapi saat ini Stev belum menjumpai lautan. Sesaat kemudian, Stev naik ke pohon dengan kekuatannya, yaitu berlari ke atas pohon tanpa memanjat, sesampainya di atas pohon, Stev terkejut sekaligus terpesona melihat indahnya pemandangan. "Wow, indah sekali pemandangan itu. Ternyata memang ada lautan di bawah lereng gunung, sepertinya tidak jauh lagi aku akan menjumpai laut itu. Keren, sungguh keren," ucap Stev terkagum-kagum. Kemudian Stev melihat matahari yang sebentar lagi terbenam, itu menandakan malam segera tiba. "Sebaiknya aku mencari tempat untuk istirahat. Langit tampak cerah, ini sangat bagus," lanjutnya, lalu segera turun dari pohon. Stev bergelantungan dari ranting ke ranting hingga sampai di ranting pohon paling bawah, saat itu lompat dan turun ke tanah. Stev mencari tempat yang nyaman untuk istirahat malam, dia tidak ingin melakukan perjalanan malam, karena terlalu berbahaya, ditambah tidak memiliki alat penerang, istirahat dan tidur adalah pilihan terbaik, dia harus bersabar menunggu datangnya esok hari. Stev memilih tempat istirahat di pohon besar yang tumbang, dia akan tidur di atas itu agar aman dari binatang berbahaya kecil, entah kalajengking, tarantula, kelabang, atau bahkan ular, semut pun bisa mengganggu istirahatnya, terutama jika banyak. Kemungkinan memang banyak binatang berbahaya di sekitar hutan, jadi Stev selalu waspada dan tidak ingin terkena racunnya, karena sungguh merepotkan. Jika seandainya ada binatang buas, semoga binatang itu tidak melihatnya, karena sedang tidur, jadi Stev tidak banyak gerak. Akan tetapi Stev tidak berharap datangnya binatang buas, itu lebih baik. Agar hangat, Stev memakai pakaian lamanya untuk selimut, meski tidak bisa maksimal, untuk alasnya seperti biasa, dia menggunakan banyak dedaunan kering yang bersih. Stev mempersiapkan itu semua sekitar 15 menit, kini gelap sudah tiba, Stev tidak langsung tidur dia duduk-duduk terlebih dahulu sambil makan dan minum. Stev sudah memasukkan beberapa buah di kantong bekal miliknya, terlihat ada buah jeruk, jambu dan pepaya, semua buah itu juga sudah matang. Dia mengelupas kulit pepaya menggunakan pisau milik Khen, setiap dia ingin menggunakan pisau legendaris, Stev selalu minta ijin dan minta maaf. Tentu saja Stev sedikit menjauh dari alas tidurnya, agar tidak mengotori itu. Meski malam hari, dia masih bisa melihat karena ada sedikit sinar bulan, ditambah kedua mata Stev yang sering menyala di malam hari, terutama saat tidak ada orang lain. Sebenarnya Stev sudah mengetahui bahwa kedua matanya sangat spesial, karena bisa digunakan saat dalam kegelapan, dia bisa mengaktifkan kekuatan matanya tersebut sesuka hati, namun terkadang menyala sendiri tanpa perintah, terutama saat keadaan terdesak. Selama ini Stev menyembunyikan kekuatan matanya tersebut, dia hanya tidak mau jika orang lain takut dengan kekuatan matanya, meski saat ini hanya bisa digunakan untuk melihat dalam kegelapan, mungkin ada kekuatan lainnya, tapi tidak tahu itu apa. Bahkan terpaksa Stev menyembunyikan kekuatan matanya tersebut terhadap Khen, sahabat terbaiknya. Semua penduduk mengira bahwa kedua mata Stev hanya berbeda warna saja, tanpa memiliki kekuatan spesial. Hal itu sepertinya memang tidak masalah, karena kekuatan matanya tidaklah berbahaya, baik bagi dirinya sendiri atau orang lain. Tapi sebagai kesatria hebat, Kakek Hamzo mengetahui bahwa kedua mata Stev, Chely, atau Ricko pasti sangat spesial. Kakek Hamzo mengetahui bahwa mata mereka bukanlah mata biasa, mungkin ada hubungannya dengan silsilah keluarga di masa lalu. Itulah rahasia yang dimiliki ketiga murid Kakek Hamzo, sungguh menarik, mungkin banyak sesuatu yang masih rahasia di dalam diri mereka. Semua akan terungkap suatu saat. "Hey pisau legendaris, aku pinjam dirimu ya! Kamu harus nurut, karena Khen meminjamkan ini padaku. Mengerti?" ucap Stev sebelum memakai pisau milik Khen tersebut. Tiba-tiba pisau legendaris itu sedikit bergerak dan ber-aura ungu, hal itu membuat Stev terkejut. "Wah, pisau ini bereaksi, sungguh keren." Akan tetapi hanya sedikit bereaksi dan kembali normal seperti pisau biasa, sepertinya pisau legendaris milik Khen menjawab dan menuruti permintaan Stev, mendapat itu Stev sangat senang. "Maafkan aku ya, makasih sudah mau menurut. Aku akan katakan pada Khen, bahwa kamu sangat baik dan bermanfaat untukku," ucapnya dengan tersenyum. Sesaat kemudian, pisau legendaris itu ber-aura ungu lagi sebentar, sungguh ajaib. Setelah itu, Stev menggunakan pisau milik Khen untuk mengelupas buah pepaya, pisau itu sangat tajam apalagi hanya untuk mengelupas buah pepaya, tentu saja sangat mudah. Stev menikmati buah pepaya dengan nikmat, meski seorang diri, dia merasa senang dan nyaman. Waktu terus berlalu dan malam terus berjalan, kini saat ya Stev tidur, dia sudah merasa kenyang makan banyak buah-buahan. Meski tidak makan daging atau nasi, buah-buahan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh, apalagi buah mengandung banyak vitamin yang sangat bermanfaat bagi tubuh. Bahkan penelitian mengungkapkan bahwa makan banyak buah setiap hari bikin badan selalu fit dan awet muda, tentunya buah-buahan memiliki manfaat yang berlipat ganda. Stev segera tidur agar besok bisa maksimal dalam melanjutkan perjalanan, terlebih gunung berapi tempat bersemayam nya pedang suci legendaris sudah dekat. Kekuatan maksimal sangat dibutuhkan untuk mengambilnya. Si tempat lain, Chely juga memilih untuk istirahat di malam hari, saat ini sedang tidur di tali keranjang yang dia bawa, ternyata Chely sangat pintar, dia sudah mempersiapkan alat itu untuk berjaga-jaga saat malam tiba, dengan tidur menggunakan itu, tentu saja sangat aman, apalagi digantungkan di atas pohon, terasa seperti tidur sambil berayun. Mungkin karena itu, Chely tidak membawa senjata lain karena bisa membuatnya merasa berat dalam perjalanan, sedangkan Stev tidak membawa tali keranjang seperti milik Chely karena tidak punya, atau sudah terlalu banyak membawa peralatan. Semua tidak masalah asalkan bisa aman dalam perjalanan. Akan tetapi jika hujan, Chely harus mencari cara agar bisa tidur tanpa kehujanan, mungkin tidak menggunakan tali keranjang itu jika hujan, tapi mencari tempat yang teduh atau membuat atap dari dedaunan yang ada di hutan. Mungkin Chely sebentar lagi juga sampai di tujuan, namun belum tentu, karena Stev 1 hari lebih dulu dalam melakukan perjalan. Meski begitu, belum tentu juga jalan sama dengan yang lain, karena bisa jadi ada jalan yang lebih sulit untuk dilewati, sehingga memakan waktu lebih banyak. Sedangkan Ricko, dia juga sedang tidur malam ini, dia mendapat gua kecil yang terlihat aman dan nyaman untuk istirahat, dia juga menggunakan alas tidur daun-daun kering. Semoga tidak ada serangga kecil yang mengganggu tidurnya. Tampaknya Ricko sudah mulai mendaki di bukit tempat bersemayam pedang legendaris incarannya, karena gua kecil tersebut berada di dataran tinggi. Stev, Chely, dan Ricko tidur dengan tersenyum, mereka terlihat tidur dengan lelap. Sepertinya malam yang aman bagi mereka semua. Mereka pasti tidak sabar ingin segera mendapat pedang suci legendaris, karena dengan pedang itu, mereka bisa menjadi kesatria hebat, namun jika bisa mengambil pedang legendaris tersebut. Mungkinkah mereka semua akan berhasil? Atau ada salah 1 dari mereka yang gagal? Semua akan bisa diketahui sebentar lagi, pasti sangat seru.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN