80. KEKUATAN DIMENSI

1568 Kata
Tiga tubuh palsu atau bisa disebut clon milik Barra berhasil dikalahkan menggunakan kekuatan ganda dan kuat, setelah itu Barra yang asli turun tangan untuk mengalahkan Stev dan teman-teman. Mampukah para kesatria mengalahkan pemimpin penyihir dengan kekuatan penuh? Semua akan terjawab sebentar lagi *** Teman-teman Ricko sangat khawatir dengannya, terutama Chely sebagai seorang gadis, apalagi Ricko sering menolong Chely. Ricko pasrah dan hanya bisa menahan serangan banyak itu menggunakan pedang legendaris, tapi hanya bisa menutupi sedikit bagian tubuhnya. "Tidak!!!" teriak Ricko sambil memejamkan mata. "Clenk! Clenk! Clenk!" suara bertuan benda keras. Ternyata Ricko diselamatkan oleh roh suci Unico yang datang tepat waktu, roh itu menciptakan lingkaran suci yang sangat kuat itu, sehingga semua pisau gelap milik Barra gagal menusuk Ricko. "Unico!" kaget Ricko, tampak Unico tersenyum. Stev dan Chely pun lega mengetahui itu, tampak di pundak mereka juga muncul roh binatang suci masing-masing, yaitu Draga dan Bafly. "Maaf lama menunggu!" ucap Draga sambil tersenyum. "Kalian! Syukurlah kalian datang tepat waktu," ucap Chely. Para kesatria semangat lagi karena 3 roh suci akhirnya datang, dengan kedatangan mereka, seharusnya bisa mengalahkan penyihir jahat yang bernama Barra Charlotte itu. "Cihh, para roh aneh itu akhirnya datang. Mereka mengganggu saja. Sungguh membosankan!" kesal Barra, tiba-tiba Stev ada di dekatnya dan siap menyerang dengan tebasan pedang legendaris. Namun serangan Stev tersebut menembus tubuh Barra, sehingga Barra tidak terluka, memang para roh suci belum menyalurkan kekuatan sucinya ke pedang legendaris, karena saat ini Draga, Bafly, dan Unico sedang menyembuhkan para kesatria, terlihat energi emas menyelimuti para kesatria, rasa lelah dan luka yang mereka dapatkan berangsur pulih, selain itu, 3 roh suci juga memberikan kekuatan energi mereka agar kekuatan energi Stev dan teman-teman terisi kembali, meski tidak 100 persen, karena para roh suci harus menyisakan setengah kekuatan energinya untuk menyalurkan kekuatan suci kepada pedang legendaris. Oleh sebab itu, Stev bisa bergerak gesit dan hampir melukai Barra. "Huh, kekuatan tembus benda lagi!" kesal Stev, tapi dia tersenyum dan ingin mencoba sesuatu. Stev menyerang dengan kobaran api, melihat itu, Barra melompat mundur dan menjauh. Tampaknya serangan api bisa mengatasi teknik tembus benda milik Barra, pasti karena api bukanlah sebuah benda padat. "Oh, jadi begitu! Aku mengerti sekarang," batin Stev. Itu berarti mereka tidak bisa menyerang dengan pedang atau benda lainnya, termasuk serangan fisik. Barra menyerang menggunakan shuriken gelap, serangan itu mirip punya teknik pedang api milik Stev. "Cihh, dasar tukang tiru!" kesal Stev, dia mengahalau serangan musuh menggunakan teknik pisau es, sehingga serangan itu seimbang. Saat Barra sedang menyerang Stev, Chely menyerang dari samping menggunakan teknik bola kegelapan. "Kurang ajar! Jadi mereka menyerangku bertubi-tubi setelah tahu sedikit mengenai kelemahan ku? Baiklah, aku paham sekarang," gumam Barra sambil menghindar dengan terbang ke udara. Sebenarnya semua penyihir memang bisa terbang, mereka terbang menggunakan kekuatan gelap di tubuhnya. "Rasakan ini! Kalian akan berakhir dengan ini!" teriak Barra di atas sambil mengeluarkan kekuatan kapal dengan memutar cepat kapak gelapnya. Muncul hujan dari kekuatan gelap kapak tersebut, menyebar ke seluruh ruangan, hujan tersebut sangat tajam, bisa dikatakan hujan jarum energi gelap. "Semuanya berlindung!" teriak Stev, tapi dia bingung harus berlindung dari apa karena dia paling dekat dengan serangan musuh, pada akhirnya roh suci Draga menciptakan lingkaran suci agar Stev aman. Sednagankan Chely, juga sama dia dilindungi lingkaran suci oleh roh Bafly, sekalian untuk Ricko, karena Unico tidak bisa menggunakan lingkaran suci lagi, sebab baru saja digunakan untuk menghalau pisau gelap tadi, kebetulan Ricko ada di dekat Chely karena tadi Chely mendekat dan khawatir pada Ricko, entah kenapa Chely menjadi sangat perhatian pada Ricko. Para kesatria berterima kasih lagi kepada semua roh suci, karena mereka telah melindungi lagi dari serangan musuh. Selama sekian menit, teknik jarum tajam berhenti. Terlihat Stev dan yang lain selamat dan dalam keadaan baik-baik saja, semuanya tanpa terluka sedikit pun. Penyihir Barra mengetahui itu dengan jelas, lalu .... "Aaagghhrr!" teriak Barra marah karena serangannya gagal lagi. Akhirnya, Barra sudah tidak punya kesabaran lagi, dia ingin mengeluarkan kekuatan rahasia dan terkuatnya. "Ahahaha! Terima kasih telah menghiburku selama ini. Tapi ...," ucap Barra dengan raut wajah mengerikan, mata melotot tajam, kali ini tidak ada lagi senyum di wajahnya, yang ada hanyalah rasa benci dan haus ingin membunuh mereka. "Cukup sampai di sini saja kesenangan kita! Akan aku akhiri kalian para kesatria busuk!" lanjutnya terlihat sangat marah, energi gelapnya meningkat pesat hingga berkobar, bahkan aura kekuatan besar sampai menembus kulit Stev dan teman-teman. Saat ini lingkaran suci sudah berakhir. "Ini sangat berbahaya! Kawan-kawan, hati-hati! Penyihir Barra pasti akan mengeluarkan kekutan yang jauh lebih mengerikan!" teriak Stev memberi peringatan tegas. "Ya, aku tau. Gak salah lagi, pasti itu kekuatan rahasia miliknya!" balas Ricko. "Aku merasakan firasat buruk dengan itu!" ucap Chely, kemudian mencoba menyerang Barra yang sedang bergejolak tersebut. Chely menyerang dengan tebasan cahaya, akan tetapi sebelum sampai ke tubuh Barra, cahaya tersebut perlahan melemah, bahkan akhirnya lenyap tak tersisa. Serangan Chely sama sekali tidak bisa menyentuhnya, sepertinya karena kekuatan energi gelap terlalu besar. "Gak mungkin! Kekuatan energi macam apa itu, sungguh luar biasa. Ini pasti sungguh buruk!" kaget Chely, kedua temannya pun terkejut dan berpikiran sama. Meski kekuatan musuh terasa sangat besar, para kesatria tidak boleh takut, karena mereka sudah membulatkan tekad untuk menyelamatkan dunia dan seisinya. Melihat itu, Stev, Chely, dan Ricko juga meningkatkan kekuatan energi masing-masing hingga berkobar juga, meski kobaran energi lebih besar milik musuh. Kenapa bisa begitu? Karena energi milik musuh bergabung dengan sisa energi milik penyihir lainnya yang sudah tewas. Ibarat kekuatan energi milik Barra ada 5, meski yang paling besar dan kuat adalah milik Barra sendiri. Sesaat kemudian, Barra menyatukan kedua telapak tangannya. Tiba-tiba ruangan di dalam labirin ini perlahan berubah, para kesatria dan roh suci terkejut dan semakin waspada. "Ada apa ini?" kaget mereka. Sepertinya ruangan berubah menjadi dunia lain, entah itu dunia apa, tampaknya berada di luar angkasa, tapi tidak ada bintang atau benda-benda langit yang terlihat, sungguh aneh. Tapi, sepertinya mereka terkurung di suatu kotak besar dengan dinding energi gelap bercampur ungu. "Tempat apa ini? Kenapa asing sekali," tanya Stev bingung "Apa jangan ini dunia roh jahat atau iblis?" tambah Chely menduga. "Hah, masa sih? Seperti inikah tempat itu?" ucap Ricko sedikit percaya. "Uhmm, sepertinya bukan. Ini mungkin ruang dimensi yang diciptakan oleh penyihir itu," jawab Draga memberi tahu, karena sebenarnya para roh suci tahu seperti apa dunia roh jahat. "Iya, bukan seperti ini dunia roh jahat!" tambah Bafly. "Benar, aku rasa memang bukan ini, tapi ... tunggu! Di luar sana! Lihatlah!" ucap Unico membuat kaget semuanya, dia menunjuk ke luar kotak dimensi ini. Sedikit terlihat mirip dunia. Kemudian mereka fokus melihat keluar dari kotak dimensi ini, lalu roh Draga dan Bafly terkejut. "Gak mungkin, ternyata memang dunia roh jahat," ucap Draga. "Sungguh sulit dipercaya!" tambah Bafly. Stev dan teman-teman terkejut, meski pandangan terhalang energi gelap milik musuh, mereka masih bisa melihat dunia di luar kotak dimensi. Di dunia itu terlihat mengerikan, banyak tengkorak berserakan di mana-mana, baik tengkorak manusia, binatang, atau makhluk lain. Dunia itu juga memiliki langit, namun gelap tanpa ada bintang bertaburan, tapi ada bulan dengan warna merah kelam, ada juga awan hitam yang menjadikan suasana di dunia itu semakin menyeramkan. Ada juga gunung-gunung mati dan bebatuan besar, di dunia itu ada juga pohon, akan tetapi cuma pohon berduri tanpa daun, pohon bersulur tanpa daun, dan pohon kering yang banyak patah rantingnya. Dunia yang sungguh mengerikan, tapi entah kenapa terlihat sangat sepi tanpa ada binatang atau makhluk lain yang terlihat, mungkin kebetulan saja di tempat itu memang sedang sepi. "Oh, jadi seperti itu tempat dunia roh jahat. Mengerikan sekali ya! Aku bersyukur hidup di dunia ku yang indah itu," ucap Ricko. "Ya, kita beruntung hidup di dunia kita sendiri," tambah Chely. "Kalian benar, tapi dunia kita saat ini sedang terancam. Semua itu gara-gara ...," ucap Stev kemudian langsung menengok Barra, begitu juga dengan yang lain, mereka malah mengabaikan musuh yang sedang menggila saat ini. "Makhluk apa itu? Apa dia benar-benar penyihir jahat yang bernama Barra itu?" kaget Stev. "Gak mungkin ...," ucap Chely terkejut. "Kenapa dia menjadi menjijikkan seperti itu? Hoek! Padahal sebelumnya tampan. Meski lebih tampan aku sih, hihihi," kata Ricko sangat konyol, dia terlalu percaya diri, padahal lebih tampan Barra, apalagi Barra terlihat jauh lebih muda sebelum dalam wujud ini. Chely menatap sebentar Ricko. "Hah, kamu tadi lebih tampan dari dia? Jangan mimpi!" tanya Chely. "Hehe, ya anggap saja begitu," jawab Ricko sambil terkekeh. "Huft, terserah kamu saja deh. Tapi untuk saat ini, kamu memang jauh lebih tampan dari dia," ucap Chely hingga wajahnya memerah. Ricko pun menjadi malu hingga wajahnya ikut memerah, sementara Stev hanya bisa tersenyum mengetahui mereka lebih akrab. "Apa obrolan kalian sudah cukup? Aku persilakan sebelum kalian mati di sini," ucap Barra membuat semua fokus kembali dalam pertarungan. Wujud penyihir Barra saat ini memang mengerikan, dia memiliki sayap kelelawar hitam, wajahnya menyeramkan dengan taring seperti drakula, matanya merah gelap, semua kulitnya putih pucat. Barra juga memiliki ekor hitam dan panjang dengan ujung runcing, kedua kukunya tajam, dia juga memiliki 2 tanduk layaknya iblis. Namun dengan ukuran tubuh yang sama, yaitu seukuran manusia, senjatanya juga masih memakai kapak gelap. Barra terbang di dalam kotak dimensi ciptaannya sendiri, kotak dimensi ini cukup luas, masih bebas jika digunakan untuk bertarung. Luas kotak dimensi adalah 100 meter persegi setiap sisi, kotak dimensi tersebut sepertinya sangat kuat dan sulit dihancurkan. "Baiklah, persiapan sementara cukup! Mari bertarung Samapi mati di sini!" ucap Barra dengan tersenyum sinis. Stev dan teman-teman bersiap melawan Barra dengan bentuk mengerikan itu, tentu saja kekuatannya sangat hebat. Para kesatria harus ektra hati-hati mulai saat ini. TO BE CONTINUED
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN