Kegelisahan Sheina semakin menjadi. Hari ini adalah hari terakhir yang Pak Baskoro berikan untuk ia berpikir. Perasaannya seketika tidak tenang. Ia tak bisa berpikir jernih. Kebiasaan saat ia panik, perutnya akan terasa keram. "Aaarghh ... " Ringisnya saat perutnya terasa keram. "Tenang, Baby. Please!" Lirih Sheina sambil merebahkan tubuhnya di tas ranjang single yang ada di dalam kamar Sari. Memang selama di rumah bi Nilam, Sheina diperkenankan tidur di kamar Sari. Sementara Sari tidur bersama Bi Nilam. Saat matanya baru mulai hendak terpejam, tiba-tiba terdengar suara ketukan di depan pintu. Sheina tersentak. Kepalanya yang semula hanya pusing kini mendadak sakit sekali. Rasa berputar-putar. Sheina memang memiliki riwayat tekanan darah rendah. Ia yakin, tekanan darahnya kembali turun