Bab 7. Aksi Zayn

1025 Kata
Happy Reading. Mita merangsek maju untuk menampar wajah Freya, tetapi Sella langsung menahannya. "Tante, lepas! Saya harus menampar wanita tidak tahu diri itu, dia tiba-tiba datang merusak semuanya padahal saya dan Zayn sudah akan bertunangan!" Zayn dan Freya hanya diam sambil menaikkan alisnya melihat ekspresi wajah Mita yang sudah memerah menahan amarah. Akan tetapi, Freya dan juga Zayn tidak takut dengan apa yang akan dilakukan oleh Mita. Mungkin inilah yang dimaksud Zayn dengan membalas dendam secara perlahan. Membuat mental Mita menjadi tidak karuan seperti ini. Bukankah Zayn juga bilang pada Freya jika wanita yang dicintai oleh pria itu terkena tekanan mental gara-gara Mita. "Mita, kamu tadi denger nggak apa yang diucapkan Zayn, sejak awal Zayn memang tidak mau dijodohkan sama kamu. Dia menerimamu karena terpaksa dan akhirnya Zayn bertemu dengan wanita ini jadi jangan salahkan dia hanya karena Zayn membawanya ke sini," ujar Sella lembut. Dia menarik tangan Mita agar tubuhnya tidak lagi mendekat pada Freya karena Sella tidak mau ada adegan jambak-jambakan ataupun tampar-tamparan di rumahnya ini karena akan menimbulkan banyak masalah dan membuat semuanya menjadi semakin rumit. "Kok Tante malah bela dia, sih?! Seharusnya Tante tuh bela, aku?" Kesal Mita karena Sella sejak tadi terkesan membela Freya dan Zayn. "Tante nggak belain siapa-siapa, cuman tadi kan kamu dengar sendiri apa yang diucapkan Zayn? Jadi, jangan marah sama ... eh siapa namamu, nak?" tanya Sella pada Freya. Freya yang ditanya tiba-tiba seperti itu pun sedikit terkejut dan gelagapan. "Nama saya Freya tante, sebenarnya saya dan Zayn belum lama bertemu, tetapi dia katanya sudah menyukai saya di pandangan pertama, jadi saya benar-benar tidak tahu jika ada masalah seperti ini. Bukan maksud saya untuk berada di antara Zayn dan juga dia karena memang saya tidak tahu apa-apa," jawab Freya. "Alasan! Pasti kamu menggoda Zain! Zayn nggak mungkin akan bisa langsung jatuh cinta padamu kalau kamu nggak menggodanya!" "Mita, kamu salah. Aku memang menyukai Freya sejak pertama kali bertemu dan dia tidak pernah menggoda ku. Jadi, lebih baik kita akhiri saja semuanya," ujar Zayn dengan entengnya. Sella bahkan sampai mengerutkan keningnya mendengar jawaban sang putra yang menurutnya hanyalah kebohongan saja. "Nggak akan! Perjodohan ini tetap harus berjalan! Aku tetap ingin kamu jadi tunangan ku, nggak peduli yang kamu suka siapa!" Setelah mengatakan itu, Mita langsung pergi dari rumah itu dengan perasaan yang marah. Sella mendekati sang putra dengan tangan bersedekap. "Zayn, kamu jangan mengada-ada. Aku tahu kalau kalian hanya bersandiwara?" tanya Sella dengan tatapan tajam membuat Freya menelan salivanya. Namun, Zayn menanggapinya dengan santai. "Ma, memangnya salah kalau aku dan Freya saling suka? Perasaan itu hadir tanpa bisa dicegah dan memang sejak awal aku nggak suka sama Mita, jadi lebih baik batalkan perjodohan itu! Ayo Freya, kita keluar!" Zayn menggandeng tangan Freya dan menariknya keluar. Freya langsung berpamitan dengan Sella karena benar-benar merasa tidak enak. Sungguh ternyata Zayn itu memang gila, dia baru bertemu dengan pria itu dan langsung dihadapkan dengan masalahnya yang begitu rumit. Sella langsung mengambil ponselnya dan menghubungi sang suami. "Halo, Mas. Putra kita pulang sambil membawa wanita cantik, namanya Freya dan Zayn mengatakan jika dia menyukai wanita itu. Bahkan Zayn mengatakan dia akan membatalkan perjodohan dengan Mita Sutomo, sebaiknya Mas segera selidiki siapa Freya dan beritahu keluarga Sutomo kalau Zayn ingin membatalkan perjodohan." Di sebrang sana terdengar helaan napas kasar Delon. "Dasar anak manja, kenapa dia selalu membuat masalah! Sebenarnya apa yang sedang dia rencanakan!" "Entahlah, mas. Aku yakin dia hanya berbohong dengan mengatakan jika dia menyukai Freya, pasti ada sesuatu. Makanya aku langsung menelpon mu, kamu minta tolong pada Alfian untuk mencari tahu semuanya." "Iya, sayang. Kamu sudah makan belum?" "Sudah, jangan lupa kamu juga harus makan, aku tutup dulu teleponnya." *** Maya terkejut melihat sang kakak yang pulang ke rumah dengan marah-marah. Maya juga baru pulang dari rumah Daniel setelah pingsan selama beberapa jam dan berakhir menginap di sana semalam. Kini dia tengah hamil anak Daniel dan sebentar lagi akan menjadi Nyonya Alric, tetapi masalahnya sekarang adalah toko perhiasannya yang terancam bangkrut karena pemasok terbesar yang selama ini berhasil membuat toko perhiasannya laris manis di pasaran yaitu Faye D'amoy telah menarik semua sahamnya. Tidak ada alasan pasti kenapa mereka menarik semua saham, yang jelas Maya merasa jika ini adalah ulah dari Freya. Entah apa hubungannya dengan Freya, tetapi dia masih ingat bagaimana Freya menelepon seseorang kemarin malam dan saat itu juga Faye D'amoy langsung menarik semua koleksinya. "Kak, kamu kenapa?" Maya menghampiri kakaknya yang duduk di sofa ruang tamu sambil memijit pelipisnya. "Kamu nggak tau kan apa yang terjadi? Kakaknya punya masalah tapi kamu malah ngilang dan nggak pulang-pulang!" seru Mita membuat Maya terkejut. Sepertinya sang kakak memiliki masalah yang besar. Sebenarnya saat ini Maya juga begitu kalut, rencananya dia ingin meminta tolong kakaknya untuk meminjam uang dalam jumlah banyak untuk mencari investor baru toko perhiasannya. Akan tetapi, setelah melihat kondisi sang kakak yang terlihat berantakan dan seperti punya beban masalah banyak, Maya jadi tidak tega. "Maaf, kak. Aku kan sudah bilang kalau lagi jemput Daniel dari Australia. Aku udah hamil anaknya dan aku harus segera meyakinkan Daniel untuk segera menikahi ku. Malam itu saat acara pertunangan mu aku tengah ikut Daniel pergi ker rumah untuk menceraikan istrinya," jawab Maya. Mita kini menatap adiknya yang terlihat berbinar. "Lalu, gimana? Apakah Daniel mau menceraikan istrinya?" Maya mengangguk mantap. "Ya, tentu saja dia langsung menceraikan istrinya, Mamanya Daniel juga sangat mendukung hubungan kita, jadi malam itu juga Freya diusir dari rumah Daniel, hahahaha!" Mita mengerutkan keningnya. "Freya? Kenapa namanya tidak asing," gumam Mita. Maya tidak mendengar apa yang diucapkan kakaknya. "Lalu, gimana caranya? Sukses, kan? Kakak berhasil menjadi tunangan dari Zayn Charles Saputra kan?" Mendengar ucapan sang adik yang mengingatkan kejadian kemarin malam itu tiba-tiba wajah Mita berubah merah. "Sukses apa? Zayn kabur dan kami tidak jadi bertunangan," jawab Mita datar. Maya menutup mulutnya dengan kedua tangan. "What? Kok bisa kabur?" "Aku juga nggak tahu, tapi tadi barusan saat aku ke rumah Zayn, tiba-tiba cowok itu datang dengan seorang wanita. Zayn mengatakan kalau dia cinta sama wanita yang dibawanya itu dan akan memutuskan perjodohan ini! Aku nggak mau. Aku sangat cinta sama Zayn!" Maya bisa melihat betapa frustasinya sang kakak. "Memang siapa yang di sukai oleh Zayn? Aku akan kasih dia pelajaran!" Bersambung.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN