Bab 5. Alasan Belum Menikah

1205 Kata
Kenzie tak langsung menjawab. Ia tampak berpikir dan sikapnya berubah gusar. Dalam pikirannya, jika Leona ikut menemui Melisa, maka akan ada rasa tak enak hati. Kenzie ingin Melisa berterus terang tentang alasannya pergi tanpa pesan. Namun, jika Kenzie melarang Leona ikut dengannya, ia tak enak hati pada mertuanya. "Kenapa diem? Lu keberatan? Nih, gue kasih tau. Sekarang, beberapa jam lalu, beberapa menit lalu, gue Leona Hernandes telah sah jadi istri lu. Dengan begitu, lu sepenuhnya jadi milik gue, terlepas kita gak cinta atau gak sayang atau terpaksa menikah. Terlepas dari itu semua, lu sekarang jadi suami gue, gue jadi istri lu. Artinya, gue milik lu dan lu milik gue. Artinya lagi, gue gak akan biarin milik gue dimiliki orang lain. Paham sampe sini?" Sangat tegas Leona menjelaskan tentang status mereka berdua. Kedua pihak keluarga tercengang mendengar penjelasan Leona. Terlebih Jasmine, wanita itu sangat bahagia karena Leona dapat tegas, tidak membiar peluang bagi Kenzie berduaan dengan mantan kekasihnya. Kenzie menelan saliva, namun ia tak dapat berbuat banyak selain membenarkan apa yang diucapkan Leona. Gadis itu masih menatap lekat wajah lelaki yang berdiri di hadapannya, menunggu keputusan yang akan diambil Kenzie. "Oke. Lu boleh ikut. Kita berangkat sekarang." Mereka berdua pamit. Jasmine yakin, kalau Leona akan mempertahankan rumah tangganya agar tidak dimasuki orang ketika. Selepas mereka pergi, Benjamin datang. "Papah?" Mereka berempat kaget melihat kedatangan lelaki yang duduk di kursi roda, dibantu oleh Tio. Supir pribadi Benjamin yang sangat setia. Untung saja Benjamin baru datang sekarang, kalau tadi? Bisa gawat. Sewaktu mereka berenam masuk kamar ini, Benjamin tengah berbincang dengan beberapa rekan bisnisnya dulu. "Papah pikir kalian kemana? Ternyata berkumpul di sini semua. Papah mau pulang duluan. Badan Papah pegal." "Iya, Pah. Kita juga mau pulang sekarang. Jim, Tiara, kalian mau di sini dulu atau mau pulang juga?" tanya Kevin pada kedua orang tua Leona yang tak lain adalah besannya. "Kami juga mau pulang. Ini kan kamar pengantin baru," jawab Jimmy berusaha tersenyum, agar terlihat baik-baik saja di depan Benjamin. Lelaki tua itu tidak boleh perihal kedatangan Melisa. "Pengantin barunya memang kemana?" Keempat orang itu saling pandang satu sama lain. Mereka bingung menjawab. "Hm, mereka lagi ... lagi jalan-jalan dulu, Pah. Ya-ya mungkin karena ada kami di sini, jadi mereka pergi dulu." Jasmine beralasan meski suaranya terdengar gugup. Benjamin percaya saja walau ia tahu kalau menantunya sedang berbohong. "Oh iya, Papah hampir saja lupa. Tadi ada anak kandungnya Surya yang katanya ingin bertemu dengan kalian." "Surya buaya tua?" celetuk Jimmy tanpa disadari. Kevin melotot ke arah sahabatnya itu, memberi isyarat kalau ucapannya tidak sopan. Benjamin terkekeh mendengar pertanyaan Jimmy. "Iya, Jim. Nama anaknya Farhan. Katanya dia kenal sama kamu Jasmine, Tiara." "Oh Farhan Saputra?" terka Jasmine dan Tiara berbarengan. "Nah iya, betul. Sebaiknya kalian temui dulu. Farhan tadi bilang ia menunggu di lobby hotel. Ya udah, Papa dan Tio pulang sekarang." "Iya, Pah." Setelah kepergian Benjamin, Tiara, Jasmine, Kevin dan Jimmy menemui Farhan. Ternyata benar, kalau Farhan adalah anak kandung Surya yang terkhir kali Jimmy ketahui, Erika adalah istri Surya. "Farhan?" panggil Tiara dan Jasmine berbarengan. Mereka semuanya cukup terkejut dengan penampilan Farhan saat ini. Sudah lama sekali tidak bertemu. Terakhir bertemu saat Farhan masih tinggal di Bandung. "Tiara, Jasmine, Pak Kevin dan Pak Jimmy apa kabar?" Farhan menyalami semuanya. "Kabar kami tentu saja baik," jawab Kevin dingin. Lelaki itu terlihat kurang suka dengan Farhan. "Syukurlah." "Eh, jadi kamu anak kandungnya Pak Surya?" tanya Tiara tanpa basa-basi. Mereka duduk di sofa lobby hotel. "Iya, Tiara. Aku sangat bahagia karena akhirnya dapat bertemu dengan kedua orang tua kandungku. Dan alhamdulillah, sekarang mereka masih dalam keadaan sehat wal afiat." Kening Jimmy mengkerut mendengar sepenggal cerita yang diucapkan Farhan. "Sorry, Farhan. Seingatku dulu, bukannya Pak Surya menikah dengan Erika? Memangnya si Erika selingkuh lagi?" Jimmy teringat informasi yang dulu ia dapatkan tentang kabar Erika. Tapi, setelah Jimmy tahu tentang Erika yang tega menyelingkuhi Prasetya dengan lelaki tua bangka, Jimmy tak lagi mendengar informasi lainnya. Mendengar nama Erika, ingatan Tiara kembali pada masa lalu. Wanita itu telah membuat hubungan baik antara Tiara dan Prasetya hancur sampai akhirnya Prasetya meninggal dunia karena kecelakaan. "Enggak. Emang benar, Papaku pernah nikah sirri dengan Erika. Tapi, di hari pertama aku tinggal di rumah Papa Surya, Erika tertangkap polisi di salah satu club malam. Menurut keterangan polisi, Erika positif mengkonsumsi narkoba, menjual belikan barang haram itu dan akan melakukan pesta seks. Setelah itu, aku gak tau lagi kabarnya bagaimana? Papa juga enggak mau tau. Alhamdulillah, Tuhan mentakdirkan Papaku dan mamaku yang bernama Ratih rujuk kembali. Sampai sekarang rumah tangga kedua orang tuaku baik-baik saja." Mereka berempat manggut-manggut mendengar cerita yang disampaikan Farhan. Sedikit pun Jimmy maupun Kevin tidak menyangka kalau Erika hidupnya berakhir di dalam penhara. "Syukurlah kami ikut senang, Farhan. Nah terus, kamu sendiri pasti udah nikah 'kan? Nikah sama siapa? Apa kamu nikah sama si Alya itu?" telisik Tiara tak sabar sambil melirik Jimmy yang menggelengkan kepala. Sebelum menjawab, Farhan melirik Jimmy sambil tersenyum. "Enggak. Aku gak nikah sama dia. Nama istri aku Aisyah. Gadis Jogya bukan gadis Bandung." Farhan menjawab. Bibirnya tak henti menyunggingkan senyum. Dua lelaki yang usianya lebih dari setengah abad itu memilih diam. Membiarkan istri-istri mereka berbicara dengan teman kampusnya. "Waduh, aku pikir kamu nikah sama si Alya. Tapi, si Alya udah nikah 'kan?" Lagi, Tiara masih saja membahas mantan kekasih Jimmy yang menurutnya gagal move on. "Tiara, kenapa sih dari tadi kamu tanyain si Alya terus? Emang wanita itu penting banget?" tegur Jasmine mulai tak suka dengan pertanyaan Tiara tentang Alya, anak bungsu Mang Asep dan Bi Asih. "Bukan masalah penting gak penting, Jas. Aku cuma ingin memastikan penggemar suamiku aja. Apa dia udah nikah atau belum? Kalau udah nikah sih, alhamdulillah ...." Tiara menanggapi santai pertanyaan sahabatnya. "Sayangnya Alya sampai saat ini belum nikah." "Apa?" Dua wanita itu bertanya serempak. "Iya. Alya emang belum nikah. Bulan lalu perusahaan kami dan perusahaannya menjalin kerja sama dalam bidang property. Waktu aku tanyain udah nikah apa belum? Dia bilang belum." Pemaparan yang disampaikan Farhan membuat kedua mata Tiara terpejam sejenak sambil menghela napas berat. "Han, si Alya bilang gak, alasan apa yang membuat dia belum juga nikah sampai sekarang?" Jasmine menyilangkan kedua tangan di depan d**a melihat ekspresi Tiara yang penasaran dengan kehidupan Alya. Padahal menurut Jasmine, Tiara tidak perlu tahu tentang keadaan wanita itu. "Sayang, apa kamu gak ada bahasan lain? Kalau gak ada, lebih baik kita pulang sekarang." Jimmy menyela. Lama-lama ia mulai tak nyaman dengan obrolan istrinya dengan Farhan. Kevin dan Jasmine saling pandang. Mereka paham, akan keadaan Jimmy yang tidak mau wanita di masa lalunya dibahas. Tetapi, mereka juga paham, misalnya Tiara bertanya-tanya tentang sosok wanita yang sulit move-on dari suaminya. "Sebentar ya, aku cuma pengen tau aja alasannya. Setelah itu, aku gak akan bahas Alya lagi. Oke?" Tiara berkata, menatap lekat wajah suaminya. Jimmy tak dapat berbuat banyak. "Jadi gimana, Han? Dia bilang gak, alasannya kenapa sampe sekarang belum nikah?" Tiara masih saja penasaran. Ia ingin sekali tau alasan Alya hingga saat ini belum juga mau menikah. Sementara Jasmine, menggelengkan kepala melihat tingkah sahabatnya. Farhan menoleh pada Jimmy, Kevin dan Jasmine. Kemudian, pandangannya fokus menghadap Tiara. "Bilang. Alya bilang sama aku kalau alasan dia belum nikah sampe sekarang karena ... karena belum bisa melupakan cinta ke mantan pacarnya. Tapi, aku gak tanya siapa nama mantan pacarnya."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN