Part : 6

3092 Kata
3 hari kemudian, sang kaisar memberikan kabar duka cita kalau jenderal Ta telah tewas dibunuh oleh gerombolan pasukan padang rumput. Rumahnya tiba tiba diserbu oleh gerombolan pasukan padang rumput. Ratusan panah berapi ditembak ke rumah nya. Semua pengawalnya tewas. Dia dan istrinya tewas. Anak anak nya sudah berada di provinsi lain dan jarang kembali. Bukan akhir yang indah bagi perjalanan hidup sang mantan jenderal. Li Jun hari itu langsung dipanggil kaisar. Li Jun tak percaya kalau dia akan duduk dikelilingi para petinggi militer yang berusia jauh lebih tua dari dia. Bukan tak mungkin anak anak para petinggi militer itu seusia dengan nya. Semua mata tertuju ke arahnya. Pemuda dengan pangkat belum begitu tinggi kini duduk bersama mereka. Kaisar langsung mengadakan rapat dadakan tentang keamanan. Para gerombolan itu ternyata sudah mempelajari letak dan posisi para tentara di gerbang pertahanan. Dengan pemanah terbaiknya, mereka menembak semua menembak panah panah itu tanpa diketahui dan mereka dengan mudah membobol pintu pertahanan dengan mudah. Semua tentara di perbatasan dibunuh. Untung saja mereka bergerak hanya sesaat dan cepat pergi karena mereka tak mau mengambil resiko. Jumlah mereka juga tidak banyak. L Jun kemudian menyatakan pendapatnya kepada kaisar kalau mereka bukan sembarang orang. Mereka sudah terlatih Dengan baik. Jumlah mereka bisa sangat banyak dan bukan tak mungkin anggota mereka sudah ada di dalam kota menyamar menjadi penduduk. Kepanikan mulai terpancar dari wajah mereka. Kaisar setuju dengan pendapat L Jun. Besoknya pendataan penduduk dimulai. Semua tentara dikerahkan untuk mempercepat pekerjaan dan beberapa ditugaskan di perbatasan. Sejak kejadian itu, perbatasan diperketat. Semua orang keluar dan masuk dicek. Penduduk mulai merasa cemas dan saling curiga. Suasana mulai semakin tegang. Melihat kejadian ini, L Jun kembali ditempatkan di angkatan darat. 3 minggu kemudian, suaranya mulai kembali kondusif. Semua kembali normal tapi sayangnya pada minggu ke empat.... kedamaian itu hancur berkeping keping. Seorang petugas penjaga pintu gerbang mendengar suara gemuruh meski tak ada awan dan tanda tanda hujan akan turun. Dia mengambil teropong nya dan melihat ada ratusan ribu tentara musuh yang diduga adalah pasukan padang rumput. Tentara itu meniup terompet tanda bahaya. Pintu gerbang langsung ditutup ketat. Semua tentara kerajaan langsung turun tangan begitu juga penduduk sipil. Setelah pintu gerbang utama sudah ditutup rapat, musuh mulai menaiki benteng. Perang dimulai. Tentara kerajaan dan tentara musuh saling serang dan bunuh. Kekuatan tampak imbang meski jumlah banyak. Pintu gerbang utama mulai goyah karena musuh sedang membuka paksa. 100 Tentara khusus ditempatkan di benteng untuk menjaga dan membantu melawan serangan musuh. Li Jun tidak mau melewaktan kesempatan ini untuk membalas dendam nya. Dia dan para tentara nya dibantu ketiga ajudan nya membantu menjaga gerbang utama. 5 jam berlalu. Serangan musuh sudah berkurang dan jumlah musuh sudah banyak yang tewas. Tentara kerajaan juga lumayan banyak yang tewas. Mata Li Jun tertuju ke 1 orang. Pria setengah baya dengan hidung agak mancung dan luka di bagian kanan wajahnya. Li Jun telah menemukan musuh bebuyutan nya. Seseorang yang sangat ingin dia bunuh. Pria tua itu kemudian pergi membawa semua pasukannya yang tersisa. Benteng selamat dan musuh mundur. Kemenangan. Rakyat senang meski tak sedikit dari mereka berduka. Li Jun pulang ke rumah. Istrinya menyambut kedatangan dia dengan linangan air mata. Dia sangat bahagia melihat sang suami telah kembali dengan selamat. Li Jun kembali mandi dan langsung beristirahat. Besoknya dia kembali bertugas di benteng pintu utama. Dari pukul 7 pagi sampe 5 sore, suasana normal dan kondusif. Li Jun pulang ke rumah dan istrinya menyambut dia dengan senang. Mereka berdua tidur. Besok nya, Li Jun dan istrinya dipanggil langsung menghadap kaisar. Mereka berdua datang menghadap kaisar. Di samping kanan kaisar ada 2 gadis cantik dari negeri seberang. Mereka dihadiahkan untuk Li Jun. Dia kaget dan langsung menatap Istrinya. Sang istri yang juga sebetulnya "sebuah hadiah" hanya bisa tersenyum saja. "Li Jun. Kami pemuda hebat. Negeri ini membutuhkan banyak pemuda seperti dirimu. Leluhurmu akan sangat kagum melihat jasa jasa mu yang begitu besar terhadap negara. Kedua gadis kembar ini masih perawan dan berusia 18 tahun. Sedikit lebih muda dari istrimu yang sekarang. Terimalah mereka untuk menjadi selir mu. Lelaki dengan banyak istri akan dipandang dengan hormat di masyarakat. Kamu adalah pemuda yang diimpikan banyak gadis di negeri ini. Mereka berdua adalah kakak adik yang sungguh beruntung untuk menjadi selir mu. Mereka berdua akan memberikan anak anak dan anak anakmu nanti akan menjadi hebat seperti dirimu. Hahahahahahahaha" kata sang kaisar dengan lantang. "Yang Mulia. Tolong perkenankan saya membahas ini dengan istri saya" kata Li Jun dengan gemetar. "Apa kamu mau menolak pemberian dariku?!" Kata kaisar dengan melotot. "Bukan Yang Mulia. Hamba tak berani. Saya akan terima hadiah dari Yang Mulia. Terima kasih banyak Yang Mulia" kata Li Jun. "Yang Mulia. Tolong izinkan saya berbicara dengan suami saya sesaat saja." Pinta A Mi. "Hmmmm. Baiklah. Aku beri kalian waktu untuk bicara di sini." Kata kaisar yang sudah mulai melunak. "Suamiku. Tolong terima saja mereka sebagai selir mu. Mereka kelak akan memberikan mu keturunan dan anak anak kita semua akan menjadi pahlawan buat negara. Suatu hari aku akan hamil dan mereka akan menggantikan aku yang tidak bisa melayanimu saat itu. Aku mohon. Terima saja, suamiku." Kata A Mi memelas. "Hahahahaaha. Anak muda. Kau lihat sendiri. Istrimu lebih bijak dan paham daripada dirimu. Hahaha ha. Tapi aku akui kamu pria sejati yang sangat setia. Baik. Itu saja. Kalau kamu bisa menjalankan tugas dengan baik, kami akan kuberikan kenaikan pangkat!" Kata sang kaisar dengan wibawa yang tak tertandingi itu. Mereka berdua Akhirnya diminta untuk kembali dengan kedua wanita itu. Meski hati agak berat, A Mi juga paham dia hanya hadiah dari kaisar untuk sang pahlawan. Mungkin ini adalah "bonus" dari kerja keras nya. A Mi tahu dia akan segera mengandung anak Li Jun dan saat itu Li Jun butuh "pengganti" dirinya selama sedang hamil. Rumah L Jun ada 1 kamar sisa dan kedua gadis itu yang sekarang sudah menjadi selir nya akan segera mendiami kamar itu. Mereka berdua bernama Peng Gang Gu dan Peng A Chao. Malamnya mereka berdua menghabiskan waktu untuk membersihkan rumah Li Jun. Posisi mereka hanya selir dan wajar saja disuruh suruh layaknya pembantu. Mereka senang saja bekerja untuk sang pahlawan dan nyonya pahlawan itu. Apes bagi L Jun, mereka berdua sedang datang bulan. Dalam waktu 1 minggu, mereka berdua sudah sangat akrab dengan nyonya pahlawan tersebut yang tak lain adalah A Mi. Mereka bertiga selalu pergi bersama seperti kakak adik. Sungguh keluarga impian bagi semua pria di abad 21. Suatu malam, sang istri ingin bercinta dengan sang suami. Tak ada yang tak lazim sampai... A Mi meminta sang suami membawa kedua gadis itu untuk bercinta bersama karena mereka sudah melewati masa haid. Seru nya lagi A Mi meminta sang suami untuk mengambil keperawanan mereka berdua. Sang suami dengan senang hati setuju dengan permintaan sang istri. (Cuckold zaman sebelum masehi). Li Jun menyuruh kedua gadis itu untuk membersihkan diri karena mereka akan diajak bercinta bersama sang nyonya. Li Jun malam itu akan berbagi kehangatan dengan mereka bertiga. A Mi muncul dan meminta sang suami menunggu di kamar. A Mi alias sang nyonya menyuruh mereka mandi bersama tanpa si nyonya tapi si nyonya mau melihat mereka berdua mandi. Awalnya mereka agak malu tapi karena sesama wanita ya lanjut saja. Setelah mereka berdua saling memandikan, A Mi mendandani mereka berdua sampai cantik untuk acara pelepasan keperawanan mereka. Setelah didandani, mereka berdua masuk ke kamar tanpa busana. Rambut kemaluan mereka sudah dicukur bersih. Li Jun terpukau dengan kecantikan mereka berdua. Sang nyonya kini membuka semua pakaian nya. 3 wanita cantik siap melayani sang pahlawan. Mereka bertiga dengan cepat melepas semua pakaian Li Jun sampai dia juga telanjang. Setelah ditelanjangi oleh mereka bertiga, A Mi menyuruh mereka menjilati seluruh tubuh suaminya. Wajah Li Jun dicium dan dijilat oleh lidah lidah mereka berdua. Telinga, pipi, hidung, dagu sampai leher, d**a juga ketiak sampai perut nya yang berotot itu tak luput dari lidah mereka berdua. Mereka berdua kaget dan agak malu saat melihat kemaluan sang pahlawan. "Ah besar. Keras. Kak. Geli." Kata A Chao. "Iya. Geli ih. Serem. Aku takut dek." Kata Gang Gu. Mereka tertawa dan agak cemas. A Mi muncul dari belakang dan menyuruh mereka menyentuh dan menatap kemaluan suaminya dengan seksama. Mereka berdua menurut dan 4 tangan itu bergantian meraba raba batang kemaluan sang jawara. "Benda yang membuat kalian takut dan geli tadi akan mengambil keperawanan kalian berdua. Benda itu juga akan membuahi rahim kalian nanti. Cintailah dan perlakukan benda itu dengan baik. Benda itu juga mampu memberikan kalian kenikmatan luar biasa dan membuat kalian ketagihan. Paham adik adik ku tersayang?" Kata A Mi yang berada di antara mereka berdua. A Mi terlihat Seperti seorang ibu yang sedang memberikan pelajaran seks kepada kedua anak gadisnya. Mereka tersenyum dan tertawa kecil. "Sekarang kalian berdua coba gunakan lidah kalian. Jilat Semua permukaan p***s itu sampai bersih. Sebentar lagi kalian akan kehilangan kegadisan kalian berdua. Kalian akan berterimakasih kepada benda itu" ledek A Mi ke kedua "adik" nya. Mereka berdua saling bertatapan dan tertawa. Akhirnya lidah mereka keluar dan mulai mengerjakan perintah sang nyonya. Li Jun sangat menikmati 2 lidah yang sedang bermain main di p***s nya. Kedua tangannya meremas kasur dan selimut di dekatnya. Nafasnya mulai tidak beraturan. A Mi kemudian menunjuk buah zakar suami nya. Mereka diminta untuk memijat benda itu dengan pelan dan lembut. Mereka berdua baru sadar ada kantong di bawah kemaluan sang pahlawan. Kedua tangan Mereka meraba raba benda itu. A Mi sambil tersenyum memegang kantong itu dan berkata kalau di dalam ini ada cairan yang nanti nya akan membuahi rahim mereka bertiga. Gang Gu dan A Chao terkejut dan kagum. Mereka berdua mulai memainkan dan memijat buàh zakar itu dengan pelan. Air mata dan air liur Li Jun menetes karena dia sudah tak kuasa menahan nikmat atas perlakuan ketiga wanita cantik itu. Sang istri masih berpakaian lengkap. Dengan sabar Dia membimbing kedua selir itu untuk belajar memuaskan tuan nya. Setelah cukup lama memijat buah zakar itu dengan jari jari lentik dan kulit lembut mereka, A Mi menyuruh mereka berdua berhenti. A Mi mengadakan undian. Yang namanya keluar duluan, akan diperawani oleh suami nya pertama kali. Yang kalah diminta untuk menunggu. Nama A Chao keluar dan dia berteriak senang karena keperawanan dia akan diambil oleh sang pahlawan. A Mi dan Gang Gu duduk berdua melihat sang gadis muda untuk diperawani. Mereka berdua duduk dengan dekat agar bisa melihat jelas proses diambilnya kegadisan A Chao. "Sayangku. Suamiku. Nikmatilah kedua selir ini. Aku di sini masih setia menemani dirimu dan menyaksikan mu bercinta dengan mereka. Betapa beruntung nya kamu, oh suamiku karena malam ini engkau akan mengambil keperawanan 2 orang gadis cantik" kata A Mi dengan lembut. "Istriku. Terima kasih atas kerelaan dirimu yang membiarkan aku menikmati mereka berdua. Aku akan tetap setia denganmu." Kata Li Jun. A Chao mendekati sang tuan. Dia naik ke atas ranjang dan berbaring di samping Li Jun. Li Jun kemudian naik ke tubuh gadis cantik yang akan mempersembahkan keperawanan nya itu. L Jun mulai mencium kening gadis itu dengan lembut. Wajah cantik gadis itu dicium dan bibirnya dikecup dengan lembut dan mesra. Air mara kebahagiaan menetes di wajah A Chao. Mereka berdua akhirnya berciuman dengan lembut. Setelah selesai berciuman, L Jun turun ke p******a sang gadis yang lumayan montok dan berisi. Sedikit lebih kecil dari istrinya tapi lumayan berisi. p****g s**u itu diputar putar oleh tangan nya dan p******a 1 nya lagi dihisap. A Chao yang masih perawan dan lugu itu mukanya sudah merah karena malu dan senang. Dicumbu dan dinikmati oleh seorang lelaki sejati dan juga pahlawan adalah suatu kebanggan terbesar bagi para gadis di masa nya saat itu. Bahkan orang tua Mereka berharap anak gadis nya dijadikan selir. A Chao mulai mendesah. Meski demikian, dia berani melihat dan tampak senang saat tuan nya sedang menikmati p******a nya dan memainkan p****g susunya. Setelah Li Jun puas meremas remas dan menyusu di gadis belia itu, dia turun dan mencium perut gadis cantik itu seraya berkata kalau dia juga akan memberikan benih nya kepada A Chao. Mendengar perkataan itu, A Chao tersenyum lebar dan air mata nya menetes. Gang Gu pun terharu dengan keberuntungan kakak nya. Gang Gu sendiri sudah membayangkan kalau rahim nya nanti akan diisi oleh benih sang jagoan. Li Jun kemudian memainkan jari jari nya di v****a tanpa rambut itu. Sangat terlihat jelas belahan v****a sang gadis perawan yang keperawanan nya akan dipersembahkan sebentar lagi. "Oh... tuan... enak sekali tuan... ohhh...jangan tuan... ampuni hamba tuan... hamba... ahhh.. tak pantas tuan berbuat seperti itu... ohhhh ahhhhh.... ampuni hamba tuan... ahhhh " teriak A Chao. Vagina gadis itu dimainkan oleh lidah Li Jun dan k******s nya dimainkan oleh jari jarinya. Tak heran gadis cantik itu mendesah dengan luar biasa. "Oh tuan. Terima kasih tuan. Hamba sungguh tersanjung saat tuan memainkan v****a tubuh hamba yang paling intim itu". Kata A Chao memelas dan menatap dengan mata sayu berbinar binar. "Nikmati saja adik kecil ku" kata Li Jun dengan santai dan mesra. Li Jun yang sudah membuat v****a gadis itu basah, kini akan segera menghunus v****a perawan itu. p***s itu sudah di depan bibir v****a sang gadis. Pelan pelan p***s itu mulai masuk ke dalam v****a nya dan akhirnya A Chao berteriak keras karena rasa sakit luar biasa di v****a nya. Dengan cepat, Li Jun mencium bibir gadis yang baru saja kehilangan mahkota nya supaya dia tenang. Akhirnya L Jun mulai memompa v****a gadis itu dengan pelan. Suara rintihan masih terdengar sampai beberapa saat, suara rintihan itu berakhir menjadi desahan. Tanpa sadar, A Chao mulai memainkan p******a nya sendiri. p****g s**u itu dimainkan oleh kedua tangan nya yang lembut itu. Gadis itu sudah terangsang berat. L Jun langsung menambah tempo gerakan nya. "Oh tuan.. sungguh beruntung dan enak sekali tuan.. tuan... oh... ohhh ahhh AHHH. Aku... ohhh. Sangat beruntung.... ah.. aku... diperawani... ahhhh...oleh tuan..." kata gadis itu sambil mendesah. L Jun tersenyum. Gadis itu akhirnya mendapatkan o*****e nya untuk pertama kali. "Tahan sebentar, adik kecil. Aku sebentar lagi tiba.. aAHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh ". Teriak Li Jun. Penis nya ditarik dan dia mengeluarkan s****a nya di perut gadis manis itu. A Chao terpana melihat cairan putih yang keluar dari kemaluan sang jagoan. "Apakah itu cairan yang seharusnya membuahi rahimku?" Katanya dalam hati. "Oh tuan. Aku... ohhhh nikmat sekali tadi tuan." Desah A Chao. "Adik kecil. Panggil aku kakak saja ya. Kakak sayang kamu. Jadilah selir yang baik ya. Bantulah kak A Mi. Aku senang kalian begitu dekat dan saling jaga". Kata Li Jun dengan lembut. Setelah itu mereka berdua beristirahat. Gang Gu dan A Mi melihat jelas bagaiamana proses diambilnya keperawanan itu. Sekarang A Chao diminta untuk kembali dan Gang Gu diminta oleh nyonya untuk membersihkan kemaluan Li Jun dengan mulut dan lidahnya. Dengan senang hati sang gadis pergi ke arah Li Jun. Bagi nya adalah suatu kebanggaan dan kehormatan besar bisa memuaskan sang tuan muda. Gang Gu sebetulnya takut ketika keperawanan dirinya akan diambil dalam waktu dekat ini. Rasa takut itu namun hilang ketika dia tahu lelaki itu adalah sang pahlawan idaman para gadis. Adalah suatu kebanggaan bila diberikan kesempatan untuk memuaskan sang pahlawan. Kemaluan sang jagoan dilihat seperti pedang dewa. A Mi menyuruh gadis itu untuk berbaring dan melayani tuan nya. Gang Gu akhirnya mendekat ke arah L Jun dan mulai b******u dengan sang tuan. Mereka berdua mulai berciuman dan tangan L Jun mulai meraba raba p******a Gang Gu yang lebih kecil dari A Chao. Li Jun tetap saja bernafsu. Wajah cantik dan imut ala anak anak ini semakin membangkitkan gairah sang pahlawan. Wajah cantik imut itu dicium berkali kali dan p******a nya yang agak kecil itu dimainkan p****g s**u nya dengan jari jari L Jun. Sang jawara merasa sangat gemas dengan gadis ini karena meski kembar, tubuh dia sedikit lebih kecil. Li Jun merasakan sensasi berbeda saat dia menikmati tubuh gadis ini. Dia sangat senang memainkan p******a gadis ini. "Tuan. Nikmat sekali... ahhh... ohhh..mmmhhh geli tuan." Katanya mendesah. "Nikmati saja ya adik manis. Nanti adik akan suka kok". Kata L Jun. L Jun kemudian turun ke perut gadis itu dan mencium perut nya. "Adik cantik. Kamu jangan dibuahi dulu rahim nya ya... tunggu beberapa tahun lagi. Hehe" kata L Jun sambil meledek. Gadis itu tersenyum malu dan senang karena dia akan mendapatkan banyak kesempatan bercinta dengan sang pahlawan nantinya. L Jun langsung turun menjilati v****a sang gadis yang masih perawan. Lidah nya bergoyang goyang memainkan k******s nya. Dia juga menjilat semua permukaan v****a itu. Saat lidahnya sedang menjilati v****a, jari jari nya memutar mutar k******s sang gadis. Hasilnya? "Ahhhhh ahhhhhh ohhhhh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh. Nikmat nya... oh... malu aku tuan... ampun..." teriak si Gang Gu. L Jun menghentikan jilatan nya dan dia tersenyum menatap kepolosan sang gadis cantik itu. "Uhhhh adik kecil yang cantik. Enak kan? Sabar ya adik sayang." Kata L Jun menggoda. Gang Gu tersenyum malu. A Mi tersenyum melihat tingkah mereka berdua. L Jun kemudian mengarahkan p***s nya dan dengan pelan tapi pasti.. kepala p***s itu mulai masuk ke v****a sang selir. "Ahhhh sakit.. pelan pelan" rintihnya. "Sabar adik cantik. Aku akan mengambil keperawanan dirimu. Berbahagialah sayang karena engkau akan aku perawani dan engkau sungguh beruntung diperawani olehku" Kata L Jun yang kemudian mencium kening gadis itu. A Chao merasa kasihan melihat adik nya mulai kesakitan. Dia mendekati adiknya dan menggenggam tangan adiknya agar Gang Gu bisa lebih nyaman. A Mi langsung menyuruh A Chao kembali ke samping nya. A Chao dipaksa oleh A Mi untuk melihat sang suami merenggut keperawanan adiknya. Tak lama kemudian, p***s alias pedang dewa itu masuk sepenuh nya ke lubang surgawi sang gadis cantik itu. "Ahhhhhhh sakit!!" Teriaknya sambil menangis. Gang Gu yakin dia akan menikmati nya karena kakaknya juga bernasib sama tadi. L Jun dengan pelan memompa v****a itu dan makin lama gerakannya semakin cepat. "Ahhhhhh ooohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh AHHH oooh ohhh ahhh " teriak gadis itu. "Nikmati.... tuan... ahhh... Hamba. Suka...." kata Gang Gu sambil mendesah. "Ampun tuan... ahhhh hamba... tak kuat.. hamba... keluar!!!" Teriak Gang Gu yang baru saja menyemburkan cairan cinta nya. "Tahan adik sayang. Aku akan menyusul... ahhhhhh aahhh....adik cantik....ahhh " L Jun mencabut p***s nya dan membuang semua s****a nya di d**a gadis itu. Gang Gu mencolek cairan putih itu dan dia amati dengan seksama. "Jadi ini yang nanti membuat aku hamil?" Katanya dalam hati. A Mi menyuruh A Chao membersihkan kemaluan tuan nya dengan mulutnya. Dia mengoral p***s itu sampai bersih. Lidah nya menjilat p***s itu dari bawah ke atas sampai lubang di ujung kepala p***s itu dibersihkan. Setelah selesai, A Mi menyuruh mereka berdiri di samping nya. A Mi menyuruh mereka melepas pakaian nyonya majikan itu. Mereka berdua kemudian menanggalkan pakaian sang nyonya sampai telanjang.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN