Satu minggu telah berlalu sejak Gita mengatakan jika dirinya berhenti bekerja untuk Mirza. Selama satu minggu itu pula Mirza merasa sedikit hampa. Tidak ada lagi yang bisa ia usili. Rasanya, Mirza jadi sedikit merindukan kehadiran Gita. Duduk bersila di atas sofa sembari berselancar di internet, pikiran Mirza masih tertuju kepada Gita. Sejak tadi pagi, perempuan itu berhasil mendominasi kepala Mirza dengan terus memikirkannya. “Ada apa dengan gue hari ini?” cicit Mirza heran. Sekali lagi Mirza menggelengkan kepala untuk mengusir Gita dari pikirannya. Namun bukannya hilang, pikiran tentang Gita malah semakin menyerangnya bertubi-tubi. Membuat Mirza merasa sangat kesal hingga berdecak berkali-kali. Beberapa hari ini, Mirza sering menanyai Bi Nur tentang Gita. Sekedar bertanya bagaimana ke