30. MENUJU TURNAMEN

1475 Kata
Semua murid Kakek Hamzo lolos dalam ujian percobaan pedang legendaris, itu sungguh keren. Stev Diego Toshiro, Chely Veronia, dan Ricko Hasagi bahkan sangat ahli dalam menggunakan pedang legendaris tersebut, mungkin karena mendapat penglihatan masa lalu itu, ditambah mereka memiliki darah atau reinkarnasi dari pengguna terdahulu, sungguh tidak terduga. *** Setelah Stev berhasil mengalahkan para monster, dia melanjutkan perjalanan meski waktu menuju turnamen masih lumayan lama, yaitu 10 hari lagi. "Oke, saatnya menuju lokasi turnamen! Semoga aku bisa menang," ucapnya penuh semangat. Tapi saat ini Stev masih di dalam ruangan bawah dasar gunung berapi, tidak lama kemudian dia sampai di lubang keluar yang digunakan masuk sebelumnya. "Di mana hiu mengerikan itu, sekarang aku gak takut?" batin Stev sambil menengok ke lubang itu. "Ternyata hiu itu masih menunggu di luar, baiklah sebaiknya aku bergegas keluar dari sini," lanjutnya. Stev segera bersiap menyelam lagi sambil membawa pedang suci legendaris, apabila nanti hiu itu menyerang, dia akan melawannya, dia sangat yakin bisa mengalahkan hiu dengan mudah. Ketika berada di dasar laut, hiu itu mengetahui posisi Stev dan langsung melesat ke arahnya. Melihat itu Stev tersenyum dan langsung berhenti untuk bersiap menghadapi hiu mengerikan. Stev menyalakan kedua matanya sehingga kedua sisi warna pedang legendaris miliknya juga bersinar, tiba-tiba hiu itu mendadak berhenti menyerang, sepertinya karena melihat Stev membawa pedang suci legendaris. "Hah, kenapa hiu itu berhenti? Ada apa degannya?" pikir Stev sedikit bingung. Sesaat kemudian, hiu itu seolah-olah tunduk kepada Stev dan tidak berani menyerang lagi, mungkin karena kekuatan Stev terpancar dan dirasakan hiu sangat kuat, bisa jadi hiu itu menganggap bahwa Stev adalah orang istimewa sehingga tunduk padanya, apalagi dia memang orang yang terpilih untuk menjadi pemilik pedang suci legendaris yang dijaga oleh hiu itu. "Hooo ... Apa hiu itu sedang menghormati aku? Sepertinya iya, ini sangat keren. Mungkin karena aku membawa pedang legendaris ini," pikir Stev. Sebenarnya memang begitu, bahkan terlihat hiu seperti tersenyum. "Baiklah, aku harus segera naik ke atas, karena napas ku mulai habis," lanjutnya mulai berenang ke atas. Namun sesaat kemudian, hiu itu melesat ke arah Stev, hal itu membuatnya sedikit terkejut akan tetapi saat hiu berada di dekat Stev, sang hiu ternyata ingin menawarkan tumpangan agar bisa naik ke atas permukaan laut lebih cepat. "Wah, hiu yang baik hati. Makasih banyak! Baiklah, aku akan menerima kebaikan hatimu," gumam Stev dalam hati, dia segera naik di bagian punggung hiu dan berpegangan sirip atas. Dengan cepat, hiu itu berenang menuju permukaan air laut, Stev berpegangan erat sambil memegang pedang suci legendaris. Hanya butuh beberapa detik, hiu itu sudah sampai di permukaan air laut. Stev merasa senang sekali, karena sekarang hiu itu sangat baik. Saat di permukaan, hiu tampak bingung ingin ke arah tepi pantai yang sebelah mana. Kemudian Stev menunjuk ke arah tempat peralatan miliknya yang dia taruh di pinggir laut, tepatnya di bawah pohon mahoni besar. Mengetahui itu, sang hiu bergegas renang ke sana dengan cepat. "Tap!" Stev segera lompat ke daratan setelah sampai di tujuan. "Oke, makasih banyak ya! Hiu baik hati," ucap Stev sambil mengelus-elus kepala sang hiu, tampaknya hiu itu sangat senang. Selanjutnya, Stev mengambil peralatan dan perlengkapan perjalanan yang dia tinggal sementara itu, sementara sang hiu masih memperhatikan Stev, mungkin hiu itu ingin melihat keberangkatan Stev menuju turnamen. Akhirnya semua persiapan sudah dia bawa, saatnya berangkat. "Sampai jumpa hiu baik hati, aku berangkat dulu ya! Sekali lagi makasih banyak!" ucap Stev, kemudian melambaikan tangan perpisahan kepada sang hiu. Terlihat sang hiu tersenyum sambil bergerak ke atas dan ke bawah, sepertinya merasa senang. "Hmm, awalnya hiu itu tampak jahat dan ingin memakan badanku? Tapi sekarang menjadi baik setelah aku mendapatkan pedang legendaris ini? Mungkin hiu itu salah 1 ujian dalam mendapatkan pedang suci legendaris ini," gumam Stev sambil memperhatikan pedang suci miliknya. Karena Stev memiliki 2 pedang, dia harus memanfaatkan keduanya, terutama pedang suci legendaris, dia akan menggunakan itu untuk pertarungan. Akan tetapi pedang suci legendaris belum memiliki wadah atau sarung pedang, Stev berpikir sesaat mengenai hal tersebut. "Hmm, sebaiknya aku membuatkan sarung pedang untuk pedang legendaris ini. Aku gak ingin jika pedang ini dilihat orang lain sebelum turnamen dimulai, mungkin ada orang yang ingin memiliki pedang ini juga, jadi sebaiknya aku tutupin," ucap Stev lalu berhenti di sekitar hutan. Stev mendapat ide untuk membuat wadah pedang menggunakan kulit batang pohon, sepertinya itu ide yang cukup menarik. Selanjutnya, dia mengelupas kulit pohon menggunakan pedang biasa dari Kakek Chimon itu, tidak lupa juga menggunakan pisau legendaris milik Khen. Stev sangat serius dan fokus dalam membuatnya, cukup terampil juga Stev dalam membuat sarung pedang itu, tidak lupa diikat di beberapa bagian juga agar lebih kuat. Selama 30 menit, akhirnya selesai juga pembuatan sarung pedang itu, hasilnya cukup bagus bahkan ada ukiran matahari dan bulan sabit di setiap sisi sarung pedang. Menarik juga, hal itu karena tampak melambangkan api dan es. "Yess, jauh lebih baik dari pada dipegang terus atau diikat tanpa sarung pedang. Oke, saatnya lanjut lagi ...." "Krucuk Krucuk!" Ternyata baru 3 langkah perut Stev terdengar, itu adalah pertanda lapar. "Aduh, perutku udah minta jatah. Hmm, aku harus cari buah atau sesuatu yang bisa dimakan," ucapnya lalu melihat-lihat sesuatu di sekitar ini, ternyata hanya ada semak belukar dan pohon-pohon sedang hingga besar, namun semua tidak ada pohon buah. Melihat itu, Stev mencari ke arah lain. Di tempat Chely, dia bergegas melanjutkan perjalanan menuju turnamen, tapi dia harus menuruni tebing. Sebelumnya atap gua menghilang hingga membuat gua terbuka, maka Chely segera naik ke atas gua, akan tetapi masih ada lagi lereng pegunungan. Karena arah turnamen berlawanan arah dengan lereng pegunungan, dia harus turun ke bawah. "Hmm, aku harus ke bawah lagi dan hati-hati. Apalagi membawa pedang legendaris ini," ucap Chely dan bergegas turun ke bawah, dia menggunakan energi miliknya ke semua kaki agar bisa lari di dinding dan lebih aman. Tidak lama kemudian, Chely teringat dengan 2 ekor babi rusa yang dilawannya sebelum ini. "Dua babi rusa itu, apa masih ada di bawah? Tapi, dia sudah terluka, jadi aku bisa melawannya lebih mudah, apalagi punya pedang legendaris yang istimewa ini, pasti jauh lebih mudah. Keren!" Beberapa detik kemudian. "Tap!" Chely baru saja mendarat di tanah datar, saat melihat ke depan dia mendapati 2 babi rusa itu siap melawan dirinya. "Cihh, udah menungguku ternyata," ucap Chely sambil memperhatikan 2 babi rusa. "Tunggu! Kenapa mereka tampak masih segar tanpa luka sedikit pun, aneh sekali. Itu curang namanya! Bagiamana bisa itu terjadi? Menyebalkan," gumam Chely merasa kesal. Chely segera bersiap dengan pedang legendaris miliknya, dia tidak ingin berlama-lama dan langsung kedua matanya bersinar putih dan hitam, begitu juga kedua sisi pedang. Melihat itu, kedua babi rusa malah duduk di tanah dan menundukkan kepala, seolah-olah takut dan patuh kepada Chely. Seperti hiu yang berada di tempat Stev, para binatang itu menghormati pengguna pedang suci legendaris. Chely terkejut melihat kedua binatang itu tunduk padanya. "Hah, apa yang mereka lakukan? Semua tunduk padaku? Apa karena pedang legendaris ini?" ucap Chely menduga, kemudian tersenyum dan tidak jadi melawan karena hal itu. Chely mendekati kedua babi rusa itu, ketika di dekat, dia mencoba mengelus-elus kepalanya, memang tampak lebih bersahabat. "Hmm, jadi begitu. Kedua babi rusa ini menjadi baik hati, syukurlah kalau begitu, aku gak perlu repot-repot melawan mereka, meski sangat mudah," batin Chely. Sesaat kemudian, babi itu beranjak dan setelah berjalan di depan Chely, tiba-tiba kedua babi itu bergabung menjadi 1 dan badannya lebih besar. Chely terkejut melihat kejadian itu, ternyata babi rusa itu sebenarnya adalah 1, jadi saat menjadi 2, itu adalah kekuatan babi rusa, sungguh menarik. Babi rusa itu memang bukan binatang biasa, tubuhnya pun bersih tanpa lumpur. Ternyata babi rusa ingin menawari tumpangan, karena berhenti di depan Chely dan bersiap jalan. "Apa kamu ingin menawari aku tumpangan?" tanya Chely. Babi rusa itu mengangguk, sepertinya mengerti perkataan Chely. Melihat itu, Chely tersenyum, kemudian bergegas naik di punggung babi rusa yang sudah berubah menjadi baik. Sesaat kemudian, babi rusa berlari kencang, Chely harus berpegangan erat agar tidak jatuh. "Yuhuuu! Ini keren sekali," teriaknya sangat bahagia, pasti sangat seru naik binatang dengan kecapan tinggi, meski cukup berbahaya, tapi aman asal berpegangan erat. Selama 1 menit, babi rusa itu berhenti entah kenapa. Chely sedikit bingung akan hal itu. "Ada apa kawan?" tanya Chely, namun babi rusa tidak menjawab, babi rusa itu duduk di tanah, sepertinya memberi petunjuk arah agar Chely turun dari tunggangannya. "Baiklah, makasih banyak kalau begitu," ucap Chely pada sang babi rusa, kemudian babi rusa tampak tersenyum. Setelah melihat sekitar, Chely teringat bahwa tempat ini adalah tempat para kupu-kupu yang sempat menghalanginya itu, namun masih di depannya sedikit, akan tetapi semua kupu-kupu sudah menghilang dan tidak ada satu ekor pun yang terlihat. Chely menyadari sesuatu bahwa mungkin batas babi rusa bisa berjalan hanya sampai sini, karena di depan sedikit lagi adalah wilayah kupu-kupu berbahaya yang sebenarnya adalah salah 1 ujian dalam mengambil pedang suci legendaris. "Oke, aku mengerti! Sampai jumpa, sekali lagi makasih banyak!" ucap Chely segera melanjutkan perjalanan, dia juga melambaikan tangan perpisahan, tampak babi rusa berdiri dan terlihat tersenyum.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN