Happy Reading.
Semua orang tertawa saat mendengar Freya mengatakan hal itu. Membuat Freya benar-benar merasa tidak dihargai sama sekali. Kenapa selama ini dia tidak pernah membuka mata, menyadari jika keluarga suaminya itu benar-benar bukan orang yang baik. Dia memang telah dibutakan oleh cinta. Cinta buta membuatnya benar-benar tidak bisa melihat mana pria yang tulus mencintainya dan mana yang tidak.
"Pergi kamu, dasar Benalu!" Ratih mendorong tubuh Freya sampai terjatuh di lantai. Freya meringis menahan sakit pada pinggangnya sedangkan semua orang yang melihat itu tertawa. Seakan menikmati pemandangan ketika Freya kesakitan.
"Sana pergi jauh-jauh, jangan pernah hadir ataupun menampakkan mukamu lagi dihadapan kami terutama kak Daniel. Dia sudah mendapatkan bidadari secantik kak Maya, jangan sampai kamu berusaha merebutnya lagi!" Narnia menendang kaki Freya dan akan menginjaknya, tetapi Freya yang mengetahui hal itu langsung menendang kaki gadis itu terlebih dahulu.
"Aahh, b******k! Kamu berani nendang aku!" seru Narnia tidak terima. Dia meringis seperti menahan tangis karena tendangan itu benar-benar keras dan membuatnya kesakitan.
Freya bangkit dan tersenyum mengejek, hilang sudah semua rasa hormat pada keluarga ini. Dia benar-benar merasa dihina habis-habisan hanya karena wanita penjilat seperti Maya. Ratih yang melihat Narnia ditendang oleh Freya merasa tidak terima, dia maju dan akan menampar Freya. Akan tetapi, sebelum tangan keriput itu mengenai pipi Freya, wanita cantik itu sudah menangkapnya terlebih dahulu.
"Aah, lepaskan!" Ratih merasakan kesakitan saat tangannya dipegang oleh Freya dan sedikit ditekan.
"Heh, gini aja udah sakit! Makanya kalau udah tua tuh jangan suka main tangan. Saya bisa kasus kan ini ke polisi, loh!" ujar Freya masih dengan senyum mengejek dan melepaskan tangan Ratih dengan sedikit mendorongnya. Entah karena tenaganya Ratih yang tidak seimbang atau karena tenaga Freya sedikit kuat, Ratih oleng dan akan jatuh, tetapi untung ada Maya dibelakangnya dan langsung ditangkap oleh wanita itu.
"Ma, tidak apa-apa, kan?"
"Dasar tidak tahu diri! Di mana sopan santun mu pada orang tua! Kurang ajar!" seru Ratih menunjuk pada Freya dengan wajah yang sudah memerah.
"Aku nggak akan sopan pada orang yang tidak tahu diri seperti Anda. Siapa yang memulai lebih dulu? Aku hanya melindungi diriku sendiri dari para orang-orang jahat seperti kalian!"
Daniel yang melihat ibunya dihina seperti itu oleh Freya merasa tidak terima. Dia mendekati Freya dan melayangkan tangannya ke atas. Freya menatap Daniel dengan tatapan tajam, dia benar-benar kecewa luar biasa terhadap pria yang masih dicintainya itu. Ah, sepertinya mulai detik ini Freya harus menghilangkan perasaan cintanya.
Freya menepis tangan Daniel dengan keras sehingga tangan itu malah mengenai pipi Maya dengan begitu kuat. Daniel terkejut mengetahui Freya memiliki kekuatan sebesar itu.
"Aahh, sakit!" Maya memegang pipinya yang terkena punggung tangan Daniel. Rasanya panas dan perih, jari manis Daniel memakai sebuah cincin, tetapi bukan cincin pernikahan dengan Freya. Freya tahu itu karena cincin pernikahan mereka tidak ada batu kecil ditengahnya, sedangkan cincin yang dipakai oleh Daniel sekarang ada batu kecilnya. Mungkin Maya kesakitan karena pipinya terkena batu itu. Freya tidak peduli dengan Daniel yang sudah melepaskan cincin pernikahan mereka, mereka sudah bercerai dan Freya juga akan melepaskan cincinnya.
"Beb, maafkan aku!" Daniel langsung memeluk Maya dan mengelus pipinya. Tentu saja dia tidak sengaja karena niatnya ingin menampar Freya dan sialnya wanita itu bisa menangkis dengan gerakan cepat.
"Hahaha, rasain. Kena batunya!" ejek Freya kesal karena melihat sikap Daniel yang berubah.
Mereka tidak tahu jika Freya ini jago beladiri dan sudah memegang sabuk hitam. Jadi, jangan salahkan Freya jika setelah ini dia akan menjadi dirinya sendiri karena dikhianati. Freya yang lemah lembut, sopan, dan penurut sudah tidak ada karena dihancurkan oleh keluarga hina seperti mereka.
"Pergi kau, jangan pernah lagi hadir dalam hidupku!" seru Daniel dengan raut wajah yang sudah menahan amarahnya. Dia masih memeluk Maya yang terlihat kesakitan.
Freya memutar bola matanya, dia benar-benar muak dengan semua orang-orang ini yang penuh drama.
"Aku juga nggak minat lagi sama kamu, cih! Pria t***l!"
"Apa katamu?!" Daniel sudah akan maju tetapi dihalangi oleh Maya.
"Udah, biarin aja dia ngomong apa. Yang jelas setelah ini dia akan pergi dan kalian akan tenang karena udah nggak nampung benalu," ujar Maya mengelus lengan Daniel. Hal itu mampu membuat Daniel meredamkan amarahnya.
"Hei kau, dari keluarga mana sih, sombong banget?" tunjuk Freya pada Maya yang sejak tadi seakan tersenyum menghina melihat Freya yang dipermalukan.
"Kenapa kamu bertanya seper—"
"Diam! Aku bertanya sama dia, bukan kamu. Kalau kamu orang cerdas seharusnya diam saja!" sela Freya pada Daniel dengan tatapan tajam. Daniel benar-benar terkejut melihat perubahan diri Freya. Wanita itu dulu begitu lemah lembut dan sopan, sekarang sudah seperti wanita bar-bar saja.
"Kenapa? Apa kamu mau tahu marga ku?" tanya Maya dengan senyuman penuh percaya diri. "Aku Maya Sutomo, ayahku Herman Sutomo. Pasti kamu kenal dengan nama itu, kan?"
Narnia mendekati Maya dan memeluk lengan wanita yang akan menjadi kakak iparnya itu, dia begitu bangga dengan Maya yang merupakan putri pengusaha sukses, tidak seperti Freya yang hanya yatim piatu dan tentunya tidak punya apa-apa. "Tentu saja dia mengenalnya kak, Om Herman Sutomo adalah salah satu konglomerat sukses di Indonesia," ujar Narnia menatap Freya dengan tatapan sinis. "Pabriknya berkembang sangat pesat beberapa tahun ini, jadi kak Maya ini adalah putri konglomerat luar biasa, kamu tidak ada apa-apanya," lanjut Narnia mengejek.
Freya menganggukkan kepalanya, dia tahu siapa Herman Sutomo, tentu saja. Perusahaan Sutomo di dukung penuh oleh Alexander Corporation. Beberapa tahun belakangan ini memang Alexander Corporation menjadi penanam saham paling banyak untuk PT Sutomo grup.
"Oh, hanya putri dari Sutomo. Gitu aja udah bangga, padahal hartanya juga masih milik ayahnya. Bahkan bangga sekali menjadi pelakor."
"Apa? Hanya putri Sutomo kau bilang? Kau tidak tahu kalau Maya ini bersahabat dengan putri dari pewaris Alexander Corporation, bahkan perusahaan Sutomo didukung penuh oleh Alexander. Jadi kau jangan menghina!" seru Daniel tidak terima.
"Putri Alexander tidak mungkin mau berteman dengan pelakor seperti dia, cih. Aku bahkan bisa langsung menghubungi direktur utama Alexander Corporation, Pak Edwin dan memintanya langsung memutuskan kerjasama dengan Sutomo Grup!"
Semua orang yang mendengar ucapan Freya tertawa terbahak-bahak.
"Hahaha, memangnya siapa kamu? Jangan menghalu kenal dengan Pak Edwin, aku saja yang seorang direktur utama sangat sulit untuk bertemu dengan beliau!" ujar Daniel tergelak.
"Kamu jangan bermimpi untuk menyaingi Maya, dia adalah wanita hebat, bisa memiliki toko emas dengan koleksi milik desainer terkenal Faye D'amon. Sepertinya sekarang kamu segera pergi, bisa jadi gila kalau kamu ada di sini!" Ratih kali ini benar-benar mengusir Freya.
Freya mengepalkan tangannya dan menatap tajam semua orang ini satu persatu. "Aku pastikan tidak akan membual untuk membuat Alexander Corporation menarik semua sahamnya dari Sutomo Grup. Dan mengenai Faye D'amon, mulai detik ini dia akan berhenti memberikan koleksi nya pada toko emasmu!" Freya mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.
"Lakukan semuanya dan hari ini sudah harus beres!" Setelah itu Freya berbalik dan berjalan dengan anggun menuju pintu keluar.
Saat itu juga Maya mendapatkan telepon dari asistennya.
"Halo, Eta ada apa?"
"Halo, Bu Maya. Tadi asisten Faye D'amon menghubungi dan katanya dia menarik semua koleksinya dari toko kita dan menghentikan kerjasama."
Bersambung.