Part : 5

1475 Kata
10 kapal perang sudah mulai meninggalkan pelabuhan dan siap untuk menuju medan perang. Meski mereka tampil dengan sedikit kekuatan, jenderal Ta yakin Li Jun akan pulang membawa kemenangan. Jenderal Ta kini sudah pensiun dan sedang menikmati masa masa tua nya. Sebelum dia pensiun, dia mewariskan semua ilmu nya tentang militer angkatan laut kepada Li Jun. Kapal kapal musuh sudah mulai tampak. 20 kapal perang mereka sudah semakin mendekat. Lawan sudah bersiap untuk menyerang. Para tentara sedang menanti perintah dari Li Jun. Dia sendiri akan mempimpin para pasukan dalam perang ini. Tangan kanan Li diangkat tunggu dan dalam beberapa detik, Li berteriak memberi kode untuk menembak meriam. Meriam meriam dari 5 kapal kerajaan mengenai tepat ke 5 kapal musuh. Musuh musuh itu sebelum tenggelam, sempat menembak ratusan panah ke arah kapal kerajaan. Para tentara yang membawa perisai, tentu saja dengan mudah menahan serangan musuh tanpa ada luka. 5 kapal sudah tenggelam. 15 lagi harus diurus. Kapal kapal dari kedua pihak semakin mendekat dan pertempuran jarak dekat akan segera dimulai. Musuh melompat ke kapal kerajaan. Para tentara kerajaan melawan dengan gigih. Pasukan musuh tidak menggunakan baju besi dan perisai. Dengan perlengkapan seadanya, mereka tetap memberikan perlawanan sengit terhadap tentara kerajaan. Sudah banyak korban berjatuhan dari pihak musuh. Tentara kerajaan yang sudah terlatih dengan mudah mengalahkan musuh. Kini Semua kapal musuh telah merapat dan saatnya 50 tentara khusus dengan tubuh berotot besar dan tinggi maju dengan senjata mereka. Para tentara biasa mundur dan mengambil panah mereka menembak tentara musuh yang hendak melompat ke kapal kerajaan. Tembakan tembakan panah yang penuh ketepatan tinggi itu menewaskan tentara musuh yang hanya bermodalkan nekad. Tentara tentara khusus itu dengan mudah membantai semua tentara Musuh tanpa kesulitan sama sekali. Sang pemimpin pemberontak, Si Ka Cau akhirnya turun tangan. Li Jun menyuruh ketiga ajudan nya turun menyerang sang pemimpin. Mereka bertiga menunjukkan kemampuan beladiri yang sudah terasah. Si Ka Cau bukannya tidak bisa beladiri. Dia dulu juga pernah menjadi seorang jenderal tapi dia dipecat karena gagal menjalankan tugas dengan baik sehingga tentara kerajaan banyak yang tewas. Dia jadi dendam dengan kerajaan sejak itu. Wang Qi Bai, Lin Lan Jiao dan Xi Ma Kan bersama sama menyerang mantan jendral itu. Meski sudah berusia 60 tahun, ilmu beladiri dia masih sangat hebat seolah tak pernah pudar. Qi Bai dan kedua kawannya mampu menahan serangan serangan sang mantan jenderal. Mereka bertiga juga memberikan perlawanan sengit. Mantan jenderal itu mulai kerepotan. Para tentara Musuh sudah tinggal sedikit. Banyak dari mereka menyerah dan masih memberikan perlawanan yang sia sia. Sedikit dari mereka memilih untuk loncat ke laut daripada ditangkap. Beberapa tentara kerajaan juga ada yang jatuh menjadi korban tapi tak sampai 20 orang. Mereka bertiga masih seimbang dengan sang jenderal sampai Ka Cau mulai menggunakan senjata nya. Tombak bermata 2 itu diputar di atas kepalanya dan dengan kecepatan tinggi, dia menyerang ketiga ajudan Li Jun. Mereka bertiga menghindar dengan cepat tapi tidak cukup cepat sampai mereka terluka. Melihat situasi tak menguntungkan itu dan merasa memiliki tanggung jawab atas keselamatan nyawa ketiga ajudan nya, Li Jun langsung menyusul menyerang Si Ka Cau. Li Jun menyuruh ketiga ajudan nya kembali ke kapal kerajaan untuk mendapatkan perawatan. Li Jun kini akan melawan Ka Cau 1 vs 1. Li Jun dengan tombak nya loncat tinggi menghunus tombak itu ke d**a sang mantan jenderal tapi serangan itu sia sia. Mantan jenderal itu menepis serangan tombaknya dengan mudah. Si Ka Cau bertubuh besar tapi lincah. Kini mantan jenderal itu mulai menyerang dengan tusukan bertubi tubi ke arah Li Jun. L Jun yang muda dan tangkas itu tak ada kesulitan untuk menghindari semua serangan sang mantan jenderal. Li Jun melompat ke samping sambil salto dan menyerang dengan serangan dadakan ke arah kepala sang mantan jenderal. Li Jun tidak tahu kalau tombak itu memiliki pedang di kedua ujung nya dan alhasil tombak Li Jun patah. Dengan tetap tenang, dia berdiri dan mendekati Ka Cau. Pria tua itu menyerang dengan dadakan dan Li Jun melompat ke belakang. Gawatnya baju zirah L Jun terkena serangan tombak musuh. L Jun mulai kesal dan dia dengan tangan kosong mendekati musuhnya. Saat tombak itu tiba tiba mau menusuk lehernya, Li Jun menangkap tombak Ka Cau dengan tangan kanannya dan sekuat tenaga, dia menarik tombak itu. Mantan jenderal itu tak mau kehilangan tombak kesayangan nya. Li Jun yang tubuhnya sudah semakin kekar dan berotot itu akhirnya menarik tombak tersebut dengan kedua tangannya sehingga sang mantan jenderal juga ikut tertarik. Jarak mereka berdua sudah dekat, Li Jun menendang musuhnya sampai terjatuh. Tombak itu jatuh di tangan L Jun. Tanpa basa basi, L Jun langsung melemparkan tombak itu ke tubuh musuhnya yang masih terjatuh dan pusing karena kepalanya membentur kayu. Akhirnya sang pengkhianat tewas di tangan Li Jun. Dia mengambil pedang tak berguna di dekatnya dan memenggal kepala musuhnya. Kepala itu diangkat dan L Jun berteriak dengan kencang disambut para tentara kerajaan dengan meriah. Bendera musuh juga dibawa oleh L Jun. Sampai di istana, mereka semua disambut meriah oleh kaisar. Li Jun diberikan hadiah berupa uang dan masa cuti lebih panjang. Uang itu kemudian 30% nya diberikan kepada 3 ajudan nya. Mereka bertiga semakin setia dan hormat kepada Li Jun. Wibawa dan kemampuan nya sudah memenangkan hati kaisar. Sang kaisar memanggil penasihat nya untuk berdiskusi. Li Jun pulang dan disambut dengan pelukan hangat sang istri. Mereka berdua berpelukan dengan hangat. Setelah itu sang istri langsung mengajak suami nya ke kamar mandi untuk mandi berdua. Mereka berendam di "bathtub" yang terbuat dari kayu dan berisikan air hangat. Sang istri dengan sabar dan senang membersihkan tubuh suami nya. "Suamiku. Kamu sudah berperang dengan gagah berani. Kamu tidak terluka. Aku merasa sangat lega." Kata Fei Mi dengan senang. "Aku senantiasa menepati janji aku sebagai seorang pria sejati" kata L Jun sambil tersenyum. Setelah selesai mandi bersama, mereka berdua kembali berpakaian dan makan malam. Sang istri baru ini sangat ahli dalam memasak. L Jun menyantap habis semua makanan yang tersedia sampai habis. A Mi sangat senang melihat sang suami makan dengan lahap. Setelah makan, L Jun minum arak dan beristirahat sejenak. Sang istri duduk di samping L Jun dan menyandarkan kepala nya. L Jun merangkul sang istri dengan mesra. Untuk melepas rindu, sang suami menggendong A Mi ke kamar mereka dan dia membaringkan istrinya yang cantik itu di atas ranjang. Mereka berdua melepas rindu dan berciuman dengan penuh nafsu. 4 hari berpisah merupakan hal berat bagi pengantin baru. Mereka berdua berguling guling dan pakaian mereka kini berada di lantai. 2 tubuh telanjang sedang saling berciuman. p******a istrinya dimainkan. p****g s**u itu disedot dan dimainkan dengan jari jari nya. "Oh.. suami ku... sudah lama... ohhh... aku merindukan belaian.... ahhh.. dan kehangatan dari dirimu.... ohhhhhh " kata istrinya sambil mendesah karena rangsangan di p******a. Setelah puas bermain di p******a istrinya, L Jun berlanjut ke bawah dan menjilati k******s serta semua permuķaan v****a nya. Desahan sang istri mulai berganti menjadi teriakan. "Suamiku... oh... nikmatnya... aku senang.... ah... enak.... aku... ah.. suka... suami...ku... ohhh" A Mi mendesah sambil menggigit jari telunjuk nya. Melihat v****a itu sudah basah, L Jun langsung memasukan p***s nya ke v****a sang istri. "Ohhhhhhhh nikmatnya sayangku... silahkan kamu... ahhhh nikmati tubuh ini. Aaaaahhh... puaskan aku sayangku.... ohhhhh ohhh ahhh... suami ku sungguh perkasa... ahhhhh... beruntunglah aku... memiliki dirimu... ohhhh " kata istrinya memuji dan mendesah. "Oh Sayang ku. Istriku. Sungguh wajah dirimu sangat cantik sekali. Diriku senantiasa ... ahhhh merindukan belaian dari mu.... ohhh... nikmat... kehanganan lubang surgawi mu sungguh tiada tara...ahhhhh " puji sang suami yang membuat wajah cantik istrinya merah. Li Jun menggoyangkan pinggul nya dan mulai memompa v****a itu. "Ohhh sayangku. Nikmatnya... ohhh... nikmat luar biasa.... suami..ku... oh... ohhh.". Tiba tiba L Jun berganti posisi. A Mi kini berada di atas L Jun. A Mi mulai bergoyang goyang. Kedua tangan nya diangkat ke atas dan diletakan di belakang kepalanya untuk melepaskan jepitan rambutnya sehingga rambut panjang nua tergerai dengan indah. Tangan L Jun kini dengan leluasa memainkan p******a indah istrinya. p****g s**u yang berwarna cerah itu dipijat pijat, dipencet dan dimainkan dengan jari jari nya. Rangsangan itu mempercepat o*****e istrinya dan dalam beberapa menit saja.. dia mengeluarkan cairan cinta nya dengan deras. Sang suami Kini menyusul dalam beberapa detik saja. Air s****a itu tertuang di v****a sang istri. Mereka berdua kini saling berpelukan dan beristirahat. Tak lama kemudian, L Jun memangku sang istri di pangkuan nya. Tangan kirinya merangkul tubuh istrinya dan tangan kanan nya memainkan p****g s**u sang istri. "Suamiku. Kamu sangat menyukai p******a aku. Tubuhku adalah milikmu. Mainkanlah sampai puas sayangku. Kelak p******a aku akan menjadi sumber air s**u untuk anak anak kita". Kata sang istri. "p******a mu sungguh indah, istriku. Kamu telah menjadi wanita dewasa. p******a ini adalah bukti kalau kamu sudah bisa dibuahi dan bisa memberikan keturunan nanti nya. Kelak anak anak kita akan diberikan s**u dari dirimu. Jagalah tubuhmu. Aku sangat mencintaimu, oh istriku" kata L Jun dengan lembut dan mengecup bibir istrinya. Mereka berdua akhirnya membersihkan diri dan kembali tidur.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN