Anima benar-benar datang saat proses seleksi. Dia penasaran akan sesuatu. Karena sebuah nama yang sama. Matanya memperhatikan sosok pemuda dengan pakaian kumal dan wajah yang tampak lesu. Dia hanya memperhatikan dari lantai tiga sekolah tersebut, karena akan tidak nyaman jika ada yang tahu dia mengamati seorang siswa. Anima tidak tahu apakah benar pemuda itu adik Kaelan atau bukan. Tidak mungkin dia akan menganggapnya begitu hanya berdasarkan nama saja. Jikapun benar, dia juga tidak tahu apa yang akan dilakukan terhadapnya. Agak bodoh, dia meminta kakaknya pergi, dan sekarang penasaran dengan pemuda yang dia pikir adiknya. Untuk apa? Anima tidak tahu dengan tujuannya memastikan hal tersebut, hanya saja dia ingin tahu. "Mama tidak tahu, kenapa mama melakukannya!" Anima mengusap peru