Maya terkejut dan lututnya langsung lemas ketika mendapatkan telepon itu, kenapa semuanya serba kebetulan? Saat Freya pergi, wanita itu mengatakan jika Faye D'amon tidak akan mau bekerja sama lagi dengan toko perhiasannya dan tiba-tiba dia langsung mendapatkan telepon dari sang asisten yang mengatakan jika pihak Faye D'amon menarik semua investasinya. Padahal dengan menjual perhiasan yang di desain oleh Faye, toko perhiasannya langsung laris manis dan meningkat pesat penjualannya.
Daniel langsung menopang tubuh Maya saat akan merosot. "Sayang, ada apa?"
Maya menggelengkan kepalanya, dia tidak bisa menceritakan semua ini pada Daniel dan keluarganya. Bisa hancur berantakan semua yang sudah dia perjuangkan selama ini jika Daniel tahu kalau Faye D'amon, seorang desainer terkenal di negara ini menarik kerjasamanya. Maya bisa membanggakan diri ketika semua orang mengetahui jika dirinya bisa menjadi kepercayaan dari seorang desainer perhiasan terkenal itu. Jangan sampai Daniel tahu, bisa-bisa pria itu akan ilfeel padanya.
"Nggak apa-apa, yank. Mungkin aku kelelahan karena hamil muda," jawab Maya yang memang terlihat pucat.
"Daniel, bawa Maya ke kamar dulu, kasihan dia," ujar Ratih. Daniel langsung membopong Maya dan membawa ke kamarnya yang selama ini ditempati oleh Freya dan dirinya.
***
Freya berjalan tanpa arah, dia merasa sakit hati karena telah dikhianati oleh Daniel dan diusir dari rumah yang sudah dia tempati selama tiga tahun bersama pria itu. Freya tidak bisa menghubungi kakeknya karena merasa malu setelah dulu membantah peringatannya yang ingin berpura-pura menjadi orang miskin dan menikah dengan Daniel. Sekarang nasibnya sangat buruk, sudah diselingkuhi, diceraikan, dan akhirnya dibuang oleh keluarga itu hanya karena seorang wanita yang datang merusak rumah tangganya. Dia tahu keluarga Sutomo dan Maya adalah putri kedua dari keluarga itu. Kakak Maya seorang wanita karir yang sukses dan dia adalah saingannya di masa lalu, namanya Mita Sutomo.
Mengingat kedua perempuan itu, entah mengapa Freya merasa ingin sekali menghancurkan mereka. Sepertinya sekarang dia harus kembali ke kehidupannya yang dulu untuk membalas dendam pada keluarga yang telah menyakitinya itu dan juga Maya, wanita yang telah menghancurkan rumah tangganya.
"Aku malas kalau harus kembali ke keluarga Alexander, tapi kalau nggak gitu, gimana caranya aku balas dendam?" gumam Freya.
Wanita itu mengambil ponselnya dan akan menghubungi orang kepercayaannya, tiba-tiba ada seseorang yang berteriak dari arah belakang.
"Tuan muda!! Berhenti!"
Wanita itu menoleh dan langsung terkejut ketika seorang pria memakai Hoodie hitam menariknya ke sebuah gang dan tiba-tiba menciumnya.
Freya tentu saja semakin terkejut, dia merasa dilecehkan. Ingin berontak dengan mendorong tubuh pria itu, tetapi tiba-tiba pria asing itu berbisik. "Tolong bantu aku!" Kemudian pria itu mencium bibir Freya lagi, kali ini lebih intens.
Beberapa orang pria berhenti di ujung gang, menoleh dan melihat dua orang yang tengah berciuman. Salah seorang dari mereka berseru.
"Woy, malah liat orang lagi pacaran! Kita di suruh mengejar tuan muda. Ayo! Sebelum tuan muda pergi jauh!"
"Iya, ayo!"
"Mata lo dikondisikan!"
Beberapa orang berpakaian serba hitam itu langsung pergi meninggalkan Freya dan laki-laki asing yang kini sudah melepaskan ciumannya.
"Huh, maafkan aku! Aku terpaksa melakukan ini, aku sedang menghindari kejaran orang-orang itu.
Aku akan memberikanmu uang sebagai bayaran karena telah menyelamatkanku," ujar pria asing itu.
Freya menaikkan sebelah alisnya sambil bersedekap d**a. "Aku nggak butuh uang," jawab Freya menatap pria yang ternyata begitu tampan. Sepertinya pria ini sedang dalam masalah sampai harus dikejar oleh beberapa orang tadi.
Laki-laki itu menatap Freya dari atas ke bawah. Freya yang malam ini memakai dress selutut dan hanya memakai sendal rumahan terlihat seperti orang biasa. "Memangnya apa yang kamu inginkan?"
Freya tersenyum dan menyodorkan tangannya. "Aku Freya. Aku bukan orang yang kekurangan uang meskipun pakaian yang ku pakai bukan pakaian mahal."
Laki-laki itu menjabat tangan Freya dan menyebutkan namanya. "Aku Zayn, sekarang kamu mau apa dariku? Aku akan memberikan apapun asal kamu mau membantuku lagi," ujarnya.
"Membantumu lagi? Jadi, aku masih harus membantumu?" tanya Freya. Pria yang bernama Zayn itu mengangguk. "Memangnya apa yang bisa ku bantu?"
"Aku nggak kenal siapa kamu begitupun sebaliknya, jadi menurutku akan lebih mudah untuk membuat sandiwara di hadapan keluargaku," jawab Zayn.
"Maksudnya gimana, sih? Bilang aja secara langsung!"
"Aku akan memberikanmu apapun, tapi aku minta kamu berpura-pura menjadi kekasihku agar aku bisa terlepas dari perjodohan sialan itu!"
Freya menganga mendengar ucapan Zayn, kemudian dia berhasil menguasai diri. "Maksudnya, kamu ingin aku menjadi kekasih pura-pura?" Zayn mengangguk.
"Betul, agar aku bisa membatalkan perjodohan yang sudah di siapkan oleh para orang tua itu, padahal aku tidak mau!"
Freya mengangguk dan tiba-tiba sebuah ide terlintas dipikirannya. "Apa nama belakangmu Saputra?" tanya Freya. Dia memang tidak mengenal Zayn, tetapi nama Zayn itu terasa tidak asing. Terlihat dari beberapa orang yang mengejarnya dan memanggilnya "Tuan muda" itu tandanya jika pria tersebut bukanlah dari kalangan orang biasa dan nama Zayn yang dia tahu adalah nama salah satu putra dari orang terpandang yaitu Delon Saputra. Freya sering mendengar para teman-temannya semasa kuliah membicarakannya, tetapi Freya tidak peduli.
"Kok kamu tahu?" tanya Zayn mengangkat kedua alisnya.
Freya tidak menjawab pertanyaan Zayn. Sepertinya dia akan menggunakan Zayn sebagai alat untuk balas dendam pada keluarga mantan suaminya itu. Zayn sendiri juga sudah menawarkan dan dia hanya akan mengikuti alurnya.
"Siapa yang tidak mengenal seorang Zayn Charles Saputra, hampir seluruh Indonesia juga tahu," jawab Freya.
Zayn hanya menghela napas, "Jadi, gimana? Apakah kamu mau membantuku?"
"Oke, tapi ada syaratnya."
"Syarat apa?"
"Aku baru bercerai dari suamiku dan besok aku akan segera mengurus surat-suratnya ke pengadilan. Aku ingin kamu membantuku menghancurkan keluarga suamiku dan juga selingkuhannya. Aku tahu kamu orang hebat dan pasti banyak koneksi di mana-mana, kalau hanya menyuruh beberapa orang untuk menarik sahamnya dari Alric Corporation pasti bisa, kan?"
Zayn menatap tidak percaya dengan wanita di hadapannya ini. Dia mengira jika Freya hanyalah wanita biasa yang sedang jalan-jalan, akan tetapi ternyata wanita itu sudah menikah dan memiliki banyak masalah.
"Sial, seharusnya gue nggak nawarin kerjasama itu!" batin Zayn.
"Gimana? Kalau kamu nggak mau ya udah, aku juga nggak akan bantu aku. Kamu bisa cari wanita lain untuk berpura-pura menjadi kekasihmu tapi bisa dipastikan rahasia mu nggak aman di tanganku!"
Zayn menghela napas, ternyata benar jika wanita itu bukan wanita biasa bahkan bisa mengancamnya. "Oke, aku akan bantu kamu untuk menghancurkannya keluarga mu, lalu siapa selingkuhan suami mu itu?"
"Dia anak gadis dari keluarga Sutomo, pelakor kelas kakap yang tiba-tiba dibawa suamiku dalam keadaan hamil, dia merasa aku nggak pantas ada di keluarga Alric dan dengan tidak tahu malu masuk ke dalam rumah tanggaku!"
Zayn kali ini tidak bisa untuk tidak terkejut. "Keluarga Sutomo? Yang namanya siapa? Soalnya wanita yang mau dijodohkan sama aku juga dari keluarga Sutomo, namanya Mita."